Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepulauan Seribu, Menyandarkan Harapan pada Wisata

Kompas.com - 02/02/2015, 18:20 WIB
SENYUM Nurdin (35) mengembang saat mengawasi buruh menyelesaikan pembangunan penginapan di tepi Pulau Harapan, Kepulauan Seribu, Jakarta, Jumat (23/1/2015) sore. Senyum itu menandai optimisme terhadap pengembangan wisata di pulau seluas 6,7 hektar tersebut.

Bangunan dua lantai yang didirikan Nurdin di atas lahan reklamasi itu merupakan penginapan ketujuh yang dia miliki. Posisi penginapan menghadap ke laut lepas dan terdiri atas 18 kamar. ”Kira-kira empat atau lima bulan lagi selesai,” ujar Nurdin sembari duduk santai di atas batu karang, ditemani istri dan anaknya.

Aktivitas pariwisata di pulau yang terletak sekitar 60 kilometer di utara Jakarta ini tengah menggeliat dalam tiga tahun terakhir. Penginapan (homestay) bermunculan. Warga beralih pekerjaan menjadi pemandu wisata. Kapal penumpang pun dipenuhi wisatawan pada akhir pekan.

Nurdin merupakan potret warga yang berhasil menangkap peluang dari geliat wisata ini. Sejak 2007, Nurdin memulai usaha di bidang wisata. Selain menjadikan tempat tinggalnya sebagai penginapan, dia juga menjadi pemandu dan menyewakan perahu untuk berkeliling ke pulau-pulau sekitar.

Seiring dengan pesatnya kunjungan wisata ke Pulau Harapan, usaha Nurdin terus berkembang. Pada 2008, ia mendirikan usaha penginapan yang kedua. Penginapan seluas 204 meter persegi dengan lantai keramik itu terdiri atas delapan kamar. Tiap kamar berkapasitas delapan orang.

KOMPAS/PRIYOMBODO Penginapan tumbuh di pinggir laut di Pulau Harapan, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jumat (23/1/2015). Berdasarkan data Kelurahan Pulau Harapan, hingga Januari 2015 terdapat 119 penginapan bagi wisatawan yang berkunjung ke tempat itu dari sebelumnya hanya 86 penginapan pada 2013.
Dulu, untuk membangun penginapan ini, Nurdin harus mengajukan kredit pinjaman kepada tetangga sebesar Rp 410 juta. Kini, dia mampu merogoh kocek sendiri untuk membangun penginapan senilai Rp 1 miliar di tepi laut yang dia namai Baronang 7.

Nurdin juga mempunyai tiga perahu kayu yang digunakan untuk mengantar wisatawan. Seluruh fasilitas yang dia miliki merupakan penopang usaha biro wisatanya. Dengan kata lain, Nurdin tidak lagi perlu menyewa penginapan ataupun perahu saat Pulau Harapan dipadati wisatawan.

Dengan mengenakan paket wisata Rp 350.000 per orang untuk setiap 10 wisatawan yang datang, Nurdin mampu meraup keuntungan hingga Rp 1,9 juta. Saat musim puncak liburan, dia bisa menangani 200 wisatawan per pekan.

Tukang becak naik kasta

Warga lain pun berlomba-lomba mendapatkan berkah dari aktivitas wisata tersebut. Salah satu caranya dengan menjadi pemandu wisata.

Junaedi (40), pengayuh becak di Pulau Harapan, misalnya, juga menyambi menjadi pemandu wisata di akhir pekan. Saat ramai wisatawan, Junaedi menyimpan becaknya di samping rumah, berganti pakaian, lalu bergegas menjemput wisatawan di dermaga.

KOMPAS/PRIYOMBODO Wisatawan snorkeling di Gusung Pulau Perak, Kelurahan Pulau Harapan, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Kepulauan Seribu, Sabtu (24/1/2015). Snorkeling, susur pulau, dan jalan-jalan menikmati keindahan matahari terbenam merupakan aktivitas yang mengasyikkan di Pulau Harapan.
”Awalnya saya ditawari teman yang biasa mengurusi wisatawan. Karena butuh uang, ya, saya langsung mau. Lumayan, setiap mengantar turis bisa dapat Rp 100.000 per hari,” kata Junaedi yang tinggal di rumah petak ukuran 5 meter x 2,5 meter.

Penghasilan menjadi pemandu wisata cukup membantu Junaedi menghidupi istri dan empat anaknya. Dulu, dari mengayuh becak, dia hanya memperoleh penghasilan Rp 40.000-Rp 50.000 per hari.

