Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Butuh Ketulusan Hati Promosikan Budaya Indonesia di Eropa

Kompas.com - 01/07/2015, 21:23 WIB
KOMPAS.com - Barangkali kita tidak mengira bahwa sekecil apa pun promosi budaya Indonesia yang dilakukan di negeri orang, akan memudahkan warga setempat mengenal Indonesia yang sesungguhnya. Kait mengkait, dibicarakan orang, dari mulut ke mulut, dari media cetak maupun elektronik, media sosial, youtube semua memuat  kegiatan promosi budaya tersebut sehingga menjadi pusat perhatian mereka.

Barangkali pula, kita tidak mengira bahwa promosi budaya ada yang dilakukan atas dasar konsep gotong royong (tanpa imbalan) dan juga atas dasar profesionalisme karena memang profesi dan mata pencahariannya di situ. Gotong-royong sebagai salah satu budaya Indonesia menjadi perekat sikap sosial masyarakatnya.

Walaupun berada di negeri Eropa, sikap gotong-royong dalam konteks promosi budaya Indonesia masih diperlukan dan patut diteladani. Di lain pihak, kita pun harus menghargai orang-orang yang memang berprofesi di situ, mereka menghabiskan waktu, mengeluarkan biaya transportasi dan tentunya membutuhkan biaya hidup sehari-hari.

Barangkali pula, kalau tidak ada sebuah komitmen kuat, kegiatan promosi budaya Indonesia yang dilakukan di luar negeri tidak akan pernah ada hasilnya. Komitmen inilah yang melangkahkan kaki saya sebagai seorang penabuh gamelan melakukan promosi budaya di Eropa.

Tidak sendirian, tapi bersama teman, keluarga, kerabat, warga setempat atas prakarsa sendiri maupun dukungan KBRI Brussel. Dalam data pertunjukan yang saya lakukan dari tanggal 2 Mei sampai  20 Juni 2015 terdapat 10 kali event budaya  berlokasi di Belgia, Belanda hingga Swedia.

Perayaan Saraswati 2 Mei 2015 di Parc Pairi Daiza Belgia, dilakukan melalui konsep gotong royong oleh komunitas masyarakat Bali Belgia-Luxembourg (Banjar Shanti Dharma) yang membuahkan kegiatan budaya yang paling saya kagumi.

Kagum akan kemauan masyarakat Bali di Eropa berbondong-bondong datang ke Belgia berpartisipasi dalam perayaan Saraswati terbesar di luar Indonesia.

Mereka datang menyukseskan kegiatan itu dalam berbagai bentuk, misalnya menari, menabuh, membersihkan material persembahyangan, membawa buah-buahan, menghaturkan bunga hingga menyediakan makanan Bali secara sukarela.

Terus, bagaimana feedback acara tersebut dari pengunjung? Bukan pamer juga bukan "ember" tapi ini kenyataan dari feedback masyarakat setempat yang saya baca dari komentar fans facebook Pairi Daiza tentang perayaan Saraswati yang dipublikasikan tanggal 27 April 2015 lalu membuktikan bahwa antusias masyarakat Belgia sangat tinggi.

Dalam hitungan sehari status Facebook Pairi Daiza itu di-share 520 kali dan diberi jempol like oleh 2.125 orang.  Komentarnya sangat positif mulai dari kata sanjung magnifique (luar biasa)  hingga ungkapan sniff (mendengus kecewa) ketika tidak bisa hadir karena ada acara pada hari itu juga.

Setelah berakhirnya kegiatan perayaan Saraswati itu, seminggu kemudian langkah promosi budaya selanjutnya adalah tanggal 9 Mei 2015 di Kortemark dan tanggal 10 Mei 2015 di Gent, Belgia yang didukung kuat oleh istri dan ketiga anak saya tersayang.

Ada nilai positif yang saya dapatkan dengan keikutsertaan keluarga. Bersama mereka saya bisa menikmati suasana lain, mengesksplor obyek wisata sekaligus mengedukasi anak-anak betapa penting menanamkan budaya Indonesia yang dikenal karena toleransinya untuk diteladani. Inilah kesempatan emas buat saya, menghindari anak-anak kita agar tidak kecanduan Ipad, wii, xbox 360, PS, video game dan lain lain.

MADE AGUS WARDANA Balinese Dagen tanggal 13-14 Juni 2015 di Waasmunster, Belgia.
Tahukah pembaca, dalam upaya mempromosikan budaya Indonesia dibutuhkan networking yang baik. Jadi jangan pernah berpikir bahwa setiap event itu selalu mendapatkan imbalan uang. Uang kadang-kadang membawa kesulitan.

Pengalaman pahit yang saya dapatkan, ketika saya baru 3 bulan di Belgia. Saya ditawarkan mengajar gamelan ke Belanda. Saya tidak tahu berapa harus mendapat bayaran. Iseng saya bertanya kepada seorang teman yang "Sok Tahu" dengan menyatakan biaya mengajar itu harus mahal. "Jumlahnya sekian, jangan mau dibohongin. Ini di Eropa titik!" ujar dia dengan muka merah sambil berapi-api.
Dasar memang saya masih polos dan lugu, saya mengikuti sarannya dengan mematok harga. Ternyata hanya sekali itu saja saya diminta mengajar gamelan ke Belanda. Sayangnya tidak diundang lagi. Saya tahu dari pihak pengundang yang menyatakan saya terlalu mahal. Hmm... kasihan dech gue! sambil menyesali apa yang telah terjadi.

