Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyusuri Sungai Waelengga sambil Menanam Pohon

Kompas.com - 12/01/2016, 15:17 WIB
Kontributor Manggarai, Markus Makur

Penulis

Walaupun cuaca panas akibat pemanasan Global di wilayah Kota Waelengga tak terasa ketika berada di tengah hutan tersebut.

Menyusuri hutan rimba yang dipandu tua adat itu terus memberikan semangat kepada para frater dan warga Waelengga untuk mencapai di Sumber Mata Air Nuling.

Setelah melewati hutan itu,  rombongan mulai menyusuri Sungai Waelengga. Kelelahan mulai terasa, dan keringat membasahi seluruh tubuh.

Namun, ketika menyusuri sungai itu terasa kesejukan yang disuguhkan alam. Sesekali menyentuh air Sungai yang dingin. Air sungai itu terus mengalir tanpa kenal lelah. Bahkan, air itu mengalir di celah-celah batu besar.

Tibalah rombongan di Sumber Mata Air Nuling. Kelelahan hilang ketika melihat air yang mengalir dari Bak Penampung. Mata Air Nuling merupakan sumber air kepada warga masyarakat Sambikoe.

Satu per satu rombongan diperciki air oleh tetua adat agar terhindar dari bahaya. Selanjutnya secara bergantian rombongan mencuci muka di pancuran dari Bak Penampung.

Rombongan beristirahat di batu-batu besar sekitar Sumber Mata Air itu. Ada yang bercerita, minum air, makan biskuit dan permen. Sehigga akhirnya tenaga sudah pulih kembali.

Menanam Pohon Ara

Tua adat Suku Seso, Damianus Tarung membuat sebuah ritual adat di sekitar Sumber Mata Air. Ia menyapa alam dan leluhur agar merestui kegiatan menanam pohon Ara untuk keberlanjutan sumber mata air tersebut.

Selanjutnya Romo Roy memimpin ibadat singkat di tengah sungai agar kegiatan menanam pohon Ara di sekitar Sumber Mata Air Nuling berjalan lancar. Sesudah itu, anakan Pohon Ara itu diritualkan dengan mengambil air dari pancuran di bak penampung tersebut.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Menanam pohon ara di Waelengga, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur.
Sebanyak 300 anakan Pohon Ara yang disiapkan oleh Paroki Santo Arnoldus ditanam di sekitar Sumber Mata Air Nuling.

Romo Roy mengungkapkan, Gerakan Menanam Pohon di sekitar Sumber Mata Air demi melindungi keberlangsungan dan keberlanjutan mata air.

Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan umat manusia di dunia. Menjaga, melindungi dan menanam kembali pohon disekitar sumber mata air dapat menghidupkan generasi manusia di masa mendatang.

“Kita menanam hari ini untuk anak cucu kita di masa depan. Kebutuhan air adalah kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Saya mengucapkan terima kasih banyak atas kunjungan para Frater Ledalero sekaligus bersama umat menanam pohon disekitar mata air. Kali ini Pohon Ara di sekitar Sumber Mata Air Nuling. Ke depannya akan ditanami pohon beringin dan pohon-pohon lainnya,” jelasnya.

Damianus Tarung, Tua adat Suku Seso menjelaskan, buah dari Pohon Ara dimakan oleh burung-burung serta musang. Jadi apabila di tengah hutan hidup pohon Ara maka disitu tempat bernaungnya binatang musang.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Pastor Paroki Romo Hieronimus Jelahu tanam pohon ara di Waelengga, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur.
“Jika pohon Ara yang kita tanam hari ini hidup dan tumbuh maka kita akan melihat binatang musang. Selain itu musang dapat menyebarluaskan Pohon Ara di tempat lain,” jelasnya.

Itulah Sungai Waelengga di Flores, sebagai tempat berpetualangan di tengah hutan sambil menanam pohon sekaligus berwisata, menikmati alam serta indahnya air terjun Tiwu Repot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Batu Jonggol Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Lokasi

Gunung Batu Jonggol Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Lokasi

Jalan Jalan
Ocean Park BSD City Tangerang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Ocean Park BSD City Tangerang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Scoot Terbangkan Pesawat Embraer E190-E2 Pertama

Scoot Terbangkan Pesawat Embraer E190-E2 Pertama

Travel Update
5 Tips Traveling dengan Hewan Peliharaan yang Aman

5 Tips Traveling dengan Hewan Peliharaan yang Aman

Travel Tips
Traveloka dan Baby Shark Beri Diskon Liburan Sekolah hingga 50 Persen

Traveloka dan Baby Shark Beri Diskon Liburan Sekolah hingga 50 Persen

Travel Update
4 Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Melawati Keamanan Bandara

4 Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Melawati Keamanan Bandara

Travel Tips
KAI Sediakan 739.000 Kursi Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus

KAI Sediakan 739.000 Kursi Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
Kadispar Bali: Pungutan Wisatawan Asing Sudah Hampir Rp 79 Miliar

Kadispar Bali: Pungutan Wisatawan Asing Sudah Hampir Rp 79 Miliar

Travel Update
Tips Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri, Jangan Kesiangan

Tips Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri, Jangan Kesiangan

Travel Tips
Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Travel Tips
Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Travel Update
Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Travel Update
Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Travel Update
Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut 'Flare' di Gunung Andong

Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut "Flare" di Gunung Andong

Travel Update
Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com