Sementara itu, menurut Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita), kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Yogyakarta menurun 10-15 persen. Pemicunya adalah melemahnya nilai tukar mata uang sejumlah negara sehingga beberapa wisman membatalkan kunjungannya.
Kunjungan wisman ke kawasan Bromo, Tengger, dan Semeru di Jawa Timur sejauh ini belum terpengaruh oleh melemahnya rupiah. Wisman masih berkunjung dengan jumlah rata-rata 3.000 orang per bulan.
"Kunjungannya stabil, termasuk beberapa bulan ini. Ada sekitar 3.000 orang per bulan. Kemarin, saya juga ketemu dengan wisatawan asing dan ngobrol dengan mereka di lokasi," ujar Kepala Taman Nasional Bromo Tengger Ayu Dewi Utari, saat dihubungi, Kamis (17/9/2015).
Dengan nilai tukar rupiah di atas Rp 14.000 per dollar AS, kata Ayu, wisatawan justru diuntungkan. Saat ini, jumlah kunjungan wisatawan ke kawasan ini rata- rata mencapai 576.000 dalam setahun. Dari jumlah itu, sekitar 35.000 orang merupakan wisatawan asing.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Kota Batu Bambang Setia Dharma mengatakan, tingkat hunian hotel di Kota Batu saat ini sekitar 40 persen, turun sekitar 30 persen dari biasanya. Penurunan terbanyak berasal dari wisatawan domestik.
Di Batu terdapat sekitar 90 hotel kelas berbintang dan tidak berbintang yang tergabung dalam PHRI dengan jumlah kamar sekitar 3.500. Selain hotel di Batu, juga ada ratusan hunian vila.
Pengaruh melemahnya nilai tukar rupiah tetap ada. Namun, juga ada faktor siklus tahunan , yakni setiap bulan September kunjungan wisatawan rendah. Kunjungan akan kembali naik pada November dan puncaknya pada akhir Desember.
Jumlah wisman naik
Di Bali, tren kunjungan wisatawan asing tetap tinggi. Berdasarkan data Dinas Pariwisata Provinsi Bali, kedatangan wisman periode Januari-Juni 2015 tercatat sekitar 2 juta orang. Angka ini justru naik 10 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Namun, menurut Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Anak Agung Gede Yuniartha Putra, kamis, di Denpasar, rata-rata belanja wisatawan per hari turun dari 170 dollar AS jadi 150 dollar AS. Krisis ini juga memengaruhi rata-rata lama tinggal wisatawan. Tahun lalu, lama tinggal wisatawan asing rata-rata tiga hari. Belakangan, rata-rata tinggal wisatawan asing berkurang menjadi dua hari.
Ketua Asita Bali Ketut Ardana mengatakan, pihaknya belum menerima keluhan berkurangnya kunjungan wisatawan asing dan domestik karena krisis ini. Dina Indah, Marcom Manager The Haven Bali, Seminyak, masih mencatatkan okupansi sekitar 90 persen. "Kami justru menerima tamu terus sekitar tiga bulan ini tanpa kosong dari Australia, Asia, dan domestik," katanya.
Sementara itu, kunjungan wisatawan domestik di Banten tetap tinggi, sedangkan kunjungan wisman dari dulu juga tidak terlalu tinggi. General Manager My Pisita Anyer Resort Hardomo di Serang, Banten, Kamis, mengatakan, tingkat hunian masih stabil. "Konsumen kami lebih banyak wisatawan lokal. Mau rupiah melemah berapa pun tidak berpengaruh," katanya.
Endan Hudri, Ketua Paguyuban Homestay dan Pariwisata Sawarna, di Desa Sawarna, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten, menjelaskan, kunjungan wisatawan ke desa wisata tersebut stabil. "Setiap hari ada wisatawan yang datang. Kalau wisman yang menginap, paling 20 orang saja per bulan," katanya.
Jumlah kunjungan wisman ke DI Yogyakarta pada Agustus lalu mengalami penurunan 10-15 persen dibandingkan Agustus 2014. Salah satu pemicunya melemahnya nilai tukar rupiah.
"Kami merasakan ada sedikit penurunan turis mancanegara, terutama jika dibandingkan dengan periode Agustus 2015 dan Agustus 2014," kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah Asita Sudiyanto, Kamis, di Yogyakarta.
Sudiyanto menjelaskan, kebanyakan turis mancanegara yang berwisata ke DIY berasal dari Eropa, terutama Belanda, Perancis, dan Jerman. Selain itu, ada pula turis dari Asia yang kebanyakan berasal dari Jepang dan Malaysia. Karena nilai tukar mata uang sejumlah negara terhadap dollar AS cenderung melemah, beberapa wisman diperkirakan menunda perjalanan wisata mereka. (HRS/WER/BAY/AYS)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 18 September 2015, di halaman 24 dengan judul "Kunjungan Wisatawan Asing Stabil".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.