Masih ada sisi lain dari keindahan Tanakeke, yakni hutan bakau. Dahulu, pulau ini menjadi salah satu tempat di mana bakau tumbuh subur dengan luas mencapai lebih dari 1.700-an hektar. Gencarnya alih fungsi lahan ke tambak udang membuat luas hutan bakau berkurang.
Namun, lebih dari lima tahun terakhir, rehabilitasi hutan bakau gencar dilakukan kelompok lembaga swadaya masyarakat, Yayasan Hutan Biru, di wilayah ini. Itulah membuat hutan bakau kembali lebat. Ini menjadi salah satu bagian menarik yang kerap dikunjungi. Hutan bakau di kawasan ini menjadi tempat belajar sekaligus penelitian bagi banyak orang. Bahkan, tak jarang menjadi obyek liputan media baik lokal, nasional, maupun internasional.
Wisata dan belajar
Tanakeke sesungguhnya adalah tempat wisata sekaligus belajar. Bukan hanya soal mangrove, tetapi juga biota khas yang hidup di sekitar pulau ini. Beragam jenis ikan, kepiting, dan udang tumbuh di perairan sekitar Tanakeke. Tentu saja, menyantap ikan segar menjadi salah satu yang tak bisa diabaikan jika ke Tanakeke.
Tak hanya itu, budidaya rumput laut pun menjadi salah satu obyek menarik untuk dilihat sekaligus dipelajari. Di beberapa bagian Tanakeke, masyarakat setempat membudidayakan rumput laut. Kerap pengunjung memanfaatkan perahu kecil untuk mengitari lokasi di mana tali temali tempat rumput laut dibudidayakan membentang.