Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merajut Mimpi di Warung Kampayo XT

Kompas.com - 01/12/2015, 12:07 WIB
DI Kota Yogyakarta ada kompleks bangunan yang mempunyai nama keren XT Square. Bukan mal. Tempat ini sesuai namanya, XT singkatan dari eks terminal. Ya, dulu orang kalau naik bus terutama yang jarak jauh harus ke terminal bus Umbulharjo.

Tahun 2004, terminal bus sudah dipindahkan ke Giwangan, perbatasan Kota Yogyakarta dengan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sejak dikelola PD (Perusahaan Daerah) Jogjatama Vishesha tahun 2012, keberadaan bekas terminal itu makin populer. Beragam kegiatan ekonomi dan sosial dilakukan untuk menarik tamu pengunjung.

Awalnya hanya kios-kios kerajinan, sekarang sudah makin bervariasi. Ada warung kuliner, tempat karaoke, pertunjukan dangdut, museum de mata, de arca, pusat pameran batu mulia, pertokoan, serta event rutin dua kali seminggu latihan burung berkicau dan warung musik Kampayo.

Salah satu tenant (penyewa) yang makin berhasil mengembangkan produk di bekas terminal itu adalah warung musik Kampayo. Setelah melalui perjuangan kemandirian, upaya kampayo (Keluarga Musisi, Penyanyi, dan Artis Panggung Yogyakarta) mulai menampakkan hasil yang positif. Direktur Pemasaran dan Operasional Jogjatama Vishesha Widihasto Wasana Putro mengakui peran signifikan Kampayo.

”Kampayo menghidupkan suasana malam XT. Pengisi acara di Kampayo merupakan band- band yang berkualitas dan punya reputasi bagus di Yogyakarta. Mereka juga ikut membangun brand image XT karena pengunjung yang hadir tak sedikit dari pejabat sipil, militer, tokoh masyarakat, sosialita, dan artis. Bahkan tak jarang mereka ikut nge-jam,” katanya.

Gotong royong

Kampayo berdiri tahun 1998, dengan aktivitas yang masih belum profesional dan akhirnya vakum. Tahun 2010, Kampayo mempunyai panggung musik yang disediakan Hotel Sargede di Jalan Pramuka, Yogyakarta. Setahun berkiprah di Sargede, mereka terpaksa harus pindah mencari tempat.

”Pada Juli 2013, kami memperoleh tempat di salah satu bangunan yang ada di XT Square, namanya Plasa Umar Kayam, ada panggung musik beratap, tetapi yang lain masih terbuka. Warung makanan dan minuman berada di tenda,” ujar Ketua Kampayo Indro Suseno yang akrab dipanggil Kimpling ini, Jumat (20/11), di Yogyakarta.

Para anggota Kampayo sadar, tak selamanya mereka bisa menyandarkan pendapatan dari bermain musik atau pentas. Mereka harus mampu mempunyai penghasilan lain untuk menopang hari tua.

Salah satu jalan untuk merintis usaha yaitu melalui gotong royong sesama anggota Kampayo yang berjumlah sekitar 40 orang. Mereka ada yang bermain musik, penyanyi, penyulap, dan pegiat hiburan lainnya.

Setelah bernegosiasi dengan pengelola XT Square, Kampayo mendapat kontrak sewa tempat selama 3 tahun. Secara patungan dan sumbangan dari donatur, kami membangun panggung dan tempat duduk beratap yang permanen.

”Lalu kami mendorong anggota Kampayo untuk membuka warung makan dan minuman. Pertama-tama, Kampayo masih mencari bentuk usaha yang menguntungkan. Akhirnya kami semua belajar, tak hanya terampil di panggung, tetapi juga bisa mengurus menu makanan, minuman, dan mengatur keuangan,” kata Kimpling yang dikenal sebagai event organizer senior.

Artis sulap Bambang Beni S membuka counter makanan Ben’s bebakaran. Dia melihat arena musik Kampayo itu prospektif karena pasti akan dikunjungi banyak orang.

”Kami kemudian mengundang saudara yang menjadi chef di Bandung untuk mengajari memasak. Hasilnya, saya dan istri mampu menghidangkan sejumlah makanan, ayam bakar, ayam goreng, dan ayam geprek,” katanya.

Seperti perkiraan Bambang, warungnya lumayan laris dan kini akan segera mengeluarkan menu baru. Selain Ben’s, masih ada delapan stan warung yang menyajikan aneka ragam makanan dan minuman. Semua dimiliki anggota Kampayo.

Kampayo harus membayar sewa senilai Rp 17 juta per bulan, serta memberi honor pemain band yang mengisi pertunjukan. Sejak menyewa Desember 2014 sampai sekarang, kata Manajer Program Warung Musik Kampayo Ain Warnain, panggung pertunjukan belum pernah absen.

Pada awalnya susah mencari penampil band reguler, lanjut Ain, kini mereka sudah mempunyai tujuh kelompok band yang bergantian bermain tiap malam. Panggung Kampayo XT makin dikenal, kini bahkan banyak yang antre untuk tampil.

