Bertambahnya wisatawan berkunjung Sambas tentu akan berdampak pada perekonomian daerah. Jika diasumsikan satu orang wisatawan yang datang dalam perhelatan FWI di Aruk membelanjakan uangnya rata-rata RM 100 (atau setara Rp 300.000), maka bisa diasumsikan perputaran uang dari 6.137 wisatawan dalam dua hari tersebut mencapai Rp 1.841.100.000 atau hampir menembus angka Rp 1,9 miliar.
Jumlah tersebut belum diasumsikan dengan pengunjung dari masyarakat lokal yang berdatangan dari beberapa kecamatan lainnya. Dukungan pemerintah kabupaten dalam rangkaian FWI ditunjukkan dengan kehadirian Bupati Sambas dan Wakil Bupati Sambas.
Secara resmi, rangkaian pembukaan FWI dibuka langsung oleh Bupati Sambas, Atbah Romin Suhaili, Sabtu (5/11/2016). Bupati Sambas menilai kegiatan yang diinisiasi oleh Kementerian Parisiwisata tersebut merupakan pemicu pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi pariswisata yang ada.
Bahkan, Atbah menggaungkan akan rutin mengadakan berbagai kegiatan untuk mendatangkan wisman di wilayah perbatasan.
“Berbagai kegiatan nantinya akan sering dilakukan di wilayah perbatasan ini dan kami siap untuk mendatangkan pengunjung dari luar negeri maupun nusantara, sehingga Aruk ini bisa selalu ramai,” ujar Atbah.
Apa yang disampaikan Bupati Sambas ini tentu harus mendapat dukungan berbagai pihak, terutama masyarakat di wilayah perbatasan dalam berkreativitas, sehingga wisatawan mendapatkan kesan yang baik.
Namun, ia juga berharap kepada masyarakat untuk tidak melakukan pungutan liar (pungli), sehingga bisa meninggalkan kesan yang negatif.
Peran Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching juga menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan rangkaian FWI di Aruk.
Secara khusus, KJRI Kuching gencar melakukan promosi kegiatan festival, mulai dari menyebarkan informasi kepada masyarakat melalui media setempat, hingga mengajak pihak pemerintahan Sarawak untuk turut menghadiri rangkaian kegiatan.
Pada kesempatan rangkaian pembukaan FWI, Konsul Jenderal KJRI Kuching, Jahar Gultom yang diwakili oleh Pelaksana Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya, Marisa Febriana Wardani menyampaikan bahwa KJRI selalu mendukung apa pun kegiatan yang bersifat positif, terlebih kegiatan yang mempromosikan pariwisata seperti kegiatan FWI.
Kegiatan FWI ini pun diharapkan bukan yang terakhir kalinya diselenggarakan di perbatasan. Harapannya, tentu ini menjadi agenda kegiatan rutin yang dilakukan di Aruk ini dengan terus menggali potensi wisata yang ada.
“Supaya komunikasi dan silaturahmi dengan negara tetangga melalui wisatawan terus terjalin," kata Marisa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.