SAJINGAN, KOMPAS.com - Perhelatan Festival Wonderful Indonesia (FWI) yang digelar Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di Aruk, Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat sukses mendulang angka fantastis kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dari negara Malaysia.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Imigrasi, tercatat sedikitnya sebanyak 3.332 wisman yang datang melalui pintu Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk dalam dua hari berturut-turut.
Pada hari pertama, Sabtu (17/9/2016), tercatat sebanyak 1.105 wisman yang datang, termasuk rombongan ratusan pengendara motor gede (moge) yang dipimpin langsung oleh Timbalan Ketua Menteri Sarawak Datuk Amar Abang Zohari bin Tun Abang Haji Openg atau yang lebih dikenal dengan sebutan Abang Jo.
Rangkaian festival hari pertama menyuguhkan penampilan lomba tarian tradisional yang diikuti 18 kelompok, pertandingan sepak bola jalanan yang diikuti sebanyak 23 tim yaitu 13 tim dari Indonesia, serta 10 tim dari Malaysia, lomba melukis perisai dan diakhiri dengan penampilan artis dangdut Viola Arsa.
Kepala Bidang Festival Asisten Deputi Pemasaran Asia Tenggara Kemenpar, Eddy Susilo mengatakan wilayah perbatasan adalah pasar potensial untuk terus dikembangkan antara lain dengan menggelar FWI secara reguler dan lebih menarik, yang sekaligus memperkenalkan budaya lokal yang berpotensi dikenal secara internasional.
"Misi penyelenggaraan acara ini adalah dalam rangka pencapaian target kunjungan 12 juta wisman pada tahun 2016, serta promosi Wonderful Indonesia ditingkat internasional, khususnya upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dari Malaysia," kata Eddy, Minggu (18/9/2016).
Dari sebanyak 19 pintu masuk wisatawan ke Indonesia, border Aruk yang berbatasan darat dengan Sarawak dapat menjadi salah satu penyumbang besar masuknya wisman. Festival yang dihelat dengan mengusung konsep cross-border tourism ini pun tak terlepas dari hubungan kekerabatan masyarakat yang tinggal di sepanjang perbatasan.
Upaya promosi dan persiapan serta komitmen panitia penyelenggara dalam menyukseskan festival dengan mendatangkan sebanyak mungkin wisatawan ini pun layak diapresiasi. Promosi yang dilakukan tak hanya di kalangan masyarakat di Kabupaten Sambas saja, tetapi juga promosi di Sarawak hingga Brunai Darussalam melalui media massa dan penyiaran setempat.
Peran Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching juga sangat berpengaruh dalam meningkatkan kunjungan wisman asal Malaysia untuk berkunjung di perbatasan.
Konsul Jenderal KJRI Kuching, Jahar Gultom mengatakan kerja keras panitia dalam rangka menyukseskan kegiatan ini melalui koordinasi yang intensif dengan pihak konsulat berbuah manis dengan jumlah kunjungan yang fantastis.
Jahar menambahkan, penyelenggaraan ini pun tak hanya sekadar untuk tujuan wisata, tetapi lebih kepada semakin mendekatkan hubungan antar-negara ke level yang lebih tinggi. Karena, kegiatan ini telah menciptakan adanya saling kepercayaan khususnya antara masyarakat di perbatasan.
"Dengan adanya kegiatan ini kita juga berharap adanya pemahaman baru tentang pentingnya hubungan yang baik antara Indonesia-Malaysia di perbatasan ini," ujarnya.
Penyelenggaraan FWI di Aruk kali ini, bisa dikatakan perhelatan yang paling sukses dibandingkan dengan beberapa penyelenggaraan serupa sebelumnya.
Selama dua hari penyelenggaraan festival, ribuan masyarakat memadati halaman panggung utama untuk menyaksikan rangkaian acara demi acara. Areal parkir kendaraan juga dipenuhi kendaraan roda empat dengan plat nomor dari Malaysia.
Dampak ekonomi juga dirasakan masyarakat yang berjualan aneka produk kuliner dan kerajinan di stand pameran yang disediakan panitia ketiban rezeki dari pengunjung yang berbelanja.
Jika diasumsikan dari jumlah kunjungan 3.332 wisman tersebut rata-rata membelanjakan uangnya RM 100 (sekitar Rp 300.000) per orang, maka diasumsikan perputaran transaksi dalam dua hari penyelenggaraan tersebut mencapai angka Rp 999,6 juta atau hampir mendekati angka Rp 1 miliar.
Angka tersebut belum ditambah dengan wisatawan lokal atau masyarakat dari Kabupaten Sambas yang membelanjakan uang mereka selama acara berlangsung.
Karena wilayah perbatasan merupakan ranah kewenangan pemerintah pusat, orang nomor satu di Sambas ini pun berharap percepatan pembangunan terutama di bidang infrastruktur menjadi perhatian pemerintah pusat.
"Dengan kegiatan ini juga diharapkan adanya terjalin kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Sambas dengan pihak pemerintah Sarawak, terutama untuk membangkitkan perekonomian yang bisa berdampak langsung manfaatnya dirasakan oleh masyarakat," ujar Atbah.
Secara umum, wilayah perbatasan di Kabupaten Sambas memiliki daya tarik tersendiri dalam menarik kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara.
Hamparan pantai di Kecamatan Paloh yang memiliki garis pantai peneluran penyu terpanjang di Indonesia sepanjang lebih dari 62 kilometer, hingga daerah perbukitan di kecamatan lainnya menyimpan segudang tempat menarik untuk dikunjungi, seperti air terjun dan biodiversiti hutan yang masih alami. Belum lagi kain tenun khas dari Sambas yang sudah terkenal di negeri seberang.
Sehingga, dengan adanya potensi peluang minat dan kunjungan wisatawan khususnya wisatawan mancanegara, secara tidak langsung bisa berdampak pada pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.