Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi di Berau, Menurunkan Perahu Kepala Naga ke Sungai Segah

Kompas.com - 19/09/2016, 08:05 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

Begitu pula bila ada masyarakat yang selesai membuat perahu. Ketika perahu hendak diturunkan ke sungai, para tetangga diundang dan kerabat diajak makan bersama lalu dilanjutkan dengan mendorong perahu beramai-ramai sampai ke sungai.

Baturunan bisa pula diartikan sebagai silaturahmi, pertemanan, persahabatan, keamanan, kekerabatan, kerja sama, kekompakan, satu tujuan, menggalang persatuan dan kesatuan masyarakat Berau.

“Kita harus menghidupkan terus semangat kebersamaan," kata Ibrahim.

“Semangat gotong royong anak-anak muda kita ini sudah luntur. Mereka lebih memilih menyendiri dengan hape (gadget). Harus dihidupkan,” sambung Ibrahim.

Siangnya, prosesi Baturunan dilanjutkan dengan lomba mendayung perahu panjang yang diikuti warga dari kampung-kampung dari berbagai kecamatan.

Ifransyah mengatakan, masyarakat nelayan yang banyak di Berau diyakini ikut dengan kapal-kapal mereka sendiri.

"Nelayan dari kampung-kampung datang. Kami tidak akan kalah dengan mereka, karena kami mencari yang berbadan kuat dan terbiasa kerja keras. Jadi ada yang kerjanya tukang batu dan buruh ikut sama kami," kata Ifransyah.

Kalender Wisata

Bupati Berau, H Muharram menginginkan tradisi Baturunan menjadi salah satu andalan Berau menarik wisatawan. Meski sudah berlangsung secara resmi untuk yang ke sekian kali, ia menginginkan tradisi ini terus bertahan. “Harus terus dipromosikan, sekaligus biar terus lestari budaya daerah kita,” kata Muharram.

Oleh karena itu, lanjut Muharram, pemerintah perlu memasukkan tradisi ini dalam kalender pariwisata Berau agar menjadi acuan wisatawan bahwa gelaran serupa akan terus berlangsung di Berau. "Jadi kesannya ada terus setiap waktu, setiap tahun," katanya.

Bupati Berau berniat menggandeng semua suku yang ada di Berau, termasuk Dayak, Bajau, hingga semua warga Banua untuk mendukung program ini. "Kita akan mengemas lebih bagus. Kalau perlu H minus tujuh hingga H plus tujuh. Biar hotel kita bisa penuh terus," kata Muharram.

Kutai Kartanegara dinilai Muharram, merupakan daerah yang berhasil mengelola potensi budaya daerahnya untuk mendatangkan wisatawan mancanegara.

"Berau dengan kekayaan yang tidak kalah banyaknya seharusnya juga bisa mewujudkan keberhasilan serupa Kukar. Kita bisa seperti Kukar. Orang Eropa saja bisa datang ke sana," tambah Muharram.

*****

KompasTravel kembali menghadirkan kuis "Take Me Anywhere 2". Pemenang akan mendapatkan kesempatan liburan gratis yang seru ke Yogyakarta selama tiga hari dua malam.

Hadiah sudah termasuk tiket pesawat, transportasi lokal, hotel, konsumsi, dan beragam aktivitas seru selama di Yogyakarta. Juga raih kesempatan memenangkan hadiah smartphone. Klik link berikut: Mau Liburan Gratis di Yogyakarta? Ikuti Kuis "Take Me Anywhere 2"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com