Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk, Menikmati Keasrian Kampung Bambu Klatakan Borobudur...

Kompas.com - 05/09/2016, 07:22 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Dunia mengakui jika Candi Borobudur memiliki keindahan yang luar biasa dari segi artsitekturnya. Maka tak heran jika jutaan wisatawan membanjiri candi yang dibangun sekitar tahun 800 masehi itu setiap tahun.

Namun tidak banyak dari wisatawan yang mengetahui bahwa sejatinya alam sekitar Candi Borobudur juga memiliki keindahan yang patut dikunjungi. Kampung Bambu Klatakan di Dusun Bojong, Desa Wringinputih, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, adalah salah satunya.

Kampung yang berjarak sekitar lima kilometer dari Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) itu menawarkan kesejukan hutan bambu yang masih alami. Akses menuju kampung ini tidak lah sulit. Wisatawan bisa menggunakan mobil, sepeda motor, atau bisa juga dengan delman.

Namun untuk mencapai ke lokasi hutan bambu wisatawan bisa berjalan kaki melewati jalan setapak perkampungan Bojong dan perkebunan warga. Tiba lah di hutan bambu seluas 20 hektar yang rimbun dan sejuk.

Kawasan tersebut sudah ditata sedemikian rupa oleh warga sehingga terlihat bersih namun tetap terjaga keasliannya. Kursi-kursi bambu di beberapa sudut tersedia untuk beristirahat wisatawan.

KOMPAS.COM/IKA FITRIANA Wisatawan sedang ber-swa foto di sudut Kampung Bambu Klatakan, Borobudur, Jawa Tengah, Minggu (4/9/2016).
Di beberapa sudut terlihat sekelompok anak muda yang asyik swa foto (selfie) dengan latar rerimbunan pohon bambu nan hijau. Suasana semakin hangat dengan adanya para penjaja makanan tradisional yang khas bahkan makanan yang tidak ditemukan di tempat lain.

Sebut saja nasi jagung kluban (urap sayur), bubur sayur, jenang, lemper, singkong bumbu ingkung hingga minuman badeg (nira kelapa).

Suprih Prasetyo, Kepala Desa Wringinputih, mengatakan bahwa Kampung Bambu Klatakan ini merupakan salah satu destinasi wisata baru yang diinisiasi oleh warga dan didukung oleh PT. TWCB.

Lokasi ini sengaja memanfaatkan lahan hutan bambu milik warga yang sebelumnya biasa-biasa saja.

"Sebelumnya hanya hutan bambu biasa saja, warga hanya menebang bambu di sini untuk keperluan bangun rumah, pagar, atau lainnya. Tapi kemudian kami perbaiki, bersihkan, tata, sehingga jadi tempat yang bisa menarik wisatawan," kata Suprih, di sela peresmian Kampung Bambu Klatakan, Bojong, Minggu (4/9/2016).

KOMPAS.COM/IKA FITRIANA Warga menjual makanan tradisional di Kampung Bambu Klatakan, Borobudur, Jawa Tengah, Minggu (4/9/2016).
Suprih menyebutkan, selain bisa menikmati keindahan hutan bambu, di kampung ini wisatawan juga bisa menikmati matahari terbenam (sunset), menyaksikan tempuran (pertemuan) tiga sungai Tangsi, Progo, dan Gending, ada rumah pohon serta hamparan lahan bisa di lalui dengan mobil offroad.

"Meski baru diresmikan tapi sudah banyak wisatawan yang datang kemari. Warga juga bersemangat membangun obyek wisata ini, karena harapan ke depan bisa menyokong perekonomian warga," kata dia.

Wisata Edukasi dan Konservasi Pohon Bambu

Menurut Suprih, setiap wisatawan yang datang akan diminta untuk ikut menaman satu pohon bambu. Hal ini untuk mendukung pelestarian pohon bambu yang semakin minim setiap tahun.

Pujo Suwarno, Sekretaris Perusahaan PT. TWCB, mengemukakan bahwa Kampung Bambu Klatakan merupakan salah satu obyek wisata di luar Candi Borobudur yang berbasis alam, edukasi sekaligus konservasi pohon bambu.

"Jadi wisatawan tidak sekadar berwisata akan tetapi juga belajar banyak hal tentang alam, seni, budaya, serta konservasi bambu," katanya.

KOMPAS.COM/IKA FITRIANA Wisatawan menikmati minuman tradisional badeg atau nira kepala di Kampung Bambu Klatakan, Borobudur, Jawa Tengah, Minggu (4/9/2016).
Pujo menjelaskan, ada lebih dari 10 jenis bambu yang ada di Kampung Bambu Klatakan. Hutan bambu yang belakangan semakin tergusur dengan pemukiman ini merupakan daerah resapan air yang baik.

Pujo melanjutkan bahwa kampung ini menjadi salah satu dari 20 desa yang diproyeksikan menjadi desa pendukung obyek wisata Candi Borobudur. Target ke depan desa-desa tersebut menjadi magnet untuk meningkatkan angka kunjungan dan lama tinggal wisatawan di Borobudur.

"Jadi wisatawan tidak menumpuk di Candi Borobudur saja, mereka bisa menikmati desa-desa wisata sekitarnya dan diharapkan tinggal lebih lama di sini. Kami akan bangun balai ekonomi dan homestay-homestay untuk mendukung hal itu," kata Pujo Suwarno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering Sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering Sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Travel Update
7 Hotel Dekat Stasiun Gambir, Mulai Rp 125.000

7 Hotel Dekat Stasiun Gambir, Mulai Rp 125.000

Travel Update
Wisata ke Arab Saudi Kini Bisa Pakai Visa Umrah

Wisata ke Arab Saudi Kini Bisa Pakai Visa Umrah

Travel Update
Promo Pameran Saudi Tourism Authority, Diskon Umrah hingga Rp 3 Juta

Promo Pameran Saudi Tourism Authority, Diskon Umrah hingga Rp 3 Juta

Travel Update
Wisatawan Nekat Kunjungi Tangga Haiku di Hawaii meski Sudah Ditutup

Wisatawan Nekat Kunjungi Tangga Haiku di Hawaii meski Sudah Ditutup

Travel Update
P'Narach Food and View, Resto dengan Konsep Unik di Kabupaten Semarang

P'Narach Food and View, Resto dengan Konsep Unik di Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
Bandara di Jepang Ini Tidak Pernah Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun

Bandara di Jepang Ini Tidak Pernah Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun

Travel Update
Air Terjun Dolo: Pesona Alam Lereng Gunung Wilis di Kabupaten Kediri

Air Terjun Dolo: Pesona Alam Lereng Gunung Wilis di Kabupaten Kediri

Jalan Jalan
5 Tempat Wisata Dekat Simpang Lima Semarang, Bukan Cuma Lawang Sewu

5 Tempat Wisata Dekat Simpang Lima Semarang, Bukan Cuma Lawang Sewu

Jalan Jalan
25 Hotel Terbaik di Dunia 2024 Versi TripAdvisor, Ada dari Indonesia

25 Hotel Terbaik di Dunia 2024 Versi TripAdvisor, Ada dari Indonesia

Hotel Story
Barang yang Paling Sering Ditinggal Wisatawan di Bandara, Apa Saja?

Barang yang Paling Sering Ditinggal Wisatawan di Bandara, Apa Saja?

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com