Pikiran pun melayang, kembali ke pekan-pekan lalu, saat kami bertiga melakukan perjalanan membelah Nusa Ina atau Pulau Ibu dari Desa Mosso sampai Huaulu. Dua teman saya ini memakai atribut yang bertuliskan Murkele, di kaos lapangannya, dan satunya lagi di daypack yang ia pakai selama dua minggu perjalanan kami.
Gunung Murkele merupakan puncak tertinggu kedua setelah Binaiya dalam jajaran Pegunungan Manusela. Gunung ini merupakan jantung Nusa Ina, lantaran berada di tengah Pulau Seram.
Kata Murkele berasal dari bahasa asli Nunusaku, berarti “besar” atau “cahaya terbit”. Pada hari kelima perjalanan, kami sampai di Desa Selumena, kaki Gunung Murkele. Kami membasuh diri dengan segarnya aliran sungai Way Isal dari mata air Gunung Murkele.
Di puncak gunung itu pusat kebudayaan Nunusaku yang tidak terjamah oleh para pecinta alam. Orang tertentu saja yang pernah menjamah puncak setinggi 2.750 meter dari muka laut ini. Tentunya, bagi mereka yang mampu berkomitmen untuk tetap memendam misteri Murkele.
(Emanuel Wahyu Anggono - Artikel ini pernah dimuat dalam majalah National Geographic Traveler)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.