Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyegarkan Pikiran di Bali Niksoma dan Royal Pita Maha...

Kompas.com - 03/04/2015, 12:07 WIB
OMBAK berbunyi riuh menghempas pesisir pantai yang putih nan indah. Desir angin mengusap  wajah galau menjadi terpukau. Turis-turis menggelar handuk sambil terlentang bebas menghirup udara  segar. Matahari membenamkan dirinya di belakang awan yang melintas pelan di depannya. Seolah-olah membisikkan kepada para turis sudah waktunya istirahat, besok saya akan terbit lagi.

Senja itu, di Restoran Hitana, Hotel Bali Niksoma yang berhadapan langsung dengan Pantai Legian,  para pegawai restoran setia melayani para pelanggan. Pelayanannya sangat baik, sopan dan profesional.

Saya duduk ceria menikmati secangkir cappucino sambil menunggu kedatangan sahabat lama Nyoman Astama yang menjadi GM (General Manager) di Hotel Bali Niksoma. Sesosok sahabat yang profesional di bidangnya, masih tetap bersahaja sambil menyapa ramah kepada siapa pun yang melintas di hotel yang dipimpinnya tersebut. Ramah tidak dibuat-buat, murni dari lubuk hati yang dalam sebagai identitas warga Bali yang selalu mengedepankan etika dan tata krama dalam kehidupan sehari-hari.

MADE AGUS WARDANA Bersama GM Hotel Bali Niksoma Nyoman Astama
Hotel Bali Niksoma didirikan pada tahun 2003 di atas tanah seluas 1 hektar dengan jumlah 57 kamar. Terletak di daerah Legian, 10 km dari Bandara Ngurah Rai. Desain arsitektur hotel berparas tradisional Bali dikombinasikan dengan wajah modern.

Sebagai salah satu hotel yang menjaga open space dengan ketinggian 3 lantai di depan pantai, hotel yang bertipe resort ini dinobatkan sebagai Indonesia Leading Boutique Resort 2014/2015 oleh Indonesia Travel & Tourism Awards. Karyawan hotel berinteraksi dengan turis secara kekeluargaan dengan tidak mengganggu kenyamanan mereka.

Selang beberapa waktu, hidangan khas crispy duck (bebek goreng) disajikan sangat menarik. Tanpa basa-basi saya langsung saja menyantap bebek goreng garing dengan daging yang sangat lembut. Rasanya sangat enak dibumbui sambal matah ala Bali dengan nasi putih plus sayur segar lalapan.

MADE AGUS WARDANA Crispy duck di Hotel Bali Niksoma, Legian, Bali.
Sajian berikutnya adalah Desert Chocolate Lava, yaitu sebuah kue cokelat apabila dinikmati akan keluar lelehan coklatnya. Maka sering disebut dengan cokelat lava meleleh. Yang membuatnya tricky adalah proses pemanggangan. Jika memanggang terlalu matang maka lelehan cokelat tidak akan keluar. Butuh kesungguhan hati untuk menghidangkan chocolate cake ini. Saya jamin para pembaca KompasTravel akan tergoda untuk menikmati di sini. Lelehan lava cokelatnya terasa lezat menggugah selera.

Satu malam berada di hotel ini terasa sangat nyaman.  Melepas kesibukan setelah beberapa hari saya memiliki urusan berat di mana waktu, kesabaran dan tenaga terkuras habis. Saya memanjakan diri di kamar Deluxe Room, ruangan dengan luas 38 meter persegi diramu dengan desain interior nuansa cerah menawan. Memiliki private balcony yang berhadapan langsung ke pantai Legian lengkap dengan  pemandangan taman mungil yang asri.

Privasi sangat terjamin, cocok buat menenangkan hati yang sedang penat sepanjang hari. Harga kamar per malamnya bervariasi mulai dari Rp 1,8 juta untuk kamar Superior hingga Rp 7 juta untuk vila dengan kolam renang sendiri, tergantung pilihan.  Dengan harga sekian para tamu akan mendapatkan apa yang diinginkan, yaitu kenyamanan, kepuasan hati dan pelayanan yang sangat ramah.

MADE AGUS WARDANA Vila di Hotel Bali Niksoma, Legian Bali.
Saya rekomendasikan bahwa hotel ini adalah pilihan populer. Populer karena pelayanan ramah yang mampu mengundang  para bintang tenar dari dalam dan luar negeri tinggal di sini.  Dan yang terpenting adalah stres akibat kerja keras yang anda lakukan di kantor atau di mana saja, akan hilang dengan sendirinya, dihapus deru ombak pantai Legian yang cantik itu.

Royal Pita Maha, Ubud Bali

Terus terang, saya bukanlah traveler yang berkantong tebal. Saya adalah seorang penabuh gamelan Bali yang kebetulan melakukan perjalanan berkesenian kemana-mana. Di sela-sela perjalanan itu, saya selalu mewawancarai teman, sahabat hingga maestro seni yang telah berhasil karena kegigihannya bekerja dengan tetap fokus menggali potensi lokal dan menjaga tradisi budaya lokal setempat. Salah satunya adalah pemilik The Royal Pita Maha, Desa Kedewatan Ubud yaitu Tjokorda Gde Raka Sukawati.

Bercakap siang hari di Dewata Lounge, tempat dimana kita dapat menikmati keindahan panorama sungai ayung yang menakjubkan. Sangat asri, alami dikelilingi perbukitan hijau. Dari ketinggian ini, terlihat bangunan vila tradisional berjejer rapi beratap jerami. Dewata Lounge ini sangat ideal untuk menikmati cocktail di sore hari sambil ngerumpi kesana kemari.

