Acara yang rutin digelar sejak empat tahun terakhir tersebut diikuti 80 peselancar dari berbagai negara antara lain Swedia, Swiss, Finlandia, Perancis, Hungaria, Jerman Venezuela, Amerika Serikat, Korea, Australia, Jepang, Thailand, dan Indonesia.
Kepada KompasTravel, Bupati Anas menjelaskan untuk tahun depan, lokasi kompetisi surfing akan dipindahkan untuk mempromosikan pantai di kawasan Banyuwangi lainnya. "Selama empat tahun kegiatan surfing diadakan di Pantai Pulau Merah. Kemungkinan tahun depan akan dipindahkan ke pantai lain seperti Pantai Grajakan atau Pantai Mustika agar merata," jelas Anas.
Menurut Bupati Banyuwangi, sejak rutin digelar kompetisi selancar, Pantai Pulau Merah kini sudah mulai terkenal. Wisatawan juga mulai ramai dengan tren kunjungan yang terus meningkat. "Sport tourism cukup efektif dalam memperkenalkan destinasi. Di beberapa negara, sport tourism sudah menyatu dalam konsep pemasaran pariwisatanya," kata Anas.
"Kami terus berusaha memberi nilai tambah pada destinasi kami. Selain mengembangkan infrastrukturnya, salah satu cara kami mempromosikan destinasi ini adalah dengan menggelar sejumlah event di destinasi. Seperti kite surfing yang kami gelar untuk mempromosikan Pulau Tabuhan," kata Anas.
Lomba yang berlangsung 25-27 September ini melombakan 8 kategori yakni open international, national, expert, long board, paddle race, girl division. Juga ada grommet <14 tahun, dan pushing division < 10 tahun.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.