Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bali Bukan Hanya Pantai, Nikmati Hamparan Sawah di Tabanan

Kompas.com - 29/08/2015, 17:05 WIB

KOMPAS.com - Pupuan, satu wilayah di Kabupaten Tabanan ini memiliki potensi wisata alam yang tak kalah dari daerah lainnya di Bali. Mulai dari agrowisata kopi, air terjun, hingga area persawahan disuguhkan dalam lanskap yang akan memanjakan mata siapapun yang melihatnya.

Ya, tak hanya di Kawasan Jatiluwih ataupun Ubud yang memiliki hamparan sawah nan cantik. Begitu juga di sini, tepatnya di Desa Blimbing, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan, Bali.

Sepanjang jalan, tampak pada sisi kanan dan kiri, hamparan sawah hijau membentang menjadi pemandangan utama yang menyegarkan. Apalagi desa ini penduduknya sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani.

Meskipun tidak ada plang penanda dan fasilitas penunjang yang menunjukkan ini sebuah kawasan pariwisata, berdasarkan pantauan Tribun Bali, banyak kendaraan di jalur ini yang menepi dan berhenti.

Tampak beberapa rombongan wisatawan mancanegara (wisman) turun dari mobil bersama dengan pemandu wisata. Tak hanya itu, di area persawahan juga sudah tampak beberapa turis asing yang lebih dulu turun dan menikmati keindahan alam satu ini.

tabanan
Hamparan sawah di Pupuan ini tak sekadar membentang begitu saja. Namun dengan terasering yang berundak, sehingga membuat makin menarik. (Tribun Bali/Cisilia)
Walaupun baru saja melalui masa panen yang menandakan area persawahan ini kembali kosong, namun hal tersebut tak menyurutkan keinginan para turis tersebut berkeliling menikmati panorama alam di sini. Apalagi ditambah dengan aliran air jernih menuju subak tersebut, menciptakan refleksi yang membuatnya cantik ketika diterpa cahaya matahari.

“Pemandangan semacam ini, sawah hijau sepanjang jalan, sangat sulit untuk dilupakan. Sangat indah,” ujar Jane, seorang wisatawan asing asal Perth, Australia.

Menurut seorang petani yang ada di sana, kini sudah mulai banyak turis yang menyambangi kawasan sawah Pupuan. Khususnya di akhir pekan, baik pagi dan sore hari, banyak kendaraan wisatawan yang melintas di daerah tersebut menuju Buleleng, berhenti sejenak dan mampir mengabadikan lanskap tersebut dalam bentuk foto.

“Sekarang lagi mau mulai tanam lagi. Nanti baru lagi berapa minggu lagi bagusnya pas sudah tinggi-tinggi padinya,” ujar Ketut sambil mengumpulkan rumput di sekitar sawah.

Untuk mencapai kawasan ini, dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 2 jam perjalanan dari kota Denpasar. Cukup bertanya pada warga sekitar kawasan Belimbing, Pupuan, maka mereka akan menunjukkan jalan menuju lokasi ini dan tidak begitu sulit karena cukup melewati akses jalan yang ada.

Ditambah dengan udara segar yang masih cukup bersih, tempat satu ini bisa menjadi pilihan untuk melepas penat hiruk pikuk perkotaan.

tabanan
Wisatawan asing menikmati pemandangan indah di Pupuan, Tabanan. (Tribun Bali/Cisilia)

Gemericik Air di Subak

Hamparan sawah di Pupuan ini tak sekadar membentang begitu saja. Namun dengan terasering yang tampil berundak-undak yang membuatnya menarik perhatian. Bentuknya yang berkelok-kelok mengikuti kontur tanah pun menambah kesan cantik kawasan satu ini.

Tak hanya ada satu titik saja, namun sawah-sawah ini ada di beberapa titik berbeda sepanjang Desa Belimbing. Sayangnya, tidak ada akses jalan masuk seperti penanda atau jalan setapak untuk memasuki kawasan sawah.

Melalui jalan kecil di tepi jalan, di sanalah biasanya orang-orang masuk area sawah tersebut. Para pengunjung pun bisa menyusuri pematang sawah. Perlu berhati-hati ketika melewatinya jika tidak ingin terpeleset dan jatuh ke sawah.

Suara gemericik air mengalir pun menambah syahdu selama trekking di area sawah tersebut. Bagi mereka yang sudah bosan dengan suasana pantai atau wisata mainstream yang disuguhkan di Bali Selatan, pesona alam yang disuguhkan desa ini pun bisa menjadi pilihan.

“Di sini juga punya potensi yang tidak kalah dari Kuta dan Ubud. Belum banyak terjamah, suasananya masih sepi justru jadi nilai tambah tempat kami ini,” ujar Ketut.

Ya, tempat ini masih bisa dikatakan sepi dari jamahan industri pariwisata. Namun bukan berarti tempat ini mati, tetapi suasana sepi inilah yang kemudian dicari para wisatawan.

“Di sini enak masih sepi, belum ramai seperti di Kuta. Makanya wisatawan senang ke sini. Suasananya masih alami, biar orang tahu kalau Bali tidak sekadar pantai saja,” ujar Made Suyatra, seorang pemandu wisata yang sedang membawa tamunya ke kawasan Terasering Pupuan. (Tribun Bali/Cisilia Agustina S)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com