Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ke Yogyakarta, Sambangi Juga Pohon Beringin Sunan Kalijaga!

Kompas.com - 16/06/2016, 09:10 WIB
Mikhael Gewati

Penulis


KOMPAS.com
-Daerah Istimewa Yogyakarta tak hanya punya Jalan Malioboro, Candi Prambanan, dan Gunung Merapi. Provinsi ini menyimpan pula jejak sejarah penyebaran ajaran Islam.

Di wilayah yang sekarang menjadi provinsi tersebut, dulu juga merupakan pusat Kerajaan Mataram Islam. Karenanya, ada banyak lokasi wisata religi yang bisa disambangi di sini, dengan jejak sejarah yang melekat bersama keberadaannya.

Kotagede

Daerah ini dahulu merupakan ibu kota Kerajaan Mataram Islam sehingga banyak objek peninggalan islam. Salah satu yang terkenal adalah Masjid Agung Kotagede.

Terletak di Jalan Watu Gilang, Kotagede, masjid ini merupakan salah satu masjid tertua di Yogyakarta. Sultan Agung, salah satu raja paling terkenal dari kerjaan ini, adalah yang pertama kali membangunnya.

Yang unik, saat itu pembangunan masjid dibantu oleh penduduk setempat yang sebagian adalah penganut Hindu dan Budha. Arsitektur masjid pun menyematkan banyak ciri khas dari kedua keyakinan itu, misalnya pada gapuranya.

Ketika dibangun Sultan Agung, bangunan utama hanya berupa langgar, sebutan lokal untuk mushala. Pengembangan dilakukan oleh Raja Kasunanan Surakarta, Paku Buwono X.

Di masjid ini terdapat beduk berusia ratusan tahun. Beduk hadiah dari Nyai Pringgit tersebut sampai sekarang masih digunakan.

Thinkstock Pohon Beringin
Adapun di halaman, ada pohon beringin yang dulu ditanam Sunan Kalijaga. Pohon ini berusia lebih tua daripada masjidnya.

Tak jauh dari masjid, bersemayam jasad-jasad para raja, termasuk Panembahan Senopati, raja pertama Kerajaan Mataram Islam. Pengunjung akan melewati tiga gapura untuk memasuki kompleks makam dan wajib mengenakan pakaian adat Jawa.

Dusun Mlangi

Terletak di sebelah barat laut Kota Yogyakarta, Dusun Mlangi merupakan pusat pengembangan Islam di wilayah ini. Tercatat ada sepuluh pesantren di dusun tersebut.

Dahulu, Sultan Hamengku Buwono I memberikan daerah tersebut sebagai hadiah kepada kerabatnya, yaitu Kyai Nur Iman alias Pangeran Hangabehi Sandiyo. Nama terakhir lalu menjadikan daerah ini sebagai tempat pengembangan agama Islam dengan mendirikan sekolah untuk santri.

Masjid Jami’ Mlangi adalah bangunan paling ledendaris di dusun ini karena dibangun pada masa Kyai Nur Iman sekitar 1760-an. Di dalam masjid tersimpan sebuah mimbar yang dahulu digunakan Kyai Nur Iman untuk berdakwa. Makam Kyai Nur Iman juga berada di sebelah selatan Masjid Jami’ Mlangi.

Bila Anda berkunjung ke Dusun Mlangi, jangan kaget mendapati para pria di sana masih banyak yang memakai sarung, baju musim, dan peci, sebagai pakaian sehari-hari. Sementara itu, hampir semua perempuan menggunakan jilbab, baik di dalam maupun di luar rumah.

Moda transportasi

Agar perjalanan wisata religi ke Yogyakarta dapat berjalan lancar, Anda butuh moda transportasi mumpuni. Selain nyaman, Anda juga butuh moda transportasi fleksibel yang dapat mengantarkan dari satu tempat ke tempat lain tanpa perlu berganti kendaraan.

Dengan begitu, menggunakan mobil pribadi adalah pilihan yang masuk akal. Jangan khawatir bila kendaraan pribadi belum ada, karena rental mobil sudah banyak tersedia.

Pastikan saja rental tersebut memiliki reputasi baik. Rental kendaraan seperti itu biasanya mempunyai armada mobil berusia satu hingga empat tahun dan punya banyak cabang atau jejaring di daerah.

Tak perlu juga khawatir soal harga. Bila pemesanan dilakukan jauh-jauh hari, potongan harga juga banyak ditawarkan. Salah satu rental mobil berskala nasional bahkan memberikan diskon harga hingga 50 persen, bila reservasi dilakukan secara online hingga 27 Juni 2016.

Selamat menelusuri jejak sejarah Islam di Tanah Jawa.....

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com