Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Pasambahan dan Carano Buka Peluncuran TdS 2015

Kompas.com - 21/09/2015, 16:32 WIB
Jonathan Adrian

Penulis

"Baa kaba sanak?" ucap protokol membuka acara. Ramai orang menjawab "Elok". Salam ini menjadi pembuka acara "Launching Tour de Singkarak" di Balairiung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Minggu (20/9/2015).

Acara ini memang dipenuhi 'orang awak' -sebutan untuk orang Minang. Dari Ketua DPD RI Irman Gusman, hingga para wali kota dari Sumatera Barat (Sumbar) semua orang Minang. Sayang Wali Kota Mentawai dan Gubernur Sumbar tak hadir. Tak lama lampu panggung redup. Beragam formasi pria dan wanita sudah berbaris di panggung.

"Prak!" alunan Talempong, musik tradisional Minang 'badendang'. Alunan bercampur dengan gitar dan drum modern. Mulailah gerakan indah Tari Pasambahan. Tari Pasambahan adalah tarian yang digunakan untuk menyambut dan memberi penghormatan kepada tamu yang hadir salam suatu acara. Tarian ini berkembang di setiap daerah di Sumatera Barat.

KOMPAS IMAGES / KRISTIANTO PURNOMO Istano Basa Pagaruyung, Nagari Pagaruyung, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Selasa (4/6/2013). Rumah tradisional bergaya khas Minangkabau ini digunakan sebagai tempat jamuan makan saat pelaksanaan Tour de Singkarak 2013.
Kali ini, Tari Pasambahan dipersembahkan dari Padang Panjang. Di sela gerak tari, para 'uni' dengan kostum merah turun menghampiri tamu. Sambil memegang 'carano', sejenis nampan biasanya berisi daun sirih, uni-uni ini memberi suguhan kepada tamu kehormatan. Ini juga menjadi simbol bahwa masyarakat Minang menerima dan ingin menjalin persahabatan dengan tamu yang datang.

Selain Tari Pasambahan, dihadirkan juga Tari Carano dari Kabupaten Pesisir Selatan. Kali ini tarian dihiasi dengan sedikit gerakan 'silek'. Barisan 'uda' berseragam merah memasang kuda-kuda di atas panggung. Gerakan-gerakan silat penuh makna Minang ditampilkan, salah satunya posisi merunduk bak kucing yang akan menyerang.

Tari Samba Carano atau biasa dipanggil Tari Carano sebenarnya memiliki makna sama: penyambutan para tamu. Dalam budaya Minang, menyambut tamu dilakukan dengan tarian dan pertunjukan silat. "Saya menghargai, enam bulan mereka latihan untuk mempersiapkan ini," ujar Ketua Penyelenggara Tour de Singkarak (TdS), Sapta Nirwandar saat memberi sambutan.

Tak hanya kedua tarian ini, saat datang ke Balairiung Soesilo Soedarman, para tamu juga disambut dengan pukulan 'Gandang Tabui' serta 'Bansi', semacam terompet dari bambu.

TdS merupakan perhelatan balap sepedah terbesar di Indonesia. Acara ini akan diselenggarakan tanggal 3-11 Oktober 2015 di Sumbar. Akan ada 9 etape yang dilalui diawali dari Pesisir Selatan, berakhir di Padang. Tahun ini menjadi tahun ketujuh TdS diselenggarakan. Akan ada 24 tim dari 36 negara yang ikut, memperebutkan total hadiah Rp 1,4 miliar.

TdS juga jadi ajang balap sepedah terbesar kelima di dunia, setelah Perancis, Italia, dan Australia. Menurut Sapta, ini tercapai karena TdS bukan hanya menawarkan tontonan olahraga, tapi juga alam dan budaya. "Ada tiga aspek yang ditawarkan TdS, olahraga, wisata (alam), dan budaya, makanya acara ini bisa besar," kata Sapta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com