Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terlena dalam Pelukan Embun Coban Pelangi

Kompas.com - 16/10/2016, 10:12 WIB

”Biasanya coban ini menjadi salah satu dari paket wisata yang ditawarkan pengelola jip. Makanya, tempat ini ramai dikunjungi wisatawan mulai pukul enam pagi setelah mereka selesai melihat matahari terbit di Bromo,” kata Sateman, suami Harini, yang menjadi penjaga toilet di kawasan wisata tersebut.

Harini dan Sateman biasanya akan pulang saat matahari mulai condong ke barat sekitar pukul 16.00.

Katari, petugas pengelola Coban Pelangi dari Perhutani, mengatakan, pada hari biasa jumlah pengunjung di Coban Pelangi 40-50 orang. Saat hari libur atau akhir pekan bisa mencapai 150 orang.

”Jumlah ini tak sebanyak tahun 2014 sebelum ditemukan coban-coban lainnya. Di sepanjang Tumpang-Poncokusumo saja ada 60 coban. Belum di tempat lain. Makanya, jumlah wisatawan mulai terpecah,” kata Katari.

Ah, mungkin memang baiknya tempat ini tidak dijejali wisatawan, hingga membuat tidak nyaman. Biarkan embun Coban Pelangi dengan bebas memeluk siapa saja yang datang. Jangan halangi pelukan lembut sang embun, dengan jejalan orang-orang berdesakan. (Dahlia Irawati)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 14 Oktober 2016, di halaman 23 dengan judul "Terlena dalam Pelukan Embun Coban Pelangi".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com