Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/02/2016, 10:18 WIB
LELAH menuruni lebih dari 500 anak tangga terbayar sudah. Di depan mata, air terjun setinggi 72 meter yang dikepung tebing dan pepohonan seperti menari digerakkan angin. Udara yang sejuk dan hijaunya dedaunan menenggelamkan lelah dalam kenyamanan.

Air terjun yang terdapat di kawasan Perum Perhutani di Kabupaten Bandung Barat itu bernama Curug Cimahi. Dalam bahasa Sunda, curug berarti air terjun dan cimahi berarti air yang cukup. Air terjun yang bersumber dari Situ Lembang itu tidak pernah kering, sekalipun pada musim kemarau.

Curug Cimahi berjarak sekitar 19 kilometer dari pusat Kota Bandung dan sekitar 13 kilometer dari Kota Cimahi. Lokasi ini sangat cocok bagi warga yang ingin mengasingkan diri sejenak dari kebisingan kota.

Setelah melewati wilayah Kota Bandung, suasana sepanjang perjalanan menuju Curug Cimahi, Selasa (26/1/2016), tampak sepi. Jalan yang dilalui cukup mulus, walaupun harus melewati tanjakan dan turunan.

Hamparan kebun sayuran milik warga yang membentang di kedua sisi jalan cukup untuk memanjakan pandangan. Penjual durian juga ada di tepi jalan, di beberapa lokasi.

Belasan monyet ekor panjang menyambut kedatangan pengunjung di loket penjualan tiket. Setiap pengunjung membayar retribusi Rp 15.000 untuk memasuki kawasan curug seluas 3,5 hektar tersebut.

Monyet ekor panjang juga banyak ditemui di sepanjang anak tangga menuju curug. Diperkirakan, jumlah monyet yang hidup berkelompok-kelompok di kawasan ini mencapai 400 ekor.

Baru menapaki beberapa anak tangga, keindahan Curug Cimahi mulai tampak di antara sela-sela pohon. Rasa penasaran yang muncul seakan menggerakkan kaki untuk melangkah lebih cepat.

Tidak sampai tiga menit menuruni anak tangga, pengunjung semakin takjub karena pandangan ke arah air terjun semakin luas. Pengelola juga menyediakan dua menara pandang, yang membuat pengunjung semakin nyaman untuk menikmati keindahan Curug Cimahi.

Pengunjung pun seperti dalam dilema, segera menuruni anak tangga mendekati curug atau berlama-lama di menara pandang, memandangi keindahan alam yang tak ditemui di kota. Hampir semua pengunjung tak menyia-nyiakan singgah di menara pandang untuk berfoto.

”Keren sekali. Bakal nyesel kalau enggak datang dan berfoto di sini,” ujar Krismanto (34), pengunjung asal Jakarta. Krismanto yang datang bersama keluarganya mengetahui Curug Cimahi dari media online.

Semakin menuruni anak tangga, keberadaan Curug Cimahi semakin terlihat jelas. Suara gemericik air yang menyentuh bebatuan pun mulai terdengar seakan menjadi harmoni dengan ”nyanyian” serangga yang bersahutan.

Setelah menyelesaikan rintangan menuruni anak tangga, puluhan pengunjung mulai sibuk dengan aktivitas masing- masing. Ada yang mengabadikan momen dengan berswafoto, ada pun yang langsung melepas alas kaki dan masuk ke kolam di sekitar air terjun.

Jika beruntung, pengunjung juga dapat melihat pelangi di sekitar curug yang muncul pada pukul 13.00-15.00. Pembiasan sinar matahari oleh titik-titik air menghasilkan lengkungan spektrum warna yang indah.

Namun, biasan cahaya matahari itu tidak terlalu jelas terlihat dari jarak yang terlalu dekat. Pengunjung harus mengatur jarak yang sesuai agar dapat melihat spektrum warna yang lebih gamblang. Inilah yang membuat Curug Cimahi dijuluki air terjun pelangi.

Curug Cimahi memiliki keunikan dibandingkan air terjun lainnya. Tak hanya pada siang hari, pengunjung juga dapat menikmati keindahan air terjun yang terdiri atas dua tingkat ini pada malam hari.

Pada tahun 2014, Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara sebagai pihak pengelola memasang lampu LED (light emitting diode) di belakang air terjun.

Pancaran cahaya lampu LED yang menembus air yang jatuh dari ketinggian lebih dari 70 meter membuat air terjun terlihat seperti goresan cahaya vertikal di tengah hutan yang gelap.

Lampu LED memancarkan tiga warna utama, yaitu merah, biru, dan putih. Namun, peralihan antarwarna menghasilkan kombinasi warna yang beragam sehingga Curug Cimahi semakin memesona pada malam hari.

Administratur KPH Bandung Utara Wismo Tri Kancono mengatakan, ide pemasangan lampu LED di air terjun itu terinspirasi air terjun di Colorado, Amerika Serikat, yang juga dilengkapi dengan pencahayaan pada malam hari. Ide itu cukup efektif untuk mengundang perhatian wisatawan.

100.000 pengunjung

Wismo mengatakan, sejak ditata tahun 2014, pengunjung Curug Cimahi meningkat drastis. Jumlah pengunjung tahun 2014 yang hanya 20.000-25.000 orang meningkat menjadi 90.000 orang pada 2015. Pada 2016, jumlah pengunjung ditargetkan 100.000 orang.

