BRUSSEL, KOMPAS.com - Semakin hari semakin banyak saja orang-orang di belahan dunia mana pun melakukan kreatifitas. Kreatif melahirkan gagasan baru atau sebuah karya nyata yang belum pernah ada sebelumnya.
Gagasan baru atau karya nyata tersebut setidaknya memberikan warna lain, adanya pilihan variatif agar tidak monoton begitu saja. Perlu diingat, kreatifitas itu tidak saja dalam bidang seni semata, akan tetapi meliputi segala bidang dalam kehidupan ini.
Kreatifitas yang menonjol saat ini adalah kreatifitas bisnis kuliner. Bisnis kuliner menurut banyak orang selalu berkembang dengan sangat pesat. Apalagi sedang digandrungi atau trend di masyarakat, asal berani mencoba, memahami tips berbisnis, niscaya akan menghasilkan kesuksesan.
Brussels Foodtruck Festival ini berlangsung dari tanggal 6 hingga 8 Mei 2016. Pengaruh cuaca yang sangat cerah dengan suhu 25 derajat celcius, bukan surprise lagi mampu mengundang ratusan ribu pengunjung.
Festival gratis untuk publik ini jam bukanya bervariasi yaitu pada hari Jumat pukul 14.00–23.00, Sabtu pukul 11.00–23.00 dan Minggu pukul 11.00-19.30.
Selangkah kemudian, tampak wajah lapar para pengunjung sedang antre menunggu pesanan makanan. Anak-anak remaja bercanda satu sama lain, saling peluk, cipika-cipiki hingga tertawa cekikikan.
Tiba-tiba seorang remaja cantik menyenggol temen yang sedang membawa kentang goreng, sambil berteriak, "Aaah...!"
Saya juga tertawa tapi juga kasihan melihatnya. Begitulah peristiwa kecil yang terjadi, seakan-akan larut dalam meriahnya festival tersebut.
"Ah, ada-ada saja anak-anak muda selalu menggoda," gumam saya dalam hati sambil membetulkan kacamata baru "anti matahari" yang baru beli di pasar loak. Agar tampang keren sebagai citizen journalist. Sombong dikit ah!
Tahun ini merupakan festival yang ketiga kalinya, di mana merupakan festival terbesar di Eropa bahkan sekarang dikabarkan menjadi yang terbesar di dunia. Wow...!
Jenis makanan yang disajikan adalah street food seperti vegan (vegetarian), hot snacking (kentang goreng, hot dog, wafel), ethnic (makanan khas negara), tapas, gourmet food (seni menghias makanan), sweeties, seafood serta aneka minuman.
Salah satu yang menarik dan disukai oleh para food lovers adalah Bubble Wafel. Bentuknya bergelembung rasanya kenyal dan enak. Kemudian hot dog Wafel juga menjadi incaran para food lovers. Dan tentunya banyak sekali jenis makanan dan minuman yang dapat ditemui di festival ini.
Berikutnya, gerak kaki saya mulai melamban setelah mencicipi aneka makanan dan minuman. Kenapa lamban? Gara-gara perut sudah kekenyangan dan isi dompet semakin menipis.
Teh bubble ini menyediakan rasa green tea dan black tea. Adapun kombinasi pilihan tersebut di antaranya untuk menu green tea yaitu rescator, geisha, leela dan shreck.
Sedangkan untuk menu black tea yaitu black pearl, robinson, ouftea dan ricain. Semua menu tersebut mengandung racikan tambahan seperti susu, sari buah, sirup dan sebagainya.
Bubble berwarna hitam terbuat dari campuran jelly dengan tepung tapioka itu terasa kenyal berguling guling di lidah. Hmmm...! Top banget.
Selama 3 jam berada di festival ini, waktu berjalan begitu cepat. Saya dan keluarga mendapat "sesuatu yang baru" dalam wisata kuliner itu.
Foodtruck Festival ini menambah wawasan kita dalam kreatifitas bisnis kuliner. Terutama istri saya yang memiliki hobi memasak mendapatkan ide untuk mengembangkan keahliannya.
Mendidik dan mengarahkan pemikiran anak kepada hal-hal yang berbau kreatif positif. Oleh sebab itu, marilah kita belajar mengenal "sesuatu yang baru" di lingkungan sekitar kita.
Selanjutnya kita kembangkan. Barangkali dapat menginspirasi kita semua sebagai upaya mencari peluang bisnis untuk masa depan anak-anak kita tersayang. Yuk, bikin foodtruck! (MADE AGUS WARDANA, tinggal di Belgia)