Proses pengerjaan patung Yesus ini dimulai sejak tahun 2012 yang diawali dengan pembukaan jalan ke bukit.
(Baca juga: Berselancar di Gumuk Pasir Toraja, Sensasinya Beda)
"Panitia membuat sayembara di tahun 2013 untuk pengerjaan bangunan ini dan terbuka untuk umum. Lalu setelah ada pemenangnya, tahun 2014 mulai dibuat landasan patung, dan tahun 2015 patung selesai dibuat," kata Yustinus saat ditemui Kompas.com.
Ia mengatakan, patung Yesus ini dikerjakan oleh seniman asal Bantul, Yogyakarta yaitu Hardo Wardoyo Suarto. Patung itu dibawa dari Yogyakarta dalam bentuk lempengan lalu disusun di Buntu Burake.
Patung setinggi lebih dari 40 meter dari bagian kaki ini berada di ketinggian sekitar 1700 m dari permukaan laut. Yustinus mengklaim, tinggi patung ini saja sudah melebihi patung Yesus di Brasil.
Ia mengungkap, total dana yang dikeluarkan untuk patung itu mencapai Rp 22 miliar, dan pembuatan bangunan bawah sekitar Rp 5,8 miliar.
"Nantinya di tempat ini akan dibuat beberapa bangunan lagi, mulai dari teater, tempat doa, serta lift setinggi 300 meter dari bawah bukit. Dalam jangka panjang kami juga akan membuat jembatan kaca agar pengunjung bisa melihat ke lembah dan kereta gantung untuk menghubungkan gunung-gunung di sekitarnya," paparnya.
Pembuatan lift itu tentu kelak akan sangat membantu pengunjung yang fisiknya tidak kuat lagi menaiki ratusan anak tangga.
Meski baru akan diresmikan pada akhir tahun 2017, namun sejak dibuka untuk umum pada pertengahan tahun 2015 lalu, patung Yesus yang diklaim tertinggi di dunia ini tak pernah sepi pengunjung.
Harus diakui, walau mendaki bukit bukanlah hal yang mudah, tapi suasana yang tenang dan sejuk di pelataran patung bukan hanya menghilangkan penat, tapi juga memberikan rasa damai di hati.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan