Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika di Paris Ada "Gembok Cinta", di Bengkulu Ada "Sandal Cinta"

Kompas.com - 01/08/2016, 21:38 WIB
Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - Belakangan ini ada tren selfie berlatar ratusan sandal kusam dan bekas di Obyek Wisata Pantai Tapak Paderi, Kota Bengkulu. Pantai Tapak Paderi, sesungguhnya tempat wisata favorit di Kota Bengkulu, jaraknya tak jauh dari Benteng Marlborough.

Ratusan sandal kusam disusun berjejer dengan dinding yang terbuat dari bambu. Ratusan sandal kusam itu berjarak sekitar 200 meter dari bibir pantai. Terdapat pula Kantin Jodoh di dekat itu. Tak tahu secara pasti kenapa kantin itu dinamakan Kantin Jodoh.

Aris salah seorang nelayan Kelurahan Pondok Besi, Kota Bengkulu, mengatakan ide membuat sandal pondok jodoh ini berasal dari keprihatinannya akan banyaknya sampah di kawasan itu.

"Kebanyakan sampah adalah botol minuman plastik dan sandal-sandal bekas yang hanyut di pantai, kemudian kita kumpulkan dan gantung di tiang-tiang dari bambu yang kita buat," kata Aris.

Ternyata, menurut Aris, kehadiran "tembok bambu" sandal-sandal bekas itu mengundang perhatian para pengunjung pantai yang banyak mengabadikan momen di gantungan sandal tersebut.

Informasi yang cepat tersebar, lanjut Aris, tidak hanya membuat banyak orang mengunjungi gantungan sandal tersebut, tapi juga banyak pasangan yang datang menaruh sandal mereka di sana sebagai tanda ikatan cinta.

"Kita tidak pernah menyangka niat kita untuk membersihkan pantai dari sampah, mendapatkan perhatian dari banyak wisatawan dan menjadi tempat tujuan wisata di pantai ini," ungkapnya.

Selanjutnya Aris bersama nelayan Pondok Besi, akan terus mengumpulkan sampah-sampah yang ada di lokasi pantai untuk diolah menjadi benda yang bermanfaat.

"Kita ingin mengajak masyarakat sekitar untuk ikut serta dalam menjaga kebersihan pantai dan wisatawan merasa nyaman jika berkunjung ke sini," katanya.

Jika di Paris dan Korea ada gembok cinta, di Kota Bengkulu mungkin akan segera muncul sandal cinta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertemuan Asosiasi Pemda di Asia Pasifik Digelar Bersama Likupang Tourism Festival 2024

Pertemuan Asosiasi Pemda di Asia Pasifik Digelar Bersama Likupang Tourism Festival 2024

Travel Update
Desainer Indonesia Akan Pamer Kain dan Batik di Italia Bulan Depan

Desainer Indonesia Akan Pamer Kain dan Batik di Italia Bulan Depan

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Pasar Antik Cikapundung, Siapkan Uang Tunai

4 Tips Berkunjung ke Pasar Antik Cikapundung, Siapkan Uang Tunai

Jalan Jalan
Pasar Antik Cikapundung, Tempat Pencinta Barang Lawas di Bandung

Pasar Antik Cikapundung, Tempat Pencinta Barang Lawas di Bandung

Jalan Jalan
KONI Dorong Kota Malang Menjadi Destinasi Sport Tourism

KONI Dorong Kota Malang Menjadi Destinasi Sport Tourism

Travel Update
Koryu Space Japan Foundation: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk

Koryu Space Japan Foundation: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk

Travel Tips
Koryu Space Japan Foundation, Working Space Gratis di Jakarta

Koryu Space Japan Foundation, Working Space Gratis di Jakarta

Travel Update
 Legaran Svarnadvipa di Tanah Datar Sumbar, Pertunjukkan Seni untuk Korban Bencana

Legaran Svarnadvipa di Tanah Datar Sumbar, Pertunjukkan Seni untuk Korban Bencana

Travel Update
Pengalaman ke Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, Menyejukkan Mata

Pengalaman ke Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, Menyejukkan Mata

Jalan Jalan
Taman Sejarah Bandung: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Taman Sejarah Bandung: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Antik Cikapundung di Bandung Naik DAMRI dan Angkot

Cara ke Pasar Antik Cikapundung di Bandung Naik DAMRI dan Angkot

Travel Tips
Larangan 'Study Tour' Disebut Tak Berdampak pada Pariwisata Dieng

Larangan "Study Tour" Disebut Tak Berdampak pada Pariwisata Dieng

Travel Update
Daftar Tanggal Merah dan Cuti Bersama Juni 2024, Bisa Libur 4 Hari

Daftar Tanggal Merah dan Cuti Bersama Juni 2024, Bisa Libur 4 Hari

Travel Update
Ada Anggapan Bali Dijajah Turis Asing, Menparekraf Tidak Setuju

Ada Anggapan Bali Dijajah Turis Asing, Menparekraf Tidak Setuju

Travel Update
Ada Kecelakaan Bus 'Study Tour' Lagi, Sandiaga: Akan Ada Sanksi Tegas

Ada Kecelakaan Bus "Study Tour" Lagi, Sandiaga: Akan Ada Sanksi Tegas

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com