Para pelintas jalur Banda Aceh - Medan pasti melewati “Makam Syuhada Lapan” di Simpang Tamboe, Cot Batee Geulungku, Kecamatan Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen, Aceh.
Sejumlah literatur sejarah menyebutkan, keberadaan Makam Syuhada Lapan (baca:delapan pejuang mati syahid), merupakan pejuang yang gugur dalam pertempuran melawan serdadu Marsose Belanda, awal tahun 1902. Lebih kurang 114 tahun silam, ke delapan pejuang yang dikubur di makam ini.
Tak hanya itu, letak makam yang berhadap-hadapan dengan sebuah masjid, kerap disinggahi pelintas yang melakukan ibadah shalat wajib. Uniknya, banyak pelintas, baik pengendara sepeda motor, maupun penumpang atau sopir mobil angkutan umum atau pribadi, yang turun singgah memberi sedekah ke depan makam.
Muhammad, seorang sopir angkutan umum mengaku, dirinya kerap diminta berhenti sesaat oleh penumpang untuk memberi sedekah. Tak hanya siang hari, kebiasaan meletakkan sedekah di kotak amal itu juga kerap dilakukan pada malam hari.
“Hampir setiap melintasi kawasan ini saya selalu mampir karena ada satu atau dua penumpang yang minta,” kata Muhammad, kepada KompasTravel, Jumat (29/1/2016).
Kendati saat ini posisi depan makam sudah diramaikan dengan sejumlah gelandangan pengemis (gepeng), tidak mengurangi niat para pelintas untuk singgah di makam para pejuang yang hampir berumur 114 tahun itu.
Pengamatan KompasTravel, menurut catatan yang tertulis rapi di di dinding makam, terdapat nama-nama delapan pejuang yang gugur itu, yakni Tgk. Panglima Prang Rayeuk Jurong Binje, Tgk. Muda Lem Mamplam, Tgk. Nyak Balee Ishak Blang Mane, Tgk. Meureudu Tambue, Tgk. Balee Tambue, Apa Syekh Lancok Mamplam, Muhammad Sabi Blang Mane, dan Nyak Ben Matang Salem Blang Teumulek.
Namun, kegigihan para pejuang akhirnya berhasil melumpuhkan hingga tewas para serdadu Belanda itu. Namun saat hendak mengumpulkan semua persenjataan serdadu yang tewas, tiba-tiba datang sejumlah serdadu marsose dan menyerang secara membabi buta hingga akhirnya kedelapan pejuang mati syahid di tempat.
“Hingga akhirnya jenazah kedelapan pejuang yang gugur ini dimakamkan dalam satu liang, mempertimbangkan bagian tubuh mereka yang berserakan,” sebut Munawir, seorang warga setempat yang mengetahui kisah makam itu secara turun-temurun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.