Kegembiraan terlihat jelas di sepanjang jalan kampung di Desa Kenali. Warga memadati jalan-jalan kampung dan berkeliling dari satu rumah ke rumah yang lain sambil sesekali menari riang.
Pinggul mereka dilenggak-lenggokkan, tangan mereka diangkat sembari memutar-mutar pergelangan tangan. Teriakan dan suara-suara seruan keluar dari mulut mereka. Topeng yang beraneka bentuk dan warna membuat tarian mereka atraktif. Mereka tak malu-malu menari karena orang lain tak mengenali wajah di balik topeng tersebut.
Pesta dan silaturahim mengenakan topeng berlangsung satu pekan tiap tahunnya di desa itu. Pesta topeng yang biasa dikenal dengan pesta sekura itu memang hanya diselenggarakan untuk merayakan Lebaran sembari bersilaturahim.
Sekura merupakan bahasa Lampung yang digunakan untuk menyebut topeng. Ada dua jenis sekura yang biasa dikenakan, yakni sekura kamak dan sekura betik.
Sekura kamak biasa dipakai pria dewasa. Sekura ini biasanya terbuat dari kayu yang dipahat atau pelepah pohon pinang. Sebagai aksesori, kadang mereka menambahkan daun-daunan sulur yang menjuntai. Pakaian mereka compang-camping dan kotor. Mereka berpenampilan kotor karena sesuai namanya, kamak, berarti buruk atau kotor.