Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelni Tak Sekadar Angkut Penumpang, untuk Wisata Juga Bisa

Kompas.com - 11/04/2015, 19:36 WIB
BANDA NEIRA, KOMPAS.com - Indonesia kaya obyek wisata yang tersebar dari Sabang (Aceh) sampai Merauke (Papua). Berlimpahnya keindahan Nusantara memukau wisatawan asing untuk datang menikmatinya. Bagi mereka biaya bukan masalah utama. Yang penting akses menuju tempat wisata tersebut ada, mereka langsung ke sana.

Padahal, potensi wisatawan dalam negeri untuk menggerakkan perekonomian nasional sungguh luar biasa. Namun pergerakan mereka terkendala oleh biaya, aksesibilitas, dan tempat menginap. Potensi inilah yang dilihat PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) untuk digarap serius. Apalagi, obyek wisata di Indonesia timur kini semakin diburu wisatawan domestik untuk mengetahui lebih dekat keunikan budaya dan keindahan alamnya.

Saat ini Pelni mulai menggarap tempat-tempat pelesir di Tanah Air yang sulit dijangkau wisatawan domestik. "Kami punya kapal, kami punya akses dan kapal kami ibarat hotel terapung," kata Elfien Goentoro, Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha PT Pelni di sela-sela survei tempat-tempat wisata di Banda Neira, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Selasa (7/4/2015) lalu.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Elfien Goentoro, Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha PT Pelni di Banda Neira, Maluku, Selasa (7/4/2015).
Menurut Elfien, selama ini orang mengenal Pelni hanya untuk mengangkut penumpang dan barang saja. Padahal sekarang Pelni sudah terjun menggarap sektor pariwisata.

Pelni, lanjut Elfien, mau mengubah pola pikir masyarakat yang selama ini menilai Pelni cuma alat transportasi dan sampai tujuan. Selesai. "Bukan itu lagi. Sekarang Pelni dipakai untuk wisata dan bisnis. Aktivitas di dalam kapal yang kami jual, misal study on board, gathering on board, wisata on board. Naik kapal Pelni bukan hanya sampai tujuan tapi bagaimana mengajak penumpang menikmati fasilitas kapal selama perjalanan," paparnya.

Saat ini Pelni memiliki 25 armada kapal yang melayani 88 pelabuhan di seluruh Indonesia. Bisa dibilang wilayah terpencil di Indonesia, di sana ada Pelni. Inilah salah satu kekuatan Pelni untuk menggarap bisnis pariwisata.

Elfien memaparkan ada 7 lokasi wisata yang bakal digarap Pelni dengan paket perjalanan yang dibuat bervariasi seperti 3 malam 4 hari atau 2 malam 3 hari. Tujuh lokasi wisata itu adalah Kepulauan Anambas (Kepulauan Riau), Karimun Jawa (Jateng), Derawan (Kaltim), Tomini-Togean (Sulteng), Banda Neira (Maluku), Takabonerate (Sulsel), dan Wayag-Raja Ampat (Papua Barat).

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Wisatawan mancanegara di Banda Neira, Maluku, Selasa (7/4/2015).
Untuk mengarap pariwisata, PT Pelni mempersiapkan tiga kapal yakni KM Kelud, KM Tidar, dan KM Tatamailau yang telah direnovasi demi kenyamanan penumpang. Penumpang atau wisatawan dipastikan akan merasa nyaman selama perjalanan karena tersedia kamar tidur, kamar mandi, dan makanan di atas kapal.   

"Target kami menarik 500 wisatawan untuk setiap perjalanan wisata," tambahnya.

Dalam catatan KompasTravel, PT Pelni telah menggarap paket wisata ke Wakatobi (Sulawesi Tenggara) dan Painemo (Raja Ampat), Papua Barat. Dalam paket "Let's Go To Raja Ampat" pada 24-26 Desember 2014, paket ini dijual hanya Rp 2.450.000 untuk 3 hari 2 malam. Paket ini langsung disambut para pelancong. Terbukti, hanya dua minggu setelah diluncurkan langsung penuh wisatawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Daftar Planetarium dan Observatorium di Indonesia

Daftar Planetarium dan Observatorium di Indonesia

Jalan Jalan
Harga Tiket dan Jam Buka Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur

Harga Tiket dan Jam Buka Gereja Ayam Bukit Rhema di Borobudur

Travel Update
Bali Maritim Tourism Hub, Gerbang Penghubung Pariwisata di Indonesia Timur

Bali Maritim Tourism Hub, Gerbang Penghubung Pariwisata di Indonesia Timur

Travel Update
Banyak Kasus Pungutan Parkir Liar di Tempat Wisata, Digitalisasi Tiket Parkir Jadi Solusi

Banyak Kasus Pungutan Parkir Liar di Tempat Wisata, Digitalisasi Tiket Parkir Jadi Solusi

Travel Update
Ramai soal Video Pejabat Ajak Turis Korea Selatan Mampir ke Hotel, Ini Kata Sandiaga

Ramai soal Video Pejabat Ajak Turis Korea Selatan Mampir ke Hotel, Ini Kata Sandiaga

Travel Update
Cuaca Cerah, Wisata Lembah Oya Kedungjati di Bantul Sudah Buka Lagi

Cuaca Cerah, Wisata Lembah Oya Kedungjati di Bantul Sudah Buka Lagi

Travel Update
Ini 10 Tempat Wisata Luar Ruangan di Jakarta yang Bisa Dikunjungi

Ini 10 Tempat Wisata Luar Ruangan di Jakarta yang Bisa Dikunjungi

Jalan Jalan
Imbas Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Sandiaga Berharap Potensi Studi Tur Tidak Berkurang

Imbas Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Sandiaga Berharap Potensi Studi Tur Tidak Berkurang

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com