Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petualangan Berkesenian di Empat Kota Eropa

Kompas.com - 31/01/2015, 11:37 WIB

Koln, kota tua yang bergairah

Dari stasiun Brussel Midi menuju stasiun Köln Hauptbahnhof waktu tempuh perjalanan hanya 1,47 jam menggunakan  kereta api high-speed Thalys. Tiket tarif semi flex (gratis wifi) seharga 86 euro (pp). Pagi itu, Sabtu, 6 Desember 2014 pukul 08.15 udara sangat dingin disertai hujan rintik-rintik. Saya  melangkah menuju Kölner Dom yang berjarak persis di belakang stasiun. Walaupun telah beberapa kali mengunjungi kota ini, saya tetap saja terpikat dengan Kölner Dom.

Pada Perang Dunia II kota Koln hancur lebur berantakan hampir 72 persen. Bangunan yang tersisa hanya Kölner Dom, sebuah gereja gothic peninggalan abad 18 yang berdiri megah dengan tinggi 157,38 meter.

Kölner Dom merupakan sebuah peninggalan sejarah kota menjadi ikon unik kebanggaan warga setempat. Beruntung wajah kota tua ini masih tersisa apik, berkat ketulusan warganya menjaga dan melestarikan keunikannya.  Wajah kota tua itu bukanlah menggambarkan kerentaan, melainkan simbol gairah untuk menginspirasi kaum muda dengan harapan kejadian buruk di masa lalu tak terulang kembali.

Selang beberapa saat kemudian, saya dihampiri  Nyoman Suyadni, pemilik sanggar seni Bali Puspa yang mengundang saya dalam rangka pelatihan gamelan Bali selama 2 hari. Bersama suaminya Ralf Mindhoff, Nyoman mendirikan sanggar Bali Puspa pada tahun 1995 yang beranggotakan warga Jerman dan Indonesia.

MADE AGUS WARDANA Bersama mahasiswa Indonesia di Koln, Jerman.
Dalam pelatihan ini, saya mengajarkan materi seni Legong Keraton. Legong adalah sebuah tarian klasik Bali dengan gerakan yang kompleks, terikat oleh pakem tabuh pengiring yaitu gamelan Bali. Antara gerak tari dan aksen (angsel) gamelan saling menyentuh satu sama lain sehingga menyatu dalam penampilan.

Tingginya kesulitan teknik gamelan Bali ini menjadi penyebab utama keterlambatan menguasai gending-gending legong tersebut. Namun demikian, kemauan dan niat yang besar ditambah gairah tekad membaja pada akhirnya mereka berhasil menguasai  teknik gamelan Bali yang dikenal cepat dan berenergi.

Den Haag, kota akrab bermakna sahabat

Menjalin persahabatan kepada siapa saja mutlak kita perlukan. Bersahabat sambil  membangun networking sangat menunjang kelancaran apa yang ingin kita raih. Berkat persahabatan pula saya memperoleh kesempatan mempertunjukan kesenian Bali di Den Haag, Belanda.

MADE AGUS WARDANA Banjar Suka Suka Belanda di Den Haag.
Sebut saja Winternachtel Festival, Tong Tong Festival, Pasar Malam Indonesia (PMI), Workshop kecak di American School of The Hague, Konser Visit Indonesian Year 2008 serta gamelan dan kecak dalam perayaan Galungan-Kuningan. Semua itu menambah lengkap daftar pertunjukan yang saya lakukan di kota Den Haag.

Pada hari Sabtu tanggal 13 Desember 2014, dari Stasiun Brussel Central saya tiba tepat pukul 10.30  di Stasiun Den Haag Central. Perjalanan ditempuh selama 2,5 jam dengan train IC (intercity). Tiket seharga 40 euro (pp).

Hari itu adalah jadwal latihan rutin bulanan  mengajarkan gamelan untuk komunitas Bali "Banjar Suka Duka Belanda" di KBRI Den Haag.  Materi seni yang dipelajari di antaranya tabuh gilak, sekar rare  ongkek ongkir, gending merah putih, pendet, baris serta musik prosesi Bleganjur.

MADE AGUS WARDANA Banjar Suka Duka Belanda di KBRI Den Haag.
Penabuh gamelan ini berjumlah 30 orang, 90 persen adalah wanita. Mereka sungguh luar biasa. Kenapa?  Satu, karena mereka wanita. Kedua, karena mereka tidak melupakan budaya dan identitasnya. Ketiga, semangatnya menggelora. Padahal kesibukan dengan keluarga, pekerjaan dan  waktu menjadi hambatan utama bagi mereka. Syukurlah, mereka tulus  menyisihkan waktu untuk menjaga dan melestarikan budayanya.

