Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Belanja Tape Ketan Ember, Oleh-oleh Tersohor dari Kuningan

Kompas.com - 10/07/2016, 13:06 WIB
Muhammad Irzal Adikurnia

Penulis

KUNINGAN, KOMPAS.com - Mudik melewati Kuningan, Jawa Barat, ini belum lengkap tanpa membawa buah tangan. Salah satu yang sangat tersohor ialah Tape Ketan Ember Kuningan.

Kuliner yang merupakan fermentasi tape di ember ini mudah ditemui di jalan-jalan besar Kuningan ataupun sentra oleh-oleh. Saking banyaknya, memilih tape yang pas untuk dibawa pulang merupakan hal yang perlu Anda ketahui.

Erna Soen, Manager “Teh Diah”, salah satu sentra oleh-oleh Kuningan yang selalu ramai dikunjungi wisatawan berbagi tips memilih tape ketan yang benar. Ia mengatakan memilih tape ketan harus disesuaikan dengan ke mana panganan itu dibawa, menggunakan apa, dan berapa lama perjalanan.

“Ada dua jenis Tape Ketan Kuningan di berbagai sentra oleh-oleh sesuai kematangannya, yang matang dan yang belum atau matang beberapa hari lagi. Ada beberapa ciri untuk membedakan keduanya,” ujar Erna kepada KompasTravel saat mengunjungi sentra oleh-oleh Teh Diah, Jumat (8/7/2016).

KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Setiap libur Lebaran, kota ini dipadati oleh para pemudik tujuan Cirebon, Jawa Tengah, maupun Jawa Timur, pusat oleh-oleh punkerap dipadati wisatawan yang singgah.
Berikut tips memilih tape ketan sesuai kebutuhan, yang dihimpun KompasTravel:

1. Perjalanan jauh pilih yang belum matang

Bagi yang ingin membawa Tape Ketan Kuningan ke daerah asal yang jauh, Erna merekomendasikan untuk membeli yang belum matang. Tape ketan yang belum matang dapat ditunggu kematangannya mulai satu minggu hingga dua hari.

Tape ketan merupakan beras ketan yang di fermentasi, sehingga umurnya hanya 10 hari di suhu ruangan dan 1 bulan di dalam kulkas. Selain agar tidak mudah basi karena perjalanan, tape ketan yang belum matang tak mengeluakan bau alkohol yang menyengat, sehingga aman dibawa di pesawat.

Sedangkan untuk perjalanan darat yang singkat, sekitar satu hari, masih dapat membeli tape ketan yang sudah matang.

2. Ketika libur panjang lebih baik pesan dahulu

Ketika libur panjang salah satunya libur Lebaran, para perajin tape yang memasok makanan tersebut ke sentra oleh-oleh meliburkan karyawan dan menghentikan produksinya. Sehingga tape yang tersedia di sentra oleh-oleh sudah dipersiapkan jauh-jauh hari agar matang tepat di waktu libur tersebut.

Untuk wisatawan yang ingin membawa tape dalam keadaan belum matang akan sedikit sulit. Oleh karena itu, Erna menyarankan agar memesannya terlebih dahulu untuk dibawa menjadi oleh-oleh.

“Bagusnya sih pesan dulu yang belum matang, bisa tiga atau dua hari sebelum lewat telepon atau saudara di Kuningan," ujar Erna.

Di gerai oleh-olehnya sendiri terdapat lebih dari empat merek yang dapat dipilih oleh wisatawan. Harganya bervariasi mulai Rp 60.000 dengan ember kecil berisikan 80 buah, hingga Rp 68.000 berisikan 100 buah tape ketan.

3. Naik pesawat atau tidak?

Tingkat kematangan harus disesuaikan juga dengan jarak tempuh dan kendaraan yang dipakai saat mudik. Erna mengatakan beberapa wisatawan yang membawa tape dalam keadaan matang kerap tidak dapat membawanya dalam pesawat saat pulang.

Tingkat kematangan tape sendiri maksimal 10 hari dengan suhu ruangan atau 1 bulan di dalam lemari pendingin. Jika Anda membelinya dalam keadaan belum matang, tinggal menutup embernya di suhu ruangan, tunggu beberapa hari maka tape tersebut akan terfermentasi dengan sendirinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com