Mereka berkumpul di sebuah jalan yang bersisian dengan lembah dengan pemandangan sawah dan pegunungan terhampar di depan mata.
Menikmati udara dingin sembari menunggu kawanan elang terbang rendah jadi hal yang ditunggu. Hari itu, hamparan sawah yang jadi fokus pandangan, memang tidak sedang menguning atau menghijau karena baru saja dipanen.
Namun tetap saja, pengunjung memadati sepanjang sisi jalan dengan mata memandang jauh ke sawah di lembah.
Sebagian lainnya memilih menikmati hamparan sawah bertingkat tak jauh dari lokasi itu. Bedanya pada hamparan sawah ini, banyak terdapat batu besar yang di dalamnya adalah liang atau kuburan batu.
Kuburan batu tak hanya ada di tengah atau sisi sawah, tapi juga di tebing-tebing di beberapa lokasi.
”Setiap membawa wisatawan ke Toraja, Batu Tumonga adalah salah satu tempat tujuan. Biasanya mereka suka ke sini. Bahkan yang sudah pernah atau beberapa kali datang tetap meminta dibawa ke sini. Terutama jika musim tanam padi,” kata Budiana, pemandu wisatawan.
Batu Tumonga di musim tanam padi adalah hamparan sawah menghijau atau menguning sejauh mata memandang.
Sebagian hamparan sawah ini seperti permadani yang terhampar luas dan seperti anak tangga beludru di beberapa bagian lainnya. Dari puncak ini juga, desa-desa di Toraja bisa dilihat dari ketinggian.
Tentu Toraja tak hanya Batu Tumonga, tapi juga banyak obyek lain. Kuburan batu, kuburan gantung, rumah adat, arca batu, melihat orang menenun kain tradisional Toraja, hingga perkebunan kopi juga menjadi bagian yang tak boleh dilewatkan jika mengunjungi daerah ini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.