Kota Den Haag terkenal dengan sebutan kota pemerintahan. Dari sudut pandang berkesenian, Den Haag adalah kota akrab bermakna sahabat. Saya tidak akan pernah lupa bahwa berkat kota ini pula saya mengenal para sahabat seni yang memberikan ruang, waktu dan tempat untuk saya berkesenian di negeri Belanda.

MADE AGUS WARDANA Gamelan Bali di Paris
Paris, jauh di mata dekat di hati

Jarak antara kota Brussel dengan kota Paris adalah 300 kilometer. Mengendarai mobil ditempuh dengan waktu 3,5 jam non-stop sedangkan menggunakan kereta api Thalys hanya 1 jam 22 menit. Tiket Thalys tarif semi flex seharga 118 euro (pp).  Saya memilih Thalys karena lebih praktis, cepat dan efisien daripada mengendarai mobil.

Hari itu, Jumat 9 Januari 2015  pukul 16.15 saya tiba di Stasiun Gare du Nord Paris. Dengan perasaan was-was dan khawatir terhadap suasana Paris yang mencekam pasca penembakan di kantor koran satir Charlie Hebdo. Berkali-kali saya memantau informasi lewat media tentang situasi update kejadian tersebut.

Persis hari itu juga, polisi Perancis mengerahkan pasukan khusus untuk mengejar pelaku penembakan.  Pada malam itu juga, pelaku penembakan berhasil dilumpuhkan. Ketegangan demi ketegangan terlihat mencekam di berbagai media massa. Breaking News hampir di semua stasiun televisi. Berbeda dengan pengamatan saya di lapangan bahwa masyarakat Paris merespon dengan tenang dan biasa saja melakukan aktifitas.

MADE AGUS WARDANA Bermain suling dengan latar belakang menara Eiffel di Paris.
Setelah beberapa saat menunggu, Hsiao dan Theo, warga Taiwan dan Perancis anggota grup Puspa Warna gamelan Bali dari Paris datang menjemput. Bersama mereka saya menaiki metro (kereta bawah tanah) menuju Menara Eiffel. Seperti turis pada umumnya,  berfoto sejenak di atas Place du Trocadéro, sambil memandang Menara Eiffel dari jarak 200 meter.  Sesekali termenung dan bersyukur karena sudah hampir 10 kali ke Paris, hati saya selalu tergoda di hadapan menara Eiffel.

Tiba saatnya, saya mengajar gamelan Bali di ruang kesenian KBRI Paris. Sekitar 18 orang penabuh warga Perancis secara tekun berlatih beberapa gending tari barong, kebyar duduk, topeng Bondres, baris selama 2 hari. Dalam agenda pertunjukan, Grup Puspa Warna akan menggelar pertunjukan gamelan dan tari Bali yang akan diselenggarakan pada tanggal 12-13 Maret 2015 di Paris, Perancis. (MADE AGUS WARDANA, tinggal di Belgia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Kota Batu Cocok untuk Olahraga, Event Sport Tourism Akan Diperbanyak

Travel Update
Lihat Sunrise di Gereja Ayam Bukit Rhema Harus Reservasi Dulu, Ini Cara dan Tarifnya

Lihat Sunrise di Gereja Ayam Bukit Rhema Harus Reservasi Dulu, Ini Cara dan Tarifnya

Travel Update
Perjalanan Salatiga-Yogya-Pacitan yang Indah, Menikmati Pesona Pantai Banyu Tibo dan Buyutan

Perjalanan Salatiga-Yogya-Pacitan yang Indah, Menikmati Pesona Pantai Banyu Tibo dan Buyutan

Jalan Jalan
Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur, Pesona Sunrise Dikelilingi 5 Gunung

Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur, Pesona Sunrise Dikelilingi 5 Gunung

Jalan Jalan
5 Hotel Dekat Ocean Park BSD, Bisa Jalan Kaki

5 Hotel Dekat Ocean Park BSD, Bisa Jalan Kaki

Hotel Story
5 Penginapan dekat Kebun Raya Cibodas

5 Penginapan dekat Kebun Raya Cibodas

Hotel Story
10 Tempat Wisata Keluarga Terbaik di Dunia 2024, Ada Resor di Bali

10 Tempat Wisata Keluarga Terbaik di Dunia 2024, Ada Resor di Bali

Jalan Jalan
7 Wisata Ramah Anak di Bandung, Cocok untuk Liburan Sekolah

7 Wisata Ramah Anak di Bandung, Cocok untuk Liburan Sekolah

Jalan Jalan
9 Wisata Malam di Solo, Kunjungi Saat Mampir

9 Wisata Malam di Solo, Kunjungi Saat Mampir

Jalan Jalan
6 Tips Penting untuk Merencanakan Liburan Keluarga

6 Tips Penting untuk Merencanakan Liburan Keluarga

Travel Tips
3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Travel Update
Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Travel Update
Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Travel Update
7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com