Berikut seri ke-5 laporannya yang disajikan dalam 10 tulisan.
*****
DI ujung desa kudapati sebuah youth hostel yang tidak terawat. Tanahnya luas dan bangunan besar, tampaknya dikelola oleh pemerintah daerah setempat.
Penjaganya 5-6 orang Kashmir yang tubuhnya besar-besar mengarahkan aku berikut sepeda masuk ke sebuah kamar di bagian depan.
Padahal aku sebenarnya cuma minta izin berkemah di halaman.
Entah mengapa, perasaanku tak enak saat memasuki bangunan besar yang kosong itu. Lebih tak enak lagi saat seorang penjaga mengamati barang-barang bawaanku dengan mata jelalatan seperti mencari barang berharga.
Di dalam kamar berisi tumpukan kasur kugelar matras dan sleeping bag lalu memasak makan malam berupa nasi, abon, telur, dan sayuran kaleng.
Tapi aku tak kalah gertak. Kubilang hanya ada 200 rupee untuk kamar karena aku bukan turis dan perjalananku masih panjang.