Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengusir Kejenuhan di Selatan Buru

Kompas.com - 18/07/2016, 21:12 WIB

OMBAK Laut Banda perlahan menyapu bibir pantai sekali dalam delapan detik. Sapuannya memaksa bangau harus terbang dan menari sesaat di udara sebelum kembali mematuk kepiting yang bermain di antara buih ombak. Drama itu melengkapi sajian pesona Pantai Wamsoba, Namrole, Kabupaten Buru Selatan, Provinsi Maluku.

Di pantai itu, pohon kelapa, waru, dan beberapa vegetasi lain tumbuh membingkai pesisir dengan berjejer rapat menghalau sengatan terik matahari. Suasana pun terasa asri. Belum lagi silir angin Laut Banda mengembus pelan, membangunkan rasa kantuk. Pantai Wamsoba menjelma bak oase di tengah cuaca panas Namrole, ibu kota Kabupaten Buru Selatan, April lalu.

Pesona bawah laut di hadapan pantai juga menawarkan terumbu karang yang indah. Wisatawan yang berkunjung ke Namrole biasanya melakukan selam permukaan atau selam dasar. Perairan bening terlihat bersih dan bebas dari sampah atau pencemaran zat kimia lain.

”Dari pengakuan para penyelam, terumbu karang di Wamsoba tidak kalah dengan yang ada di perairan Kepulauan Banda Naira. Namun, potensi ini belum banyak diketahui wisatawan dari luar karena kurang dipublikasikan,” kata Saleh Harfan (35), warga.

Di hadapan Wamsoba ada Pulau Oki. Daratan seluas sekitar 2 hektar itu ditumbuhi hutan lebat dan dilingkari pasir putih halus. Di perairan pulau itu juga terdapat taman bawah laut yang biasa menjadi tempat jelajah para penyelam. Untuk mencapai Pulau Oki dari Pantai Wamsoba butuh waktu tidak lebih dari 10 menit menggunakan perahu motor.

Pantai Wamsoba hanya berjarak sekitar 4 kilometer dari pusat kota Namrole. Setelah digarap pemerintah, Wamsoba kini menjadi destinasi unggulan sekaligus percontohan bagi pengembangan kawasan wisata lain di Buru Selatan, yang sebagian besar belum dijamah.

Pintu gerbang, jalan setapak beton, gazebo, dan toliet sudah rampung. Kesan alami memang sengaja ditampilkan sehingga semua bangunan itu menggunakan bahan batu alam dengan warna dominan hijau.

Pengembangan lokasi wisata mulai dilakukan dua tahun terakhir setelah Pemkab Buru Selatan mendeklarasikan pariwisata sebagai salah satu sektor andalan daerah itu.

Areal pantai seluas sekitar 2,4 hektar itu, menurut Kepala Bidang Perencanaan Dinas Pariwisata Buru Selatan Alex Sigmarlatu, sudah dipetakan ke dalam dua zona, yakni rekreasi dan komersial. Saat ini pemerintah fokus pada zona rekreasi, sedangkan zona komersial akan digarap bersama pihak swasta.

Wisata layar

Alex menambahkan, selain Wamsoba, pesisir selatan Pulau Buru itu kaya dengan sejumlah pesona alam, seperti Air Babunyi di Kecamatan Leksula. Untuk sampai ke lokasi itu butuh waktu paling lama satu jam dengan perahu cepat dari Namrole. Tarif perorangan Rp 75.000.

Air Babunyi sangat dingin dan bisa langsung diminum. Kendati tidak dimasak, warga setempat meyakini tidak ada kuman di dalamnya. Jika air dalam kemasan dicelupkan ke dalam Air Babunyi selama paling cepat 5 menit, hasilnya akan terasa seperti air es.

”Lebih dari 20 lokasi wisata alam, baik di pegunungan maupun pesisir, sudah teridentifikasi. Kami sedang merancang paket wisata mulai dari Ambon. Selain sajian pesona, kami juga akan memperkenalkan tempat bersejarah dan keanekaragaman budaya,” kata Alex.

Wisata sejarah itu antara lain dermaga batu dan gereja tua peninggalan Belanda di Kecamatan Leksula. Gereja di Desa Tifu itu dibangun sekitar tahun 1884. Bangunan gereja masih utuh dan belum direnovasi. Alat musik dan mimbar ibadah masih lengkap.

Kaya dengan keragaman wisata, Buru Selatan berani menjadi salah satu tujuan wisata perahu layar bertajuk ”Wonderful Sail Indonesia”.

Untuk pertama kali, Buru Selatan disinggahi pada Agustus 2015 dan dijadwalkan akan dikunjungi setiap tahun. Di Maluku, kunjungan perahu layar yang rutin setiap tahun hanya Darwin (Australia)-Ambon yang dikemas dalam sebuah perlombaan.

Tahun lalu terdapat 37 perahu layar tiba di kota Namlore. Selain dari Indonesia, peserta berasal dari Selandia Baru, Perancis, Amerika Serikat, Meksiko, Australia, dan Belanda. Total wisatawan asing 77 orang. Mereka berada di Buru Selatan selama delapan hari.

Penginapan

Kunjungan wisatawan tersebut menjadi momentum bagi pemerintah, untuk mempromosikan potensi wisata setempat. Belum lagi manfaat ekonomi yang didapat pelaku usaha penginapan dan restoran.

Alex mengakui, kesiapan infrastruktur ke destinasi wisata masih kurang, yakni baru sekitar 5 persen. Sementara kesiapan di destinasi sekitar 20 persen. Hal itu menjadi pekerjaan rumah pemerintah ke depan.

Kendati belum ada hotel berbintang, penginapan yang tersedia memadai. Kini sudah ada 18 penginapan dengan 184 kamar. Semua terpusat di Namrole. Sementara untuk lokasi wisata yang jauh dari Namrole, pemerintah memberdayakan masyarakat setempat untuk menyediakan home stay.

Akses transportasi dari Ambon ke Namrole juga sudah lancar. Setiap hari selalu ada kapal cepat yang melayari rute itu, dengan waktu tempuh tidak lebih dari delapan jam.

Kini saatnya melepas kepenatan dan mengusir kejenuhan, dengan menikmati pesona wisata di Buru Selatan. (FRANSISKUS PATI HERIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com