Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semalaman "Mencari Angin" di Ho Chi Minh City

Kompas.com - 14/09/2016, 15:07 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

HO CHI MINH CITY, KOMPAS.com - Agak terkejut begitu melihat Ho Chi Minh City. Kota terbesar di Vietnam itu terbilang modern. Awalnya, saya kira Ho Chi Minh tak lebih baik dari Jakarta. Ekonominya tertinggal, penduduknya miskin, jarang gedung bertingkat dan didominasi bangunan bersejarah bekas perang dunia.

Apalagi, Vietnam menganut sistem komunisme yang notabene tertutup dan kaku. Persepsi ini juga diamini Sigit Febriyanto (25), penari asal Bandung, Jawa Barat yang juga diundang Kementerian Pariwisata untuk tampil dalam acara International Travel Expo (ITE) Ho Chi Minh City (HCMC) 2016. 7-11 September 2016.

"Ya karena negara komunis, saya kira kotanya seperti kota kuno. Kotanya juga saya kira masih jauhlah ya dengan kita di Indonesia," ujar Sigit kepada KompasTravel.

Namun sejauh mata memandang kota yang terletak di Vietnam selatan itu, hanya dua hal yang kami rasakan. Keterbukaan dan kemajuan.

Cari Angin di Ben Tanh Market

Tanggal 10 September 2016 merupakan malam terakhir kami di Ho Chi Minh City. Saya pun memanfaatkannya untuk sekadar mencari angin. Satu jam sebelumnya, Ho Chi Minh City diguyur hujan sedang sehingga cuaca sangat nyaman untuk beraktivitas di luar ruangan.

Saya menuju Ben Tanh, pasar yang menjajakan beragam pernak-pernik khas Vietnam. Dari Hotel Continental Saigon di Distrik I, tempat menginap, saya menyeberang Dong Khoi Street ke arah pusat kota.

KOMPAS.COM/FABIAN JANUARIUS KUWADO Salah satu aktivitas jual beli oleh pedagang di Ben Tanh Market, Ho Chi Minh City, Vietnam
Di sekelilingnya, berdiri kokoh gedung-gedung mewah bertingkat. Sebagian gedung bergaya kolonial. Vietnam memang pernah dijajah Perancis. Persis di depan hotel, berdiri Opera House megah menghadap jalan.

Di sekitar gedung itu, tampak sejumlah pusat perbelanjaan kelas atas, kafe dan restoran. Di antaranya, tampak berlogo Starbucks, Coffe Bene dan Circle-K. Di sela itu, terdapat pula kelab malam dengan kerlap kerlip lampu dan dentuman musik yang ingar bingar hingga ke jalan-jalan.

Trotoar selebar sekitar dua meter di sepanjang jalan itu cukup dipadati banyak orang berlalu lalang. Mulai dari berwajah lokal, Eropa dan Amerika hingga Afrika. Suasana itu masih melekat mata ketika langkah kaki saya sampai di area Nguyen Hue, pusat kota.

Patung Ho Chi Minh atau Nguyen Tat Thanh berdiri gagah di tengah selasar taman kota menghadap ke Sungai Mekong. Ia adalah tokoh pemimpin gerakan komunis sekaligus mantan presiden Republik Demokrasi Vietnam.

Area patung tokoh komunis Vietnam ini juga dikepung pusat-pusat perbelanjaan. Di sebelah timur patung, berdiri pusat perbelanjaan Plaza Vincom. Di sisi barat patung, berdiri mewah Hotel Rex.

KOMPAS.COM/FABIAN JANUARIUS KUWADO Lanskap pusat kota Ho Chi Minh pada malam hari. Di tengah taman, terdapat patung Ho Chi Minh yang dikelilingi bangunan mewah bertingkat. Ho Chi Minh adalah tokoh pemimpin gerakan Komunis sekaligus mantan Presiden Vietnam.
Lantai dasarnya terhampar toko aksesoris kelas atas, salah satunya Chanel, Bally, DC, Tag Hauer dan Louis Vuitton. Hanya di belakang patung yang bukan pusat perbelanjaan. Gedung itu adalah People Committee Hall.

Ratusan orang menikmati malam di area itu, baik hanya dengan berkumpul dan bersenda gurau hingga berfoto bersama. Sayang, meski tata kotanya cukup rapi, namun masih ada titik-titik yang dikotori sampah.

Di tepi area taman, terdapat beberapa pedagang makanan pinggir jalan. Ada yang menjual mi pho, bakso dan sosis goreng serta jagung dicampur susu dan keju. Harga camilan itu bervariasi, mulai dari 5.000 hingga 15.000 Dong. Mereka menggunakan gerobak sepeda dan motor agar dapat berkeliling area itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com