Syarat ini disanggupi Pangeran Samudera. Dia kemudian memeluk Islam dan memerintahkan seluruh rakyatnya untuk ikut serta menjadi muslim.
Perang akhirnya berakhir damai, karena saat berhadapan Pangeran Samudera tak sanggup membunuh pamannya dan sang paman pun luluh hatinya menyesali kezalimannya di hadapan keponakannya sendiri. Tak lama kemudian dibangunlah Masjid Sultan Suriansyah ini.
"Pada saat itu, karena sebelumnya orang Banjar ini Hindu, jadi tak tahu harus membangun masjid dengan model apa. Karena banyak berinteraksi dengan Kerajaan Demak dalam syiar Islam, akhirnya arsitekturnya meniru masjid di Demak," jelasnya.Uniknya, arsitektur masjid ini memiliki banyak simbol tersirat yang jarang diketahui generasi muda sekarang. Di antaranya adalah empat tingkatan bangunan masjid ini yang sarat dengan simbol keislaman.
Bagian bawahnya, berupa bangunan tempat salat menyimbolkan syariat berupa ilmu tentang Islam. Tingkatan kedua, berupa badan masjid yang beratap melandai dan bangunannya yang persegi empat, merupakan simbol kerjakan syariat Islam.
"Ini menyimbolkan tarikat Islam. Setelah di tingkatan pertama menyimbolkan ilmu tentang Islam, artinya sudah diberi ilmu selanjutnya ya harus dikerjakan atau dipraktekkan ilmunya," paparnya.
Tingkatan ketiga, wujudnya sama seperti yang pertama dan kedua, namun ukurannya lebih kecil, menyimbolkan hakikat Islam, yaitu yang menolong. Artinya, setelah dapat ilmu tentang Islam, sudah dipraktekkan, lalu untuk mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari harus ada yang menolong.
Selain itu, arsitektur bangunannya ini menyimbolkan arti lainnya, yaitu adanya pengaruh besar Kerajaan Demak dalam penyiaran Islam di Kalimantan Selatan. Tak hanya itu, jika dilihat di bagian dalam masjid ini, sarat dengan simbol-simbol Islam dan nuansa khas Banjar.
Simbol Islam bisa dilihat dari banyaknya ukiran kaligrafi Arab berupa ayat-ayat Alquran dan nama Allah. Di banyak bagian lainnya, ada ukiran-ukiran khas Banjar seperti manggis, nanas, tali dan bunga. Semuanya memiliki arti khusus tentang karakter orang Banjar.