Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gugusan Pulau Pari, Pesona yang Perlahan Tergerus

Kompas.com - 28/11/2015, 13:10 WIB
WISATA bahari di gugusan Pulau Pari, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, DKI Jakarta, terus menggeliat. Sayangnya, pesona pasir putih, terowongan mangrove, dan ekosistem laut kini terancam eksploitasi. Karang dikeruk, pasir pun disedot untuk reklamasi.

Di balik pesona pulau itu, ada bara api mengancam kelangsungan wisata kebaharian andalan penduduk. Masifnya pembangunan properti yang diawali dengan reklamasi dari bahan terumbu karang dengan sendirinya mencuatkan ancaman bagi biota laut.

Penjelajahan Kompas pertengahan Oktober 2015 lalu mengonfirmasi kegundahan sejumlah pihak terkait eksploitasi alam yang menjurus pada kepentingan pribadi dan komersial.

Kala itu, kami baru saja tiba di penginapan milik UPT Loka Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia Oseanografi Pusat Penelitian Oseanografi, LIPI, setelah menempuh perjalanan 1,5 jam dari Dermaga Marina, Ancol, Jakarta Utara. Rae Sita, peneliti LIPI dari Jakarta, mengajak kami menelusuri gugusan Pulau Pari Besar.

Pulau Pari masuk dalam gugusan pulau di atas karang besar. Jika dilihat dari satelit, pulau karang besar ini berbentuk mirip seekor ikan pari. Itulah mengapa dinamakan Pulau Pari.

Gugusan pulau itu terdiri atas sejumlah pulau, antara lain pulau tak berpenghuni seperti Pulau Tikus, Pulau Burung, Pulau Kongsi, dan Pulau Pari Kudus. Adapun pulau berpenghuni yakni Pulau Pari dan Pulau Tengah (warga sekitar menyebutnya Pulau H karena pemiliknya Hengky, pengusaha dari Jakarta).

Jarum jam menunjukkan angka 13.15. Matahari bersinar terik. Alit (36), nelayan yang akan membawa kami keliling gugusan Pulau Pari, sudah bersiap di dermaga. Kami pun segera naik perahu motor ukuran sedang.

Pulau pertama yang dituju adalah Pulau Tikus. Perjalanan ke pulau ini butuh waktu sekitar 30 menit. Dalam perjalanan menuju Pulau Tikus, di posisi sekitar 5 kilometer dari dermaga Pulau Pari, sebuah kapal karam mencuri perhatian setiap mereka yang lewat di tempat itu.

”Kapal itu bukan milik orang pulau. Kapal itu karam baru empat hari lalu karena nakhodanya memaksa masuk dari arah yang salah. Ia tidak tahu ada karang besar,” ujar Alit.

Tak jauh dari kapal karam, terlihat dua nelayan dengan separuh badan terendam air laut. Keduanya sedang memancing cumi.

Ketika perahu melintasi Pulau Burung menuju Pulau Tikus, sejumlah perahu dan kapal ukuran sedang ngetem menunggu penumpang yang tengah menikmati keindahan taman laut dengan ikan warna-warni dan terumbu karang.

Begitu mendekati Pulau Tikus, sejumlah lelaki dewasa tampak memikul terumbu karang berdiameter 10-20 sentimeter. Pekerja itu mengangkut terumbu karang dari dalam laut dan menyusunnya rapi sekitar 5 meter dari bibir pantai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com