Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inikah Kereta Kerajaan Terantik di Dunia?

Kompas.com - 31/03/2016, 05:03 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

CIREBON, KOMPAS.com - Tepat di pintu masuk Museum Kereta Singa Barong, sebuah kereta kayu dengan kepala naga dan lidah yang menjulur langsung menyambut. Di sisi kanan dan kiri kereta kayu tersebut, terdapat dua buah sayap yang terpasang.

Warna merah yang membaluri kayu serta emas di beberapa bagian kereta. Di sisi belakang sebuah singgasana berwarna kuning keemasan menjadi tempat sultan duduk saat kereta kencana ini masih digunakan pada masanya.

Kereta ini bernama Singa Barong yang menjadi koleksi museum yang ada di wilayah Keraton Kasepuhan. Pemandu wisata Keraton Kasepuhan dalam program "Traveling by Train with Cirebon Ekspres", Iman Sugiman (53) berkelakar jika Kereta Singa Barong adalah perpaduan dari tiga budaya yang ada di muka bumi.

“Kereta Singa Barong ini perpaduan tiga budaya yaitu dilihat dari paksi yang artinya sayap, kepalanya bentuk gajah yaitu liman, naga liong atau kepala naga. Paksi naga liman itu tiga binatang yang menggambarkan kereta kencana dalam bahasa Sansekerta,” kata Iman kepada KompasTravel di Keraton Kasepuhan, Cirebon, Selasa (29/3/2016).

KOMPAS.com / FITRI PRAWITASARI Kereta Singabarong di Kesultanan Kasepuhan, Cirebon
Iman mengatakan, bentuk sayap, gajah, dan naga di Kereta Singa Barong tersebut adalah bentuk simbol persahabatan Cirebon dengan negara-negara Timur Tengah, China, dan India.

Gajah yang mencerminkan persahabatan dengan negara India dan sayap yang diyakini sebagai bagian burung bourag, kendaraan Rasullah adalah bagian persahabatan dengan negara Timur Tengah.

"Untuk kepala naga, cerminan Cirebon bersahabat dengan negara China yang beragama Buddha," ungkapnya.

Kereta Singa Barong ini dianggap berbeda dengan kereta-kereta yang dimiliki kesultanan lainnya. Dibandingkan kereta-kereta kesultanan seperti Yogyakarta dan Solo, menurut laki-laki yang juga menjabat Kepala Bagian Pelayanan Pemandu Wisata Keraton Kasepuhan Cirebon ini, Kereta Singa Barong ini tergolong karya lokal.

KOMPAS.com / Wahyu Adityo Prodjo Patung macan putih yang terletak di dalam area Keraton Kasepuhan, Cirebon, Jawa Barat, Selasa (29/3/2016).
“Kereta ini asli buatan orang pribumi asli Cirebon pada tahun 1549. Arsitekturnya didesain oleh Panembahan Losari dan yang memahat adalah Ki Nataguna dari desa Kaliwuluk, Plered, Cirebon. Sementara kalau Kereta Keraton Solo dan Yogyakarta banyak yang impor dari Inggris dan Belanda,” imbuh Iman.

Dalam sehari-hari, Kereta Singa Barong digunakan untuk upacara-upacara kebesaran. Orang yang berhak menaiki kereta kencana tersebut adalah raja atau sultan. Sementara untuk istri raja tidak boleh naik.

“Kereta itu ditariknya oleh empat kerbau putih atau dikenal kebo bule. Sejak abad 15, kereta itu berakhir digunakan sejak 1942 dan telah sudah dimuseumkan,” ungkap Iman.

Dengan bentuk-bentuk tersebut, bahkan ahli reparasi kereta kerajaan yang telah berkeliling dunia, sempat menobatkan Kereta Singa Barong sebagai kereta terantik di dunia. Iman menyebutkan penobatan itu diungkapkan oleh ahli reparasi kereta kerajaan asal Belanda, Arie De Jager dan Voos pada tahun 1990.

"Dia pergi keliling dunia untuk memperbaiki kereta kerajaan seperti di Inggris dan Yunani. Sampai dia datang ke Cirebon dan melihat keretanya, dia menyatakan bahwa kereta Singa Barong adalah yang terantik di dunia. Bukan mewah tapi antik," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com