Junaedi belajar secara otodidak sebagai pemandu dengan mendampingi rekannya yang terlebih dahulu memandu turis selama lima bulan. Junaedi sadar, menjadi pemandu wisata tidak sekadar mengantar turis berkeliling pulau, tetapi juga bertanggung jawab atas keselamatan mereka saat snorkeling di perairan.

”Awalnya saya hanya dikasih uang makan paling banyak Rp 20.000 sehari. Setelah bisa memandu turis sendiri, baru dapat Rp 100.000,” ucap Junaedi.

Yudi (35), pengayuh becak lainnya di Pulau Harapan, juga menjadi pemandu wisata dadakan. Bedanya, Yudi hanya berani mengantar turis berkeliling pulau karena dia belum terbiasa menggunakan alat snorkeling di tengah laut.

Bahara (45), sesama pengayuh becak, turut kecipratan rezeki. Dia tidak menjadi pemandu, tetapi membuka penyewaan alat snorkeling dan kamera kedap air selama tiga tahun terakhir. Bahara punya 100 set alat snorkeling, terdiri dari pelampung, masker, snorkel, dan kaki katak (fin), serta dua kamera kedap air.

KOMPAS/PRIYOMBODO Dua wisatawan bergandengan tangan membentuk tanda jantung hati perlambang cinta dengan latar belakang matahari terbenam di Pulau Bulat, Kelurahan Pulau Harapan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Sabtu (24/1/2015). Snorkeling, susur pulau, dan menikmati keindahan matahari terbenam ditawarkan dalam paket wisata yang dapat dinikmati pengunjung pulau di bagian utara Kepulauan Seribu tersebut.
Alat snorkeling dia sewakan Rp 35.000 per set dan kamera Rp 150.000 per unit.

Bahara mengatakan, dari penyewaan alat snorkeling, dirinya mampu memperoleh penghasilan tambahan sekitar Rp 1,2 juta per pekan, melampaui pendapatannya sebagai pengayuh becak yang hanya Rp 50.000 per hari.

Dialiri listrik

Sekretaris Kelurahan Pulau Harapan Ardani mengungkapkan, aktivitas wisata di Pulau Harapan mulai berkembang sejak tahun 2012, setelah pulau ini dialiri listrik 24 jam nonstop melalui kabel laut pada awal 2011.

Ia menambahkan, kunjungan wisatawan saat ini menjadi penggerak ekonomi di pulau berpenduduk 1.760 jiwa tersebut. Hal ini terlihat dari pertumbuhan penginapan, menjamurnya biro wisata, dan antusiasme warga menjadi pemandu.

Berdasarkan data kelurahan setempat, pada tahun 2011 hanya terdapat 16 penginapan di Pulau Harapan. Jumlah ini meningkat menjadi 86 penginapan tahun 2013 dan menjadi 119 penginapan pada Januari 2015.

Kondisi ini berbanding lurus dengan tingkat kunjungan wisatawan yang terus bertambah. Sebagai gambaran, kunjungan wisatawan ke Pulau Harapan pada Mei 2013 sebanyak 2.212 orang. Pada bulan yang sama tahun 2014, kunjungan mencapai 4.808 wisatawan. Pada Oktober 2014, tercatat 5.346 wisatawan yang berkunjung ke pulau ini.

KOMPAS/PRIYOMBODO Wisatawan berfoto selfie di Pulau Genteng Kecil, Kelurahan Pulau Harapan, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kepulauan Seribu, Minggu (25/1/2015). Hamparan pasir putih di pantai pulau-pulau kecil di kepulauan seribu menjadi daya tarik wisata.
Camat Kepulauan Seribu Utara Agus Setiawan mengakui, ramainya wisatawan ke Pulau Harapan membawa manfaat ekonomi sekaligus ekses sosial. Karena itu, untuk mereduksi dampak negatif, terutama terkait peredaran narkoba dan minuman keras, barang bawaan turis diperiksa saat mereka tiba di pelabuhan.

Terkait keselamatan turis dan persoalan lingkungan, pemerintah secara rutin mengadakan pertemuan dengan pemandu wisata. Dalam pertemuan itu antara lain diulas mengenai standar keselamatan wisatawan dan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.

Soal lingkungan, hal tersebut tak bisa diabaikan karena itulah yang menjadi daya tarik bagi wisatawan. Warga menyadari, mereka sangat menggantungkan harapan pada kelestarian lingkungan Pulau Harapan. (HARRY SUSILO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com