"Kuncinya ya pembangunan bandar udara internasional," kata Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata (Dispar) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Imam Patandi di Yogyakarta, Selasa (14/7/2015).
Imam mengatakan, dengan kondisi Bandara Adisutjipto seperti saat ini, banyak pesawat besar pengangkut calon wisatawan batal mendarat ke Yogyakarta karena kapasitas bandara yang terbatas. Dengan minimnya daya tampung bandara, banyak jalur penerbangan yang dibatasi.
Menurut dia, hingga saat ini rata-rata wisman yang melakukan penerbangan langsung ke Yogyakarta hanya 3,33 persen. Selebihnya, merupakan wisatawan yang sebelumnya telah melakukan aktivitas wisata di Bali dan Jakarta.
"Wisatawan mancanegara yang berangkat dari Jakarta, baru melakukan perjalanan ke Yogyakarta mencapai 33,3 persen," kata Imam yang merupakan mantan kepala bidang kerja sama Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) DIY itu.
Oleh sebab itu, lanjut Imam, pembangunan bandara internasional baru di DIY merupakan suatu kebutuhan mendasar yang harus segera terealisasi, terlepas lokasinya di Kabupaten Kulon Progo atau wilayah lainnya.
Ia menilai, kualitas pariwisata di DIY pada dasarnya tidak kalah jauh dibandingkan dengan wisata di Jakarta dan Bali, sehingga seharusnya memiliki tingkat kunjungan yang tidak jauh berbeda. "Bukan kualitas wisatanya yang bermasalah, namun kapasitas infrastrukturnya yang memang belum mendukung," ujarnya.
Dispar DIY telah menargetkan jumlah kunjungan wisman pada 2015 meningkat 10 persen dibanding 2014 yang mencapai 254.213 orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.