Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pecel Pitik Banyuwangi, dari Selamatan Naik Kelas ke Restoran

Kompas.com - 13/04/2017, 10:21 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Setiap tahun, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur selalu menggelar Festival Kuliner yang mengangkat makan tradisional Banyuwangi.

Jika sebelumnya makanan yang dikenalkan adalah rujak soto dan sego cawuk, tahun ini kabupaten yang berada di ujung timur Pulau Jawa mengangkat makanan yang sebelumnya hanya hadir saat selamatan desa di masyarakat Suku Using yaitu pecel pitik.

Pecel pitik menggunakan bahan utama ayam kampung yang masih muda. Setelah disembelih, ayam kampung dibersihkan lalu dipanggang secara utuh di perapian. Api harus dijaga agar daging ayam tidak gosong dan matang merata.

Membakar ayam secara tradisional memang membutuhkan waktu yang lama serta keahlian khusus.

(BACA: Banyuwangi Festival 2017, dari Pecel Pitik sampai Batik)

Sedangkan bumbu yang digunakan sangat sederhana yaitu kemiri, cabai rawit, terasi, daun jeruk, dan gula. Setelah dihaluskan, bumbu dicampur dengan parutan kelapa muda. Penyajiannya cukup menarik. Ayam yang telah dipanggang lantas disuwir menggunakan tangan.

Untuk memisahkan tulang juga harus menggunakan tangan dan dilarang menggunakan pisau. Setelah menjadi bagian kecil, ayam akan dicampur dengan parutan kelapa muda yang sudah dibumbui. Agar lebih nikmat juga bisa dicampur dengan sedikit air kelapa.

KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Peserta Festival Banyuwangi Kuliner, Rabu (12/4/2017).
"Saat memasak pecel pitik dilarang keras banyak bicara. Harus diam dan banyak berdoa. Kalau zaman dulu perempuan yang masak harus dalam keadan suci tidak boleh menstruasi," kata Bu Cip, warga Desa Kemiren yang sering menerima pesanan pecel pitik untuk selamatan.

(BACA: Icip-icip Sego Cawuk di Festival Kuliner Banyuwangi)

Pecel pitik di kalangan masyarakat Suku Using adalah akronim dari "diucel-ucel perkara hang apik," yang artinya kurang lebih dilumuri dengan bebagai perkara yang baik.

"Saat masak pecel pitik ada banyak doa baik untuk keluarga, untuk desa dan semuanya. Apalagi ini untuk selamatan," jelas Bu Cip.

Sementara itu pada Festival Banyuwangi Kuliner Pecel Pitik yang diadakan di Taman Blambangan, Rabu (12/4/2017), sebanyak 187 peserta menyajikan menu pecel pitik yang ditata apik di meja sajian.

(BACA: Rujak Soto, Kuliner Nyentrik Khas Banyuwangi)

Anik, salah satu peserta dari Kecamatan Glagah mengaku tidak tidur untuk menyiapkan sajian pecel pitik. "Kalau malam saya siapkan hiasan dan ukiran penyajiannya. Kalau masak ayamnya mulai subuh biar rasanya masih fresh. Makanan ini kan nggak tahan lama," katanya.

Untuk anggaran, Anik mengaku menghabiskan sekitar Rp 300.000.

KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Wisatawan Amerika sedang menikmati pecel pitik di Desa Wisata Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (31/8/2016).
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas kepada KompasTravel menjelaskan setiap tahun Kabupaten Banyuwangi menyajikan tema yang berbeda untuk mempromosikan khazanah kekayaan kuliner lokal Banyuwangi.

"Sebelumnya ada sego tempong, rujak soto dan sego cawuk. Semua makanan itu sudah sangat populer sekarang dan banyak yang cari. Nah semoga tahun ini pecel pitik juga semakin dikenal. Sekarang beberapa rumah makan dan restoran di Banyuwangi juga sudah menyediakan pecel pitik. Jadi nggak usah nunggu selamatan setahun sekali untuk makan pecel pitik," kata Anas.

Festival Banyuwangi Kuliner Pecel