Sebenarnya hati saya sangat malu bercampur bingung saat itu. Tapi setelah saya dalami lebih jauh, saya menjadi mengerti keadaannya. Saya bertekad seperti kehidupan saya sebelumnya di Bali dengan pesan ayah saya kepada anaknya,  "Seni yang terpatri dalam jiwamu itu harus disebarkan dengan jiwamu tulus". Tulus di sini maksudnya jangan terlalu uang saja yang kamu pikirkan. Sambil mendesah saya ingat pesan orangtua yang baik itu.

Tanpa pikir panjang sambil mengingat  pesan sang ayah, saya melangkah lagi tanggal 16 Mei 2015 ke Cultureelhuis Heerlen, Belanda. Di tempat ini saya menampilkan suling Bali dan kendang bersama grup band De Gentlemen’s Groove yang mengalunkan alunan suling Bali Dwi Smara dan Shiwi lagu ciptaan sendiri.

Pertunjukan sukses dan mendapat applaus dari penonton. Kemudian tanggal 24 Mei  2015 di kota Mechelen Belgia saya berpacu dengan waktu menampilkan suling Bali bersama grup band Belgia Selene's Garden, yang sedang merelease album terbaru mereka dalam bentuk CD di mana saya memainkan suling dan kendang di album tersebut. (Klik video: selene's garden dengan suling).

MADE AGUS WARDANA Bersama kerabat, keluarga mempromosikan Indonesia di Balinese Dagen, 13-14 Juni 2015.

Kedua event yang saya lakukan di atas yaitu suling Bali berkolaborasi dengan band Belanda dan Belgia, berawal dari kemauan untuk mencari relasi yang baik. Relasi atau networking itu akan memberi kesempatan lain buat saya. Gayung bersambut dengan ketulusan itu pula saya memperoleh tawaran main di beberapa kota di Eropa.

Benar sekali, makna dari pesan singkat orang tua di Bali bahwa "kesempatan akan selalu ada karena ketulusanmu".  Kesempatan datang lagi seminggu kemudian dengan mengikuti parade ogoh-ogoh Bali, suling Bali kreatif  dalam Tong Tong Fair & Festival, Den Haag tanggal 27 Mei 2015 (video: suling bali di Tong Tong Fair 2015) selanjutnya Balinese Dagen Prananatha pada 13-14 Juni 2015 di Waasmunster (video: Balinese dagen di Waasmunster), Perayaan Tumpek Wariga di Parc Pairi Daiza tgl 20 Juni 2015 (video: tari Bali di Tumpek Wariga Pairi Daiza, dan suling bali dengan soprano saxophone) serta baru-baru ini memainkan rindik Bali selama 3 hari pada 16-18 Juni 2015 dalam rangka The Nordic World of Coffee di Guthenburg Swedia. (video: Rindik Bali di Swedia)

Apakah benar kita tidak membutuhkan imbalan? Belum tentu. Jujur saya katakan beberapa event yang berskala komersial tentu membutuhkan dan mengeluarkan biaya. Kalau berskala sosial misalnya untuk kemanusiaan dan berskala kecil tidak apalah, masih kita bisa bantu.

MADE AGUS WARDANA Suling Bali dengan band Selene's Garden Mechelen 24 Mei 2015.
Jujur juga saya katakan, kehidupan di Eropa ini semakin hari semakin berat. Sejak 2 tahun ini saya tercekik oleh biaya asuransi kesehatan Belgia yang meruntuhkan semangat saya.  Apalagi menanggung ketiga anak saya dan istri yang harus dikawal kehidupannya, harus dijamin kesehatannya, harus ditanggung sekolahnya. Bergantung dari gaji bulanan saja di kantor saya bekerja tidaklah mencukupi.

Maka dari itu, ada sebuah jalan yang harus saya lalui. Jalan itu berupa perjuangan keras dengan strategi tetap bertahan mempromosikan budaya Indonesia ke pelosok kota di Eropa. Dengan harapan di samping menentramkan jiwa dan hati yang tercekik dengan mahalnya asuransi kesehatan, perjuangan keras ini akan saya jadikan pelajaran hidup paling berharga supaya  kita tidak mudah menyerah walaupun tantangan berat melilit sekujur tubuh kita.

MADE AGUS WARDANA Tumpek Wariga di Pairi Daiza, Belgia, 20 Juni 2015.
Dan salah satu upaya konkret dalam menghadapi tantangan itu, saya melakukan promosi budaya Indonesia melalui chanel youtube dengan jumlah video 1.603 clip, 1.070 subcribers, dan jumlah pengunjung  sebanyak 1.357.383 pengunjung (Juni 2015). (klik di sini: video promosi Indonesia di Belgia). (MADE AGUS WARDANA, tinggal di Belgia)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com