”Siapa pun bisa tampil, kami memfasilitasi musisi, penggemar, ataupun komunitas yang hendak membuat acara musik. Genre musik yang dapat dimainkan juga tidak dibatasi. Mulai dari oldies, pop, slow rock, jazz, blues, country, hingga musik etnik. Termasuk ensembel gesek dan tiup. Syaratnya mudah, yang penting kelompok yang minta tampil sudah memiliki skill bermusik dan secara penampilan mampu menghibur pengunjung,” kata Ain.

Rizza, koordinator grup band Dexter, merasa senang mendapat jatah tampil secara reguler tiap Selasa malam.

”Selain honor yang memadai, manggung di XT membuat kita dikenal banyak orang, jaringan terbentuk sehingga kita juga sering dimintai tampil di beberapa kota. Dan yang lebih spesial, tampil di XT ini membuat kami harus terus belajar, karena audiensnya kritis dan berselera,” kata pemusik yang juga arsitek tersebut.

Cara unik

Band yang berkualitas penting untuk menarik tamu. Semakin banyak pengunjung berarti warung makanan Kampayo makin laris. Nah, agar semakin menarik tamu, Kimpling, Ain, dan anggota Kampayo lainnya mempunyai cara yang unik. Sebagai orang yang sudah malang melintang di dunia hiburan dan juga pernah bekerja di sejumlah media, Kimpling mempunyai jaringan pertemanan luas.

Artis lokal ataupun nasional sudah sering datang ke XT. Demikian pula dengan tokoh politik, pengusaha, kalangan militer, dosen, anggota DPR, pejabat pemerintah, bahkan sampai duta besar.

”Beberapa bulan yang lalu, Kampayo XT pernah kedatangan 22 duta besar. Mereka kebetulan ada acara di Jakarta, saya kemudian mengontak mereka untuk datang, eh ternyata mereka antusias menyanyi bersama,” ungkap Kimpling.

Berapa bayaran untuk mendatangkan artis seperti Badai Kerispatih yang Oktober lalu manggung di XT? ”Tidak ada honor untuk penyanyi atau artis terkenal yang mampir ke Kampayo XT. Saya hanya mengambil sisi CSR (corporate social responsibility—tanggung jawab sosial perusahaan) seorang artis, yang kalau 10 job profesional, gratis satu tampil di XT. Begitu saya bilang ke mereka,” kata Kimpling.

Daftar tamu terkenal di panggung musik Kampayo XT sudah panjang. ”Saya ingin agar Kampayo XT menjadi ikon wisata baru di Yogya. Jadi seperti Malioboro, kalau belum mampir ke Kampayo XT belum lengkap mengunjungi Yogya,” ujarnya. (Bambang Sigap Sumantri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering Sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering Sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Travel Update
7 Hotel Dekat Stasiun Gambir, Mulai Rp 125.000

7 Hotel Dekat Stasiun Gambir, Mulai Rp 125.000

Travel Update
Wisata ke Arab Saudi Kini Bisa Pakai Visa Umrah

Wisata ke Arab Saudi Kini Bisa Pakai Visa Umrah

Travel Update
Promo Pameran Saudi Tourism Authority, Diskon Umrah hingga Rp 3 Juta

Promo Pameran Saudi Tourism Authority, Diskon Umrah hingga Rp 3 Juta

Travel Update
Wisatawan Nekat Kunjungi Tangga Haiku di Hawaii meski Sudah Ditutup

Wisatawan Nekat Kunjungi Tangga Haiku di Hawaii meski Sudah Ditutup

Travel Update
P'Narach Food and View, Resto dengan Konsep Unik di Kabupaten Semarang

P'Narach Food and View, Resto dengan Konsep Unik di Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
Bandara di Jepang Ini Tidak Pernah Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun

Bandara di Jepang Ini Tidak Pernah Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun

Travel Update
Air Terjun Dolo: Pesona Alam Lereng Gunung Wilis di Kabupaten Kediri

Air Terjun Dolo: Pesona Alam Lereng Gunung Wilis di Kabupaten Kediri

Jalan Jalan
5 Tempat Wisata Dekat Simpang Lima Semarang, Bukan Cuma Lawang Sewu

5 Tempat Wisata Dekat Simpang Lima Semarang, Bukan Cuma Lawang Sewu

Jalan Jalan
25 Hotel Terbaik di Dunia 2024 Versi TripAdvisor, Ada dari Indonesia

25 Hotel Terbaik di Dunia 2024 Versi TripAdvisor, Ada dari Indonesia

Hotel Story
Barang yang Paling Sering Ditinggal Wisatawan di Bandara, Apa Saja?

Barang yang Paling Sering Ditinggal Wisatawan di Bandara, Apa Saja?

Travel Tips
3 Syarat Wajib Ada di Destinasi MICE, Salah Satunya Venue

3 Syarat Wajib Ada di Destinasi MICE, Salah Satunya Venue

Travel Tips
5 Kolam Renang di Depok, Lengkap dengan Informasi Harga Tiket

5 Kolam Renang di Depok, Lengkap dengan Informasi Harga Tiket

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com