Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Wisata Edelweis Tengah Disiapkan di Kawasan Gunung Bromo

Kompas.com - 01/02/2017, 16:05 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menggagas berdirinya Desa Wisata Edelweis untuk menambah variasi objek wisata yang ada di kawasan Gunung Bromo.

Harapannya, desa wisata tersebut bisa menarik minat wisatawan sehingga kunjungan ke kawasan Gunung Bromo terus meningkat.

"Nanti wisatawan bisa memetik edelweis juga," kata Kepala TNBTS John Kenedie di Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kabupaten Probolinggo, Selasa (31/1/2017).

Rencananya, Desa Wisata Edelweis akan dikelola secara swadaya oleh masyarakat Suku Tengger yang tinggal di kawasan penyanggah Gunung Bromo. Hingga saat ini, sudah ada empat desa yang diproyeksi menjadi desa wisata bunga abadi itu.

BACA JUGA: Terpikat Kehangatan Bromo-Tengger

Antara lain Desa Ngadisari Kabupaten Probolinggo, Wonokitri Kabupaten Pasuruan, Desa Ngadas Kabupaten Malang, dan Ranupani Kabupaten Lumajang. Selain bertujuan untuk meningkatkan destinasi wisata, Desa Wisata Edelweis juga sebagai wahana edukasi warga Suku Tengger dalam memberdayakan tanaman edelweis. Sifatnya yang tidak pernah layu membuat banyak wisatawan tertarik dengan bunga yang dianggap sebagai lambang cinta abadi itu.

Tidak hanya itu, edelweis juga dijadikan salah satu bunga yang wajib ada dalam setiap sesaji yang dipersembahkan oleh warga Suku Tengger dalam adat keagamaan. Biasanya, warga Suku Tengger menyebut edelweis dengan Tana Layu. Berasal dari bahasa sansekerta yang artinya tidak layu.

Padahal, edelweis merupakan tumbuhan dilindungi yang hanya bisa hidup di kawasan setinggi di atas 2.000 mdpl. Dengan adanya desa wisata itu, warga bisa memberdayakan sendiri tumbuhan edelweis sehingga tidak lagi memetik edelweis yang tumbuh di alam liar.

"Dengan ini nanti tidak ada yang mengambil edelweis dari dalam (hutan)," tegas John.

Penyuluh Kehutanan pada TNBTS, Birama Terang Radityo mengatakan, ada tiga jenis edelweis yang tumbuh di hutan TNBTS. Antara lain Anaphalis javanica, Anaphalis viscida dan Anaphalis longifolia.

Saat ini, Birama mengaku sudah menyiapkan bibit edelweis yang akan disebarkan ke empat desa yang jadi proyeksi Desa Wisata Edelweis.

"Sejak 2004 hingga 2019 sudah 900 bibit yang dikasih kepada masyarakat. Tahun ini disediakan 1.000 bibit," ungkapnya.

Sebenarnya, gagasan untuk membentuk Desa Wisata Edelweis sudah ada sejak tahun 2006. Itu adalah kali pertama dilakukan inventarisasi edelweis di TNBTS. Pada tahun 2007, dilakukan uji coba konservasi edelweis di luar kawasan konservasi TNBTS atau eksitu. Tapi uji coba itu gagal.

Hingga akhirnya pada tahun 2014 TNBTS mendeklarasikan diri sebagai Land of Edelweis menggantikan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Di tahun itu, petugas TNBTS sudah berhasil produksi bibit edelweis dari bijinya.

"Kalau sudah tahu, perawatannya gampang. Kan kalau di alam liar tumbuh sendiri. Tentu kalau ingin jadi desa wisata harus dirawat," ungkapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com