PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Menara Suar Tanjung Kalian Muntok di Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih berdiri dengan megahnya. Tahukah Anda? menara setinggi 56 meter ini dibangun kolonial Belanda pada tahun 1862. Hal ini berarti saat ini usianya sudah 154 tahun.
Dengan usia tersebut, tak salah jika menara ini merupakan sebagai salah satu warisan sejarah yang melintasi zaman. Dibuat pada zaman kolonial Belanda, sempat diambil alih tentara Jepang kemudian masuk pemerintahan Indonesia sejak orde lama, orde baru hingga era reformasi saat ini.
Menara yang dicat warna merah dan putih ini berada di kawasan Pelabuhan Muntok yang merupakan pelabuhan penyeberangan dari Bangka menuju Palembang, Sumatera Selatan. Pelabuhan Muntok berjarak dua jam perjalanan dari Kota Pangkalpinang.
Menara suar kini dioperasikan di bawah kendali Kementerian Perhubungan. Posisi menara menghadap Selat Bangka dengan lalulintas pelayaran yang cukup padat.
Selat Bangka secara geografis menyatu dengan Laut China Selatan, Selat Malaka, dan Laut Jawa. Maka tidak mengherankan jika Belanda tempo dulunya, membangun menara suar di lokasi ini. Bangunan menara menjadi satu kesatuan dengan bangunan kantor dan rumah dinas yang juga dibangun pada masa yang sama.
Lalu mengapa menara suar dibangun begitu kokohnya? Alasannya tidak lain, keberadaan Kota Muntok sebagai pintu masuk pelayaran dari pelbagai arah serta adanya industri pengolahan timah yang mau tidak mau memerlukan pengawasan pemerintahan kala itu.
Namun hasilnya lumayan sepadan. Berada di puncak menara, Anda bisa menyaksikan pemandangan alam laut lepas serta garis pantai dengan hamparan pasir memutih. Gugusan perbukitan Menumbing juga bisa disaksikan dari puncak menara.
Hembusan angin menyegarkan suasana saat berada di puncak menara. Memanjakan mata dengan melihat pemandangan dari ketinggian dan jangan lupa berfoto ria.
Pegawai Penjaga Menara, Ahmad Rofi, mengatakan, bangunan fisik menara dan bangunan rumah dinas di sekitarnya masih asli buatan Belanda. Petugas perawatan, hanya mengecat ulang dan membangun taman.
“Ini sudah masuk cagar budaya,” ujar Ahmad Rofi.
Nah setelah puas mengeksplorasi menara, bisa melihat tugu atau prasasti yang ada di halaman menara. Prasasti ini dibuat untuk mengenang perawat asal Australia yang tewas saat Kota Muntok dibombardir bala tentara Jepang.
Jadi. cukupi pengetahuan sejarah Anda saat mengunjungi Menara Suar Tanjuang Kalian ini. Bagaimana pun juga, peninggalan sejarah harus dilestarikan sebagai pembelajaran bagi anak cucu di masa mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.