Seiring waktu, peminat mangut beong terus meningkat. Murni semakin kerepotan menghadapi banyaknya pembeli. Dia lalu meminta Istiqomah yang awalnya bekerja di pabrik ikut membantunya.
Kini, setiap hari, Murni mesti menyediakan 70-80 kg beong sebagai bahan baku. Pada libur Lebaran, permintaan juga semakin melejit hingga mencapai 1 kuintal beong per hari! Mereka memiliki para pemasok yang setiap hari rutin mencari ikan beong ke sungai-sungai.
Kebanyakan penikmat beong di warung ini para wisatawan yang selesai berjalan-jalan di kompleks Candi Borobudur, Punthuk Setumbu, atau Bukit Rhema. Bahkan sudah mulai banyak wisatawan asing, antara lain dari Thailand dan Singapura, yang ketagihan citarasa pedas mangut beong.
Jangan khawatir, harga mangut beong cukup bersahaja. Satu porsi dijual dari Rp 20.000-Rp 70.000 tergantung ukuran. Untuk harga termahal, Anda bisa mendapatkan ikan beong dengan panjang potongan ukuran kepala 15-20 cm.
Murni juga bisa menyediakan masakan untuk rombongan asal memesan jauh hari sebelumnya. Maklum, ketersediaan ikan beong tergantung musim. Saat tidak musim, sangat sulit mencarinya ke pasar bahkan ke pemancing tradisional sekali pun.
Jadi, jika Anda berkunjung ke Borobudur, jangan dulu buru-buru beranjak usai mengelilingi kawasan candi atau menikmati matahari terbit di Punthuk Setumbu.
Cicipi dulu mangut beong Kembanglimus. Dan bersiaplah untuk menikmati sensasi rasa pedes yang melipat-lipat lidah.... (Gregorius M Finesso/Regina Rukmorini)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 7 Agustus 2016, di halaman 31 dengan judul "Mangut Beong yang Melipat Lidah".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.