KOMPAS.com – Banyaknya barang yang dibawa dalam business trip tak selalu memastikan kesuksesan. Kuncinya justru pada ketepatan perlengkapan yang dibawa.
Toni, bukan nama sebenarnya, merasakan betul ketidaknyaman salah mempersiapkan perlengkapan perjalanan bisnis.
Senin pagi itu, manajer pemasaran sebuah perusahaan multinational itu harus bergegas ke bandar udara (bandara) untuk perjalanan bisnis ke Bali dan berlanjut ke Singapura.
Malam sebelumnya, Toni memasukkan segudang barang bawaan karena tak punya cukup waktu untuk memilah. Acara keluarga pada akhir pekan terlanjur menyita waktunya.
Penyesalan sudah langsung datang selama perjalanan Toni ke bandara. Kebanyakan barang bawaan sudah merepotkan, berat pula.
Akhirnya, Toni membongkar ulang barang bawaannya. Dia pun meminta sang istri menyusul ke bandara untuk mengambil barang yang tak jadi dia bawa.
"Harusnya lebih selektif," gerutu Toni kepada dirinya sendiri selama membongkar barang bawaan.
Ingat, bukan piknik
Pelajaran dari pengalaman Toni, business trip bukanlah piknik. Karenanya, pemilihan barang harus secermat mungkin.
Pastikan saja semua barang yang dibawa memang tepat guna dan mendukung keperluan bisnis.
Baju, misalnya, cukup disesuaikan dengan jumlah hari perjalanan. Tambahkan satu setel pakaian sebagai cadangan.
Pakaian formal seperti jas atau blazer yang dibawa sebaiknya berwarna dasar, seperti hitam atau cokelat. Demikian pula untuk bawahan.
Agar penampilan tak monoton, beberapa pillihan kemeja atau blouse dengan warna berbeda bisa menjadi solusi. Tambahkan saja aksesori yang tepat, mulai dari dasi dan jepitannya untuk pria, atau bros untuk perempuan.
Setelah urusan penampilan, bawaan terpenting dari sebuah perjalanan bisnis adalah perlengkapan kerja yang tepat. Laptop, misalnya.
Bagi Anda yang sering melakukan perjalanan bisnis, pastikan laptop Anda bukan malah menjadi tambahan beban. Jangan sampai laptop Anda bukan cuma berat, tapi malah lemot pula.
Sebaiknya, pilih laptop dengan prosesor terbaru untuk kebutuhan mobilitas tinggi. Prosesor Intel Core i, misalnya. (Baca : Awas... Menata Laptop Terlalu Lama Bisa Merusak Mata )
Soal bobot, usahakan berat di kisaran satu kilogram. Biasanya, laptop dengan bobot seringan itu akan berdesain tipis. Pastikan saja "dalaman" mesinnya tetap mumpuni.
Satu hal yang harus dipastikan pula saat memilih laptop untuk perjalanan bisnis adalah kapasitas baterai. Meski berdesain tipis dan berbobot ringan, baterai tetap harus tahan lama.
Bayangkan kecanggungan yang harus dihadapi, bila perjalanan dan pertemuan bisnis kerap terjadi kerepotan mencari "colokan" atau charger lantaran laptop lowbatt.
Acer Aspire S 13 dibekali pula dengan baterai berkapasitas 4.030 mAh. Daya tahannya sampai 13 jam.
Acer Switch Alpha 12 juga menambahkan teknologi pendingin Acer liquid loop, yang memastikan tak ada cerita "kepanasan" saat peranti dipakai lama. Karenanya, Switch Alpha 12 bekerja dalam hening tanpa dengungan kipas pendingin.
Kedua laptop teranyar besutan Acer ini juga sudah menyematkan teknologi BluelightShield. Ini adalah teknologi yang membantu mata tak cepat lelah atau jadi kering saat lama menatap layarnya.
Jadi, tak perlu business trip kebanyakan bawaan lagi, bukan?