KAMBOJA, KOMPAS.com - Ibarat kata, jalanan ini tidak mengenal hari. Akhir pekan, hari libur, atau hari kerja, setiap malam pasti ramai turis berpesta.
Sisi-sisi jalan hanya ada kafe, pub, dan restoran. Hanya beberapa sudut saja terlihat toko penjual suvenir lokal khas Kamboja.
Musik dari setiap sudut kafe dan pub saling berlomba menarik para pengunjung. Kebanyakan yang berlalu lalang adalah turis dari benua kulit putih yang memang terbiasa dengan kehidupan kafe dan pub.
Sementara turis-turis dari benua Asia kebanyakan adalah rombongan tur. Berjalan sambil pimpinan grupnya menjelaskan dengan bahasa mereka tentang Pub Street dan pasar malam kota Siem Riep, Kamboja. Setelah itu cukup foto diri dan foto rombongan.
“Biasa ramai mulai jam 8 malam sampai jam 2 dini hari. Kadang kalau lagi musim ramai, bisa jam 3 dini hari. Jam 4 juga kadang masih ada tamu," ucap Ngaros Nguy, warga lokal Siem Reap kepada KompasTravel.
"Bagi kami ya mahal. Bagi uang kamu kan murah," kata Ngaros.
Dibanding tempat makan dan minum di kawasan lainnya, di tempat ini harga lebih mahal. Misalnya, nasi goreng di restoran sekitar Pub Street bisa mencapai harga 4-5 dollar AS per porsi atau setara Rp 60-70 ribu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.