Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Selat Madura Menunggu untuk Digali

Kompas.com - 15/03/2016, 03:09 WIB
SAAT melintas di bawah Jembatan Suramadu, Rabu (9/3/2016) siang, ternyata banyak orang yang duduk di kaki jembatan itu untuk memancing. Mereka diantar dengan menggunakan perahu kecil, ditinggal, dan kemudian dijemput lagi. Ternyata di bagian tengah jembatan kolongnya bercat biru.

Detail-detail pemandangan seperti itu tidak pernah didapatkan oleh orang yang melintasi bagian atas jembatan yang menghubungkan Surabaya dan Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, tersebut. Pemandangan di kaki Suramadu yang dinikmati di perairan Selat Madura juga tidak kalah menarik.

Gagasan untuk mengembangkan potensi wisata dengan menjual pemandangan di kaki Suramadu, antara lain, datang dari Dekan Fakultas Teknik Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Daniel M Rosyid. Keberadaan Jembatan Suramadu sepanjang 5 kilometer lebih praktis dan murah.

Namun, keberadaan jembatan ini pula yang secara perlahan tetapi pasti membunuh aktivitas kapal penyeberangan yang memerlukan biaya operasional tinggi.

Warga lebih memilih menggunakan Jembatan Suramadu ketimbang memakai feri untuk menyeberangi Selat Madura. Bisnis jasa penyeberangan dengan feri menciut dan pelabuhan terancam tutup.

Berdasarkan data PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (PT ASDP) Cabang Surabaya, jumlah kapal terus menyusut dari 19 unit pada 2008 (sebelum ada Jembatan Suramadu) menjadi empat unit (saat ini). Jumlah penumpang pun ikut turun drastis dari 60.000 orang per hari pada 2008 kini menjadi 4.000 orang per hari.

Demi alasan efisiensi, jumlah kapal terus dikurangi agar tidak menimbulkan kerugian lebih besar lagi. Tidak hanya itu, agar kapal tetap bisa beroperasi, biaya penyeberangan pun ditekan habis. Saat ini ongkos penyeberangan Rp 46.500 per mobil.

”Seharusnya tarif normal Rp 100.000 per mobil, tetapi kalau dijual sebesar itu apa masih laku. Mengingat tarif Tol Jembatan Suramadu hanya Rp 15.000 per mobil pribadi,” kata Manajer Operasional PT ASDP Cabang Surabaya Wildan Jazuli.

Berangkat dari masalah itu, Daniel mengundang sejumlah pihak untuk menyusuri Selat Madura dengan kapal, Rabu (9/3/2016).

Hal itu dilakukan untuk kepentingan survei potensi wisata bahari yang dapat dikembangkan di kawasan tersebut. Penyusuran dilakukan dengan Kapal Layar Mesin HOS Tjokroaminoto milik Daniel yang dirancang bangun sendiri pada 2007.

Perjalanan itu dimulai dari Dermaga Timur Pelabuhan Kamal, Bangkalan. Dari dermaga itu, kapal melaju dengan kecepatan 4 knot ke arah timur menuju ke Jembatan Suramadu. Total perjalanan siang itu menempuh jarak sekitar 6 kilometer dengan durasi 2,5 jam.

Satu jam perjalanan, kapal berpenumpang 15 orang itu mencapai Jembatan Suramadu. Di titik terdekat dengan jembatan, hampir semua penumpang mengambil gambar dengan kamera. Ada yang berkomentar bahwa lokasi ini layak untuk foto pranikah saking bagusnya.

Kapal kemudian segera memutar dan kembali ke arah Pelabuhan Kamal. Dalam perjalanan pulang, kapal mendekat ke arah Monumen Jalesveva Jayamahe yang berada di markas Komando Armada RI Kawasan Timur.

Selain melihat monumen setinggi 30 meter itu, deretan kapal perang juga dapat dinikmati dan menjadi latar yang bagus untuk berfoto.

Setelah melihat Jembatan Suramadu dan Monumen Jalesveva Jayamahe, praktis tidak ada lagi pemandangan yang unik. Pemandangan terakhir sebelum perjalanan ini berakhir adalah aktivitas di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

”Kalau hanya naik kapal dan melihat-lihat pemandangan, saya rasa cukup membosankan. Perlu ada aktivitas lain,” ujar Komandan Sekolah Pasukan Katak Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut Mayor Laut (P) Yudo Ponco Ari yang turut dalam rombongan.

Ia berharap ada aktivitas wisata tambahan, baik di sisi Surabaya maupun Bangkalan. Wisatawan dapat turun ke darat untuk melakukan aktivitas lain.

Membuat jalur wisata

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya Agus Imam Sonhaji, setelah mengikuti perjalanan, memiliki gagasan untuk menyambungkan jalur wisata kapal. Jalur baru tersebut adalah area hutan mangrove di pantai timur Surabaya. Dengan demikian, ada banyak alternatif ataupun paket wisata yang dapat dibuat.

Daniel juga memikirkan persoalan yang sama. Segera setelah penelusuran Rabu itu, ia berencana membuat forum yang mempertemukan semua pihak terkait dengan pengembangan wisata ini seperti Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Bangkalan, Pemerintah Kota Surabaya, PT ASDP Surabaya, PT Pelindo III, dan Badan Pengembangan Wilayah Suramadu.

Forum itu diharapkan menelurkan gagasan yang lebih teknis terkait dengan pembangunan wisata di darat untuk melengkapi aktivitas di kapal wisata. (Herpin Dewanto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tips Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri, Jangan Kesiangan

Tips Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri, Jangan Kesiangan

Travel Tips
Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Travel Tips
Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Travel Update
Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Travel Update
Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Travel Update
Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut 'Flare' di Gunung Andong

Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut "Flare" di Gunung Andong

Travel Update
Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Travel Tips
Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Travel Update
5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

Jalan Jalan
4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com