Pengunjung Curug Cimahi masih didominasi wisatawan dalam negeri dari sekitar Jawa Barat dan Jakarta.

Ada juga beberapa wisatawan mancanegara, seperti dari Malaysia, Singapura, dan Timur Tengah. Biasanya mereka datang saat akhir pekan atau saat musim liburan.

Menurut Wismo, Curug Cimahi cukup potensial untuk menyerap wisatawan dari Timur Tengah. ”Di negara mereka kan jarang ada destinasi wisata air terjun dan hutan. Ini tentu bisa menjadi peluang yang bagus,” ujarnya.

Namun, ungkap Wismo, untuk mengembangkan kawasan Curug Cimahi sebagai obyek wisata harus dilakukan dengan sangat berhati-hati agar tetap mempertahankan ekosistem hutan. Keasrian alam yang menjadi daya tarik kawasan itu bagi pengunjung sehingga perlu dijaga.

”Orang datang kemari karena alamnya masih asli. Jadi, kami tentu akan mempertahankan itu sekalipun akan membangun beberapa infrastruktur di sekitar lokasi,” ujar Wismo.

Pengembangan kawasan Curug Cimahi juga turut berdampak terhadap perekonomian warga sekitar. Sejumlah kedai milik warga berjejer di pinggir jalan di dekat pintu masuk Curug Cimahi.

Selain itu, semakin banyaknya jumlah pengunjung juga dimanfaatkan warga sekitar untuk menyediakan lahan parkir.

Walaupun jumlah pengunjung terus meningkat, bukan berarti tak ada kekhawatiran pada masa depan Curug Cimahi.

Alih fungsi lahan di kawasan hulu dapat menjadi ancaman yang nyata. Semakin sedikitnya daerah tangkapan air akan berdampak pada berkurangnya debit air.

Jika air tak lagi mengalir, tentu pelangi tidak akan menghampiri Curug Cimahi. Semoga hal ini tidak terjadi agar keindahan tersembunyi air terjun pelangi tetap abadi. (Tatang Mulyana Sinaga)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Hati-hati Pakai Headphone di Pesawat, Ini Alasannya

Hati-hati Pakai Headphone di Pesawat, Ini Alasannya

Jalan Jalan
Desa di Bangka Tengah Ini Gelar Event Budaya Jelang Mulid Nabi Muhammad, Ada Kirab 1.000 Telur

Desa di Bangka Tengah Ini Gelar Event Budaya Jelang Mulid Nabi Muhammad, Ada Kirab 1.000 Telur

Travel Update
Kawasan Gunung Bromo Akan Direboisasi pada 2024

Kawasan Gunung Bromo Akan Direboisasi pada 2024

Travel Update
Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya Ditutup sampai 1 Oktober

Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya Ditutup sampai 1 Oktober

Travel Update
Jelang MotoGP Mandalika 2023, Jumlah Hotel di Mandalika Masih Kurang

Jelang MotoGP Mandalika 2023, Jumlah Hotel di Mandalika Masih Kurang

Travel Update
Panduan Wisata Safari Beach Jateng di Batang

Panduan Wisata Safari Beach Jateng di Batang

Jalan Jalan
Dampak Kebakaran Bromo, Kerugian Capai Rp 89,76 Miliar

Dampak Kebakaran Bromo, Kerugian Capai Rp 89,76 Miliar

Travel Update
5 Aktivitas di Jakarta Architecture Festival 2023, Lihat Pemandangan dari Ketinggian

5 Aktivitas di Jakarta Architecture Festival 2023, Lihat Pemandangan dari Ketinggian

Travel Tips
5 Tips Berkunjung ke Museum Petilasan Mbah Maridjan, Sekalian Lava Tour

5 Tips Berkunjung ke Museum Petilasan Mbah Maridjan, Sekalian Lava Tour

Travel Tips
291.526 Turis India Terbang ke Bali Sepanjang 2023, Terbanyak Setelah Australia

291.526 Turis India Terbang ke Bali Sepanjang 2023, Terbanyak Setelah Australia

Travel Update
Panduan Lengkap ke Jakarta Architecture Festival 2023, Cuma Sampai 30 September

Panduan Lengkap ke Jakarta Architecture Festival 2023, Cuma Sampai 30 September

Travel Tips
5 Spot Foto di Jakarta Architecture Festival 2023, Tempatnya Estetis

5 Spot Foto di Jakarta Architecture Festival 2023, Tempatnya Estetis

Travel Tips
7 Wisata Sejarah dan Budaya di Payakumbuh, Ada Rumah Gadang yang Usianya Ratusan Tahun

7 Wisata Sejarah dan Budaya di Payakumbuh, Ada Rumah Gadang yang Usianya Ratusan Tahun

Jalan Jalan
Cara ke Lapangan Banteng Naik Transjakarta, KRL, dan MRT

Cara ke Lapangan Banteng Naik Transjakarta, KRL, dan MRT

Travel Update
Jadwal Air Mancur di Lapangan Banteng 2023, Ada Dua Sesi

Jadwal Air Mancur di Lapangan Banteng 2023, Ada Dua Sesi

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com