Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kebun Kurma sejak Zaman Nabi di Samping Masjid Quba

Kompas.com - 31/08/2015, 12:05 WIB

Meskipun hanya panen satu kali dalam setahun, keberadaan kurma bisa disimpan lama asal tidak terkena sinar matahari. Sebab, bila kurma tersengat sinar matahari terlalu lama akan mengeras.

Di perkebunan tersebut kebetulan ada kurma ajwa yang baru dipanen. Sebelum di-packing, sang pemilik sedang menjemur kurma supaya lebih awet disimpannya. Setelah dijemur beberapa saat barulah kurma dimasukkan ke dalam dus-dus dengan takaran 20 kilogram untuk setiap dusnya.

Menanam pohon kurma sendiri tebilang mudah. Biasanya kurma yang ditanam berasal dari tunas yang tumbuh di sekitar pohon kurma yang sudah tua. Kalau dari bijinya sangat sulit untuk tumbuh, meskipun tumbuh untuk berbuahnya pun sangat lama. Bila dari tunas yang tingginya sudah sekitar satu meter hanya butuh empat sampai lima tahun untuk berbuah "Biasanya pohon kurma bisa tumbuh sekitar 75 tahun," katanya.

Menilik ke dalam toko yang berada di perkebunan tersebut, berbagai jenis kurma sudah dijajakan. Kurma ajwa, ambar, Deglet Noor, Mozafati, Sekkeri disusun rapih di setiap tumpukannya. Pengunjung bisa mencicipi berbagai jenis kurma ditempat tersebut sebelum memutuskan membelinya.

Kurma ajwa masih menjadi primadona. Hal tersebut karena kurma yang biasa disebut juga kurma nabi terdapat dalam sebuah hadis, "Barangsiapa yang memakan tujuh butir kurma ajwa pada pagi hari, maka pada hari itu ia tidak akan terkena racun maupun sihir." Itulah hadis yang membuat kurma ajwa menjadi begitu terkenal di belahan dunia mana pun.

Tidak hanya kurma, makanan olahan dari kurma pun tersedia di toko milik Abdul Rahman Al Harby seperti dodol kurma, kurma isi, serta kurma berbalut coklat. Tak hanya kurma saja, makanan khas Madinah serta oleh-oleh Madinah lainnya seperti minyak zaitun pun tersedia di tempat tersebut.

Tidak perlu khawatir bila tidak membawa uang riyal, di toko tersebut menerima pembayaran dengan menggunakan rupiah, dollar, dan ringgit Malaysia. Dari tempat tersebut pun kita bisa langsung mengirimkan belanjaan kita ke Tanah Air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com