Aktivitas pariwisata di Desa Wanurejo antara lain dirintis Nuryanto (42). Mulanya, Nuryanto mendirikan usaha kerajinan yang dinamai Lidiah Art pada tahun 1999.
”Awalnya, saya membuat aneka miniatur candi untuk dijual sebagai suvenir kepada wisatawan yang datang ke Borobudur,” kata pria yang juga memiliki keterampilan melukis tersebut.
Lama-kelamaan, Lidiah Art berkembang pesat dan jenis kerajinan yang dibuat makin banyak.
Nuryanto kemudian memiliki ide untuk membuat paket wisata edukasi, yakni dengan mengajak para turis belajar langsung membuat kerajinan.
Paket wisata itu pun disambut baik. Banyak rombongan wisatawan, termasuk para pelajar, datang ke desa tersebut untuk belajar membuat wisatawan.
”Suatu saat, ada wisatawan yang tanya, apakah bisa menginap di desa ini untuk belajar membuat kerajinan. Akhirnya warga mulai menyiapkan rumahnya untuk menjadi penginapan bagi wisatawan. Inilah cikal bakal homestay di Desa Wanurejo,” tutur Nuryanto.
Sesudah usaha homestay tumbuh, muncullah usaha lain, seperti katering, kelompok kesenian, penyewaan sepeda, dan jasa transportasi andong.
Pada tahun 2008, Nuryanto bersama sejumlah warga Desa Wanurejo mendirikan Koperasi Pariwisata Daerah (Koparda) Wonorojo untuk mewadahi kegiatan pariwisata yang mereka jalankan.
Menurut Nuryanto, pada masa awal, koperasi itu mengalami berbagai hambatan. ”Kami awalnya memiliki kantor di kompleks Candi Borobudur. Namun, kami kemudian diminta pindah sehingga tahun 2010-2011 koperasi itu tidak memiliki kantor,” katanya.
Selain sempat tak punya kantor, jumlah wisatawan yang memakai jasa Koparda Wonorojo awalnya juga tak banyak. Kebanyakan wisatawan hanya datang ke Lidiah Art sehingga pendapatan masyarakat tak mengalami peningkatan signifikan.
Pada 2012, Nuryanto mengundang biro-biro perjalanan di Jawa dan Bali untuk berwisata ke Wanurejo.
”Mereka di sini satu hari satu malam dan semua biaya saya gratiskan. Pertemuan dengan biro travel ini merupakan cara kami mempromosikan wisata di Wanurejo,” tuturnya.
Karena cara promosi dengan mengundang biro perjalanan itu dinilai efektif, Nuryanto menggelar kegiatan serupa selama beberapa kali.