Di beberapa tempat, tampak batu-batu besar menjulang tegak yang oleh warga setempat disebut sebagai menhir. Ada juga bebatuan yang posisinya saling berhadapan seperti pintu gerbang. Hamparan lembah yang hijau dan areal persawahan menjadi pemandangan yang patut dinikmati dari celah gerbang tersebut.
”Taman Batu ini baru dibuka dan dikelola warga pada delapan bulan lalu,” kata Asep, salah satu warga Pasir Pawon. Warga mulai mengelola tempat tersebut karena melihat banyak orang datang setiap akhir pekan.
Semakin sore, semakin banyak pengunjung datang. Warna jingga dari senja yang turun di balik cakrawala seperti menghipnotis mereka yang ingin menikmati alam dari atas bukit.
Untuk keindahan tak terkira itu, warga menarik ongkos parkir sebesar Rp 5.500 per mobil dan uang masuk kawasan Rp 12.500 untuk satu rombongan. Sangat murah bukan?
Di Taman Batu itu, kata Asep, banyak pengunjung mencoba mencari jejak terumbu karang. Kami pun mencoba mencarinya, tetapi sayang gagal menemukan bebatuan yang masih menyisakan bentuk terumbu karang mengingat begitu banyak batuan tersebar di situ.
Jutaan tahun silam
Kawasan Karst Cipatat terbentuk pada zaman Miosen, 20-30 juta tahun silam (KRCB, 2006). Pada masa purba, daerah karst itu merupakan dasar laut dangkal. Batuan kapur tersebut dibentuk oleh terumbu karang yang dulunya berada di dasar laut. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa dulunya dataran tinggi Bandung merupakan wilayah laut dangkal yang kemudian mengering.
Laut yang kering itu kemudian menjadi hunian manusia prasejarah. Temuan arkeologi di Gua Pawon, yang lokasinya di bawah Taman Batu, membuktikan bahwa gua-gua di situ telah dihuni setidaknya pada masa 9.500 tahun lalu.
Hendi, juru pelihara Gua Pawon, mengatakan, masyarakat purba yang tinggal di gua-gua karst itu sudah mampu menggunakan alat untuk bertahan hidup di alam liar. Beberapa alat yang digunakan manusia prasejarah itu, tutur Hendi, pernah ditemukan di Taman Batu yang luas arealnya mencapai 2 hektar.
Bukit Pasir Pawon merupakan satu dari sekian banyak bukit di Cipatat yang menjadi bukti sejarah geologi tertua di Pulau Jawa. Selain Pasir Pawon, bentang alam lain yang mengandung data geologi penting adalah Gua Pawon, Pasir Masigit, Pasir Pabeasan, Pasir Hawu, Karang Penganten, Pasir Bancana, dan Pasir Manik.
Seluruh kawasan itu kini dinyatakan sebagai kawasan vital yang perlu terus dijaga. Namun, laju perusakan masih terus terjadi. Tampaknya belum ada kemauan dari pemerintah setempat untuk menghentikan kegiatan eksploitasi yang berlebihan itu. Keindahan Taman Batu bisa saja lenyap setiap saat demi kepentingan ekonomi sesaat. (Lusiana Indriasari)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.