Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Martabak Boy, Semacam Kue Bandung Kekinian di Semarang

Kompas.com - 15/04/2016, 14:37 WIB
Muhammad Irzal A

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Martabak, makanan semua kalangan ini dapat kita temui di berbagai kota di Indonesia. Kini jenisnya tak hanya adonan kuning dengan isi cokelat, keju, kacang atau parutan kelapa saja. Salah satu yang ‘kekinian’ terdapat di kota Semarang, varian rasa kulit martabak dan toppingnya bisa Anda pilih sendiri.

Ramainya Taman Mentri Soepeno di pusat kota Semarang pada malam hari salah satunya karena deretan kuliner yang menggugah selera. Dari mulai kuliner modern, kekinian, oriental hingga tradisional ada di sini. Terselip satu stand kuliner yang sering disebut ‘Kue Bandung Kekinian’.

Martabak memang lebih terkenal dengan sebutan kue Bandung atau terang bulan di Semarang. Oleh karena itulah Martabak Boy menamai menunya dengan kue Bandung kekinian. Pilihan rasa kulit martabak pun di tawarkan di menunya, seperti green tea, pandan, red velvet, taro, black forest, dan original.

Arief Budiarto selaku pemilik Martabak Boy mengatakan setiap adonan kulit martabaknya menggunakan campuran bubuk rasa, sehingga tidak hanya pewarna saja. Ia mencontohkan seperti kulit martabak green tea yang menggunakan bubuk matcha dan martabak black forest yang menggunakan bubuk black forestnya ke dalam adonan.

Setelah memilih adonan atau kulit martabak, Anda tinggal memilih isi atau toppingnya. Terdapat banyak sekali varian topping di Martabak Boy, Arief menyebutnya dengan topping premium seperti Ovomaltine, Toblerone, Silver Queen, Nutella, Skippy, Timtam Red Velvet, Mozarela, Crackers, Cream Cheese Oreo dan yang lainnya.

KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Kedai Martabak Boy yang berada di sekitaran Taman Menteri Supeno menghadap taman dan gedung Gubernur Jawa Tengah, serta membelakangi SMK.
Agar pelanggan tidak bingung, Arief membuat dua menu paket untuk topping kekinian, ada cheese mania bagi penyuka keju dengan isi dominan rasa keju seperti Mozarella, parutan keju, dan Cream Cheese Oreo. Sedangkan bagi pecinta cokelat disediakan pula choco mania, yang berisi dominan Kitkat, Tobleron, Ovomaltin, Silver Qween dan yang lainnya.

Selain itu, kedai ini juga menyediakan opsi topping buah-buahan segar, seperti strawberry, kiwi, jagung, hingga kismis.

Menurut Arief, pilihan topping buah tersebut disediakan agar pelanggan tidak merasa enek dengan manisnya topping premium.

“Agar tidak enek, atau bisa juga jadi pilihan martabak yang lebih sehat buat pembeli,” ujar Arief kepada KompasTravel saat ditemui di kedainya, Rabu (13/4/2016).

Arief memperlihatkan cara membuatnya, menurutnya salah satu kunci martabak ialah ada di insting si pembuat saat menuangkan adonan hingga mengangkatnya dari loyang. Adonan bercampur matcha pun dituangkan ke dalam loyang dengan panas api yang sudah merata. Sekitar lima hingga delapan menit, adonan yang sudah menghijau dioleskan margarin, ditaburi parutan keju tipis, setelah itu baru diberi aneka topping.

KompasTravel mencoba hidangan paling favorit dari Martabak Boy, yaitu martabak delapan rasa dengan kulit green tea. Topping Silver Qween, crackers, Ovomaltin, cokelat kacang, Timtam, keju, Kitkat, Oreo Gold pun menutupi hijaunya adonan.

Lembutnya kulit martabak dengan sensasi matcha yang sedikit pahit, dan lengketnya topping bercampur di mulut. Adonannya memang tidak garing, tapi sangat lembut, dengan diameter 22 centimeter untuk yang mini dan 26 untuk yang porsi besar.

Arief menjamin kualitas martabaknya, ia mengatakan bahwa jika disimpan satu hari satu malam martabaknya masih akan tetap lembut. Resep dan teknik memasak yang sudah ia pelajari selama tiga bulan lah yang menjadi kunci kenikmatannya. Ia sendiri merupakan maniak martabak sejak masih di bangku sekolah.

“Saya jamin kualitas martabaknya, bukan hanya dari rasa toppingnya saja, tapi semuanya menggunakan bumbu dan teknik yang sudah saya pelajari,” ujar Arief.

Kedai Martabak Boy sendiri banyak digemari oleh kalangan anak muda. Di hari Sabtu dan Minggu malam kedainya dipadati muda mudi yang berkumpul di taman yang lebih akrab dengan sebutan taman KB tersebut. Tak heran lokasinya selain strategis, dekat pusat keramaian juga dekat dengan beberapa sekolah menengah atas dan universitas ternama di Semarang.

KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Salah satu menu di Martabak Boy, martabak delapan rasa dengan kulit green tea, topping Silver Qween, crackers, Ovomaltin, coklat kacang, Timtam, keju, dan Kitkat.
Salah satu keunggulannya ialah menghadirkan berbagai macam topping premium dengan harga yang terjangkau, sesuai dengan penikmatnya yaitu anak muda seperti mahasiswa dan pelajar. Satu loyang 22 centimeter martabak dengan delapan rasa, dapat dibeli dengan harga Rp 28.000 saja, sedangkan untuk yang 12 rasa Rp 75.000.

Selain martabak manis, ia juga menyediakan martabak telur atau asin, dengan bumbu rempah yang ia buat sendiri. Untuk satu porsi martabak telur dengan daging sapi black papper dan keju mozarella ditawarkan dengan harga Rp 50.000.

Ketika bubuk rempah martabak tersebut dibuka, wangi jintan hitam bercampur rempah lainnya menyeruak di hidung. Ia mengatakan bumbu itulah yang menjadi kunci kelezatan martabak telur andalannya. Dagingnya pun dipotong besar dan dimasak menggunakan bumbu black papper sebelumnya.

Buka mulai pukul 16.00 WIB dalam sehari kedai ini menjual sekitar 30 loyang hingga waktu tutupnya pukul 23.00 WIB. Bagi pelanggan yang membeli akan mendapatkan voucher dari si Boy, setelah terkumpul 10, voucher tersebut dapat ditukarkan dengan martabak green tea coklat.

Bagi yang berminat, cobalah menyusuri kios-kios jajanan makanan di taman KB. Kedainya yang menghadap taman dan Kantor Gubernur Jawa Tengah, serta membelakangi SMK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com