KOMPAS.com - Berniat mencari teh terbaik di dunia, Anda bisa mengunjungi Sri Lanka. Negara bekas jajahan Inggris itu terkenal dengan hamparan kebun tehnya yang luas dan kualitasnya yang mendunia.
Kini teh di sana tidak hanya menjadi sebuah komoditi, tetapi menjadi tujuan utama wisatawan mengunjungi Sri Lanka. Wisata teh di Sri Lanka muncul sebagai pengalaman yang populer bagi wisatawan.
Inggris memang selalu memberikan bekal bagi negara bekas jajahannya. Berawal dari tanaman camelia sinensis yang mereka bawa dari China pada tahun 1824, ke sebuah pulau Ceylon. Pulau yang telah mereka jajah sejak 1801, sekarang menjadi Sri Lanka.
Pada tahun 1890, Thomas Lipton tiba untuk membeli perkebunan teh, sebesar 23.000 ton teh yang berhasil diekspor ke London. Ceylon telah menjadi sebuah pulau yang identik dengan teh pada masa itu.
Ceylon memenangkan kemerdekaan dari pemerintahan Inggris pada tahun 1948. Namun, industri teh tetap menjadi milik kolonial. Bahkan menjadi negara kepulauan eksportir teh terbesar di dunia pada tahun 1965.
Industri itu sendiri masih didominasi oleh Inggris, yang mengekspor teh sebagai bahan baku merek teh luar negeri.
Fernando seorang warga lokal memimpikan teh milik negaranya diakui oleh dunia, dari kemasan, pemasaran hingga keuntungannyapun lebih banyak untuk negaranya.
Baru pada tahun 1988 Fernando berhasil merevolusi industri teh di negaranya dan mendirikan Dilmah Tea. Hingga pada hari ini, Dilmah merupakan merek teh internasional Sri Lanka yang paling dikenal.
Anda harus berkunjung ke daerah penghasil teh terbaik yang juga berkembang sebagai wisata teh di sana, salah satunya yaitu Nuwara Eliya. Kawasan ini dijuluki “The Little England” dan terletak sebelah selatan, dekat dengan pusat Sri Lanka.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.