Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pepes Sidat Khas Banyuwangi nan Nikmat

Kompas.com - 26/03/2015, 14:35 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Bukan hanya terkenal dengan tempat pariwisatanya, Kabupaten Banyuwangi juga terkenal dengan wisata kuliner yang lezat. Seperti di Resto Singgasana Ikan Bakar yang berada di Jalan KH Wahid Hasyim Kecamatan Genteng. Dengan mengusung slogan "Resto Mewah, Rasa Wah, Harga Murah", para pembeli akan disuguhi segala macam hidangan ikan dengan harga antara Rp 15.000 hinggal Rp 35.000 per porsi.

Menu spesial di restoran ini adalah Pelasan Sidat yaitu menu sidat yang diolah seperti pepes. "Sidat merupakan salah satu menu yang paling dicari. Sengaja kami pepes dengan bumbu khas Banyuwangi lalu dibungkus dengan daun dan dibakar," jelas Tiara, pemilik resto saat ditemui KompasTravel, Rabu (25/3/2015).

Ia menjelaskan sidat yang digunakan merupakan hasil ternak sendiri dengan kualitas yang terbaik. "Sidat yang kami gunakan jenisnya sama dengan sidat Jepang atau yang dikenal dengan unagi. Spesialnya adalah durinya sedikit, daging lebih tebal dan tidak bau tanah," jelas perempuan yang juga bergelut di bisnis pembesaran sidat tersebut.

Ira Rachmawati / Kompas.com / Banyuwangi Sup nila singgasana
Selain sidat, restoran tersebut juga menyediakan Gurame Bakar Singgasana, Sup Nila Singgasana, Nila Kendang Kempul, Kuah Nila Santai dan Kuah Ikan Asam Rame termasuk juga ikan patin. "Kami menjamin semua ikan tawar yang kami olah tidak berbau tanah atau lumpur," jelasnya.

Menariknya ia langsung membeli ikan tawar tersebut dari petani ikan tawar untuk pemberdayaan para petani ikan air tawar. "Jika dibeli oleh pengepul tentu harganya akan lebih murah padahal saat dijual kembali ke pasaran harganya lebih mahal. Maka kami berani membeli langsung ke petani dengan harga yang sama di pasaran. Apalagi harga ikan tawar juga bersaing dengan ikan laut," jelasnya.

Untuk menghilangkan bau tanah atau lumpur pada ikan, Tiara mengaku harus melakukan pengolahan tertentu pada ikan hidup yang ia beli. "Diberlakukan khusus dalam keadaan hidup dan dalam waktu beberapa hari. Seperti dimasukan ke salon saja. Jadi segar saat diolah dan kami menjamin tidak akan bau lumpur," tambahnya.

Saat ditanya bagaimana caranya, gadis tersebut hanya tersenyum sambil berkata, "Rahasia". Ia mengaku sengaja membandrol harga yang cukup murah agar semua kalangan masyarakat bisa menikmati sajian di restoran itu.

Ira Rachmawati / Kompas.com / Banyuwangi

"Kembali ke dasarnya yaitu restoran mewah, rasa wah, dan harga murah. Kami ingin semua orang bisa menikmati dan juga mengenalkan bahwa rasa ikan tawar juga sama enaknya dengan ikan jenis lain. Apalagi kandungan gizinya juga banyak," ungkap Tiara.

Untuk bumbu, ia mengaku selalu menggunakan bumbu yang masih segar. Begitu pula saat mengolah makanan. Misalnya sup baru akan dimasak sesaat setelah dipesan.

"Sedangkan yang dibakar kami menggunakan dengan bumbu yang minim agar tidak mengganggu rasa asli daging ikannya," tuturnya.

Sementara itu, Endik Supriyono salah satu pengujung mengaku ia suka dengan menu pelasan sidat. "Pedas dan enak. Dagingnya empuk," jelasnya.

Selain itu ia mengaku menu ikan patin bakar juga enak. "Di luar garing tapi di dalam dagingnya masih seger. Bumbunya juga tidak terlalu banyak jadi segar. Tapi yang terpenting adalah sama sekali tidak bau lumpur," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com