Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Ada Rumah Makan Padang di Sumbar, Benarkah?

Kompas.com - 27/07/2016, 19:06 WIB
Yosia Margaretta

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kehadiran rumah makan padang yang menjamur ternyata tidak seperti yang ada di daerah asalnya.

Siapa yang tidak kenal dengan rumah makan padang? Rumah makan yang terkenal dengan gerai kacanya, berikut dengan piring yang bertumbuk-tumpuk tersusun rapi dan kemampuan pegawainya membawa 6 piring sekaligus dalam satu tangan. Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan rumah makan padang yang ada di daerah sekitar Anda.

(BACA: Ini Bedanya Nasi Kapau dengan Nasi Padang...)

Rumah makan khas Sumatera Barat mungkin bisa kita lewati di setiap jalanan di Jakarta. Dari mulai yang bentuknya sederhana sampai rumah makan padang yang mewah sekali. Namun apakah Anda bisa bayangkan, di Jakarta saja rumah makan padang menjamur, bagaimana di Padangnya sendiri?

"Karena kalau di luar daerah, mereka perlu penamaan, mereka itu makanan Padang. Tapi kalau yang sudah di dalam Sumatera Baratnya, mereka udah gak perlu penamaan, cukup merk saja," ujar Reno Andam Suri, penulis buku 'Rendang Traveler' saat dihubungi KompasTravel belum lama ini.

(BACA: Kenapa Porsi Nasi Padang Kalau Dibungkus Lebih Banyak?)

Di Sumatera Barat sendiri, Anda tidak akan menemukan rumah makan yang seperti ada di sini yang menyajikan berbagai macam masakan padang.

Reno menjelaskan, di daerah Sumatera Barat mereka menjual yang spesifik dari masakan padang yang ada di Jakarta. Rumah makan yang di Jakarta dan daerah-daerah selain Sumatera Barat hanya menyajikan makanan standard masakan Padang.

KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI Selain rendang, beberapa varian menu yang jadi favorit pengunjung olahan ayam seperti ayam pop, ayam goreng, ayam bakar, ayam gulai, juga ayam rendang.

Seperti contohnya beberapa rumah makan di Sumatera Barat yang memiliki spesifikasi berikut ini: Mencari spesialis gulai, Anda bisa menuju ke daerah Bungus. Namun apabila tidak sempat ke daerah sana, Anda bisa mencoba restoran Lamun Ombak yang menjual spesialis gulai.

Mau mencoba ayam goreng? Anda bisa pergi ke restoran Pagi-Sore yang ada di daerah Pecinan. Lain lagi apabila mau mencoba Dendeng Baracik, Anda bisa ke daerah Solok.

"Karena daerah yang ada di Sumatera Barat jauh-jauh ya, jadi mereka punya macam spesifik dan gaya masing-masing," tutur Reno.

Untuk menunya sendiri, tidak terlalu banyak perbedaan yang bisa kita jumpai. Seperti gulai nangka yang biasanya di Jawa digunakan sebagai sayuran pelengkap, di Sumatera Barat bisa dijadikan lauk. Gulai Cubadak atau yang sering kita sebut gulai nangka memiliki beragam potongan dari mulai besar sampai kecil yang beragam fungsinya juga.

"Kalau di Sumatera Barat biasanya gulai ikan menggunakan ikan gambolo," ujar Nusyirwan, Antropolog dari Universitas Andalas.

KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI Ikan bawal bakar juga jadi salah satu menu favorit di RM Sepakat. Rumah makan ini merupakan salah satu restoran Padang tertua di Jakarta, buka sejak 1969.
Ikan gambolo merupakan ikan khas dari Sumatera Barat. Menurut Nusyirwan, memang jarang sekali rumah makan Padang di daerah Jakarta dan Jawa yang menjual ikan tersebut. Ikan yang sepanjang jari telunjuk itu memang cukup sulit ditemukan di daerah lain selain di daerah Sumatera Barat dan sekitarnya.

Apabila di daerah selain Sumatera Barat menggunakan ikan gurame atau kakap merah sebagai gulai ikan, Reno menyebutkan itu adalah keragaman. Keragaman masakan padang terbentuk dari kemampuan dari setiap daerah yang berbeda-beda. Akhirnya masakan padang diperkaya oleh daerah-daerah lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com