"Bisa langsung menuju kapal. Silahkan naik melalui tangga di samping. Untuk kamar ada di lantai G dan F. Nanti bisa dilihat di pintu kamar untuk nomornya," kata seorang anggota Angkatan Laut dengan ramah kepada peserta.
Sesuai dengan data penumpang ada 209 orang yang ikut dalam Sail Journalis yang digelar dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional. Mereka menumpang KRI Makassar dari Surabaya menuju Lombok dan bertolak pada pukul 10.30 WIB.
Letkol Laut (P) Elmondo Samuel Sianipar kepada KompasTravel menjelaskan perjalanan menuju Lombok dari Surabaya sekitar 24 jam. "Besok, Sabtu siang kita sudah merapat di Pelabuhan Lembar di Lombok," jelasnya.
Kapal tersebut memiliki berat bersih 2.800 ton dan tinggi 11,3 meter, lebar 22 meter dan panjang 125 meter. Untuk normalnya, KRI Makassar bisa mengangkut 600 penumpang, termasuk juga awak kapal, 22 kendaraan tempur, 15 truk dan 3 helikopter.
"Kapal ini sudah mengarungi seluruh perairan di Indonesia dan difungsikan untuk operasi kemanusiaan serta penanggulangan bencana alam," jelas Elmondo.
Di dalam KRI ada beberapa barak yang berisi tempat tidur susun. Seperti di kamar G 10, terdapat 26 ranjang susun yang dilengkapi kasur, bantal, lampu, charger, dan juga laci untuk menyimpang barang. Seluruh kamar dan ruangan juga di lengkapi dengan pendingin ruangan.
Untuk kamar mandi umum disediakan di setiap tingkat dan terpisah antara kamar mandi dan toilet. Tidak perlu khawatir, air yang digunakan di kamar mandi adalah air tawar dan juga disediakan air panas dengan pancuran di masing-masing kamar mandi yang dipisah dengan sekat dan dilengkapi dengan mesin cuci.
Sementara itu juga terdapat landasan helikopter yang difungsikan untuk sholat Jumat dan juga digunakan penumpang untuk menghirup udara bebas.
"Dilarang merokok di dalam ruangan. Penumpang hanya diperbolehkan merokok di luar, itu pun puntungnya dilarang dibuang di laut. Di bagian luar memang langsung melihat laut," tegasnya.
Pada malam hari, landasan helikopter disulap menjadi panggung untuk bermain musik dan stand up comedy. Sementara di geladak F khusus untuk perwira. Terdapat juga lounge perwira yang nyaman dan dilengkapi dengan televisi layar besar dan sound system yang canggih.
Pembicara yang hadir adalah Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara serta Farouk Muhammad, Wakil Ketua DPD RI. Sementara Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang juga menjadi pembicara menyusul KRI Makassar dengan helikopter setelah empat jam perjalanan.
"Saya paksakan untuk datang ke sini menyusul dengan helikopter karena tahu saya bicara di depan para jurnalis. Saya ingin jurnalis juga mengambil peran untuk pembangunan Indonesia dengan tulisan-tulisan yang berkualitas dan mencerahkan untuk masyarakat," kata Panglima TNI.
Sabtu, 6 Februari 2016, pengumuman dari pengeras suara terdengar di seluruh ruangan mengarahkan agar peserta Sail Journalis menuju ke bagian dek kapal dengan membawa barang bawaan karena KRI Makassar sudah berlabuh di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
"Bagian belakang sengaja ditenggelamkan agar kapal yang lebih kecil bisa keluar dari lambung. KRI Makassar tidak bisa merapat ke pelabuhan karena kedalamannya kurang," jelas Elmondo.
Perjalanan dari tempat berlabuh KRI Makassar menuju Pelabuhan Lembar kurang dari 20 menit. Setelah 24 jam di atas KRI Makassar akhirnya peserta Sail Journalis menginjakkan kaki di Pulau Lombok disambut dengan gendang beleq. Selamat datang di "Pulau Seribu Masjid".