MADE AGUS WARDANA Tjokorda Gde Raka Sukawati (kiri), pemilik Royal Pita Maha, di Ubud, Gianyar, Bali.
Dalam pertemuan itu, Tjok De panggilan akrab Tjokorda Gde Raka Sukawati bercerita tentang Royal Pita Maha yang dirancangnya sendiri. "Pada tahun 1999, saya mengawali pembuatan resort ini dengan meditasi, memohon keselamatan dengan upacara adat Bali," tuturnya.

Bertekad ingin mempertahankan arsitektur budaya Bali, Tjok De membangun resort melalui sebuah konsep filosofi Bali yang disebut Tri Hita Karana, konsep tiga hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia lainnya, dan manusia dengan lingkungan untuk mencapai keselamatan dan kedamaian alam semesta.

Dengan ideliasme sebagai seorang undagi (arsitek) Bali, maestro ini mendesain letak bangunan, menata jalan berundag-undag, mempercantik, memoles dengan bunga-bunga tropis, dan mengukir batu-batu paras yang berada di tebing curam.  Alhasil, dengan bantuan 1.500 orang pekerja, pada tahun 2004 Hotel The Royal Pita Maha Ubud akhirnya rampung.

MADE AGUS WARDANA Di depan vila Royal Pita Maha, Ubud, Gianyar, Bali.
Tiba-tiba saja, Tjok De melalui General Manager Hotel Pande Sutawan menawarkan saya untuk menikmati alam indah swargaloka ini. Dengan perasaan malu tapi mau, pertanda "ingin banget" dan  tidak sabar ingin berbaring di vila yang sangat memukau ini.

Lantas, sambil memegang kunci vila no 160 perlahan-lahan melintas  menuju  Royal Pita Maha Pool Villa sambil menenteng ransel berbekal buku-buku perjalanan wisata.  Kamar vila berukuran luas dengan kamar mandi berkonsep spa dengan bathtub berbentuk hati. Vila ini bagaikan surga nyata, eksklusif dengan infinity edge pool atau kolam renang tak bertepi menampilkan efek visual air menembus cakrawala, memanjang sampai jauh ke ujung.

Byuuur! Saya meloncat ke kolam renang dengan kedalaman 1,5 meter. Berenang sepuasnya beberapa kali putaran. Rasanya sejuk, adem, tentram, nyaman dan  tenang. Saya terdiam seribu bahasa. Menutup mata memusatkan pikiran sambil menarik napas dalam-dalam guna  menetralisir aura negatif dalam tubuh. Melepaskan kecemasan, membuang stres, membuang amarah dan melakukan rileksasi. Suara burung berkicau terdengar indah. Inilah Royal Pita Maha Ubud sebagai swargaloka nyata yang ada di tanah Bali.

MADE AGUS WARDANA Santai di kolam renang Royal Pita Maha, Ubud, Gianyar, Bali.
Menyegarkan hati dan pikiran

Di manapun kita berada, tertimpa masalah sudah menjadi hal yang biasa. Setiap waktu, masalah datang silih berganti baik yang besar maupun yang kecil. Ketika kita berada di negeri orang kemudian tertimpa masalah, kita harus siap menghadapinya.

Hidup di Eropa itu belum tentu enak. Kita membutuhkan perjuangan yang sangat berat untuk mencari enak itu. Segala sesuatunya mahal. Setiap bulan kita diwajibkan dengan bayar sewa rumah, bayar asuransi kesehatan, bayar transportasi, bayar anak sekolah kalau berkeluarga, bayar ini dan bayar itu dan lain-lain.

Pedihnya lagi, kalau hidup kita tidak ada jaminan sosial (tunjangan anak-anak) dan uang pensiunan, sanggupkah kita bertahan hidup? Barangkali, salah satu jawabannya adalah berupaya sekuat mungkin. Jangan takut mencari celah kerja dalam kesempatan di tengah kesempitan. Cerminan diatas adalah riak-riak kehidupan yang saya hadapi di Belgia ini.

Untuk itulah, saya sebagai penabuh gamelan yang tinggal di Eropa khususnya di Belgia, berjuang terus kesana kemari, menulis cerita perjalanan sambil menebarkan kesenian tradisional Indonesia demi menghidupi istri dan ketiga anak saya tersayang.

MADE AGUS WARDANA Panorama dari Dewa Lounge Royal Pita Maha, Ubud, Gianyar, Bali.
Dan ketika saya pulang ke Bali akhir bulan Februari 2015 karena orangtua meninggal, saya sangat beruntung mendapat kesempatan menyegarkan hati dan pikiran di Hotel Bali Niksoma dan Royal Pita Maha Ubud.

Kedua hotel itu memberikan kekuatan dan energi  baru bagi saya. Semua itu adalah anugerah, di saat kita susah, ada yang memberi ketenangan dan kedamaian. Saya percaya bahwa persahabatan yang telah saya lakukan kepada beliau-beliau tersebut di atas membuahkan karma yang baik pula. Hidup saya pun menjadi lebih berarti dan menyegarkan hati saya kembali untuk lebih giat dan kuat menghadapi tantangan kehidupan di Eropa terutama di Belgia ini. (MADE AGUS WARDANA, tinggal di Belgia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com