Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Jaja, 40 Tahun Berjualan Roti Guriyana

Kompas.com - 17/02/2017, 08:23 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

Sesekali tubuh renta Jaja mendorong gerobak roti bercat putih biru tersebut. Keseimbangan diperlukan, sebab gerobak roti Jaja jelas lebih besar dari tubuhnya.

Buat Jaja, roti adalah sumber hidupnya. Ia ingat betul harga roti tawar pertama ia jual. Harganya Rp 35. Sekarang ia menjual harga roti tawar Rp 10.000.

Menjadi tukang roti keliling tak membuat hidup Jaja berkelebihan. Dalam sehari Jaja mendapat penghasilan bersih Rp 75.000 sampai Rp 80.000.

Jaja membandingkan untung tersebut dengan kuli bangunan yang berpenghasilan tak tetap. Tak jarang ia sampai harus menombok dagangan tak laku. Namun begitu ia tetap menjalani pekerjaannya dengan ikhlas.

"Namanya rezeki sudah ada yang atur. Allah yang atur. Tak usah takut dengan saingan," tutur Jaja saat diminta tanggapannya soal gerai dan penjual roti keliling yang lebih modern.

Sampai akhir hayat, Jaja mengatakan akan terus setia pada profesinya menjadi penjual roti keliling.

"Alhamdulilah saya merasa cocok di sini (Roti Guriyana), saya menumpang hidup menjadi pedagang roti. Saya akan tetap jualan roti," ungkap Jaja.

Jaja tersipu malu menutupi giginya yang ompong, saat terakhir diminta untuk berpose bersama gerobaknya, rekan kerja Jaja yang setia menemaninya selama 40 tahun dan tahun-tahun yang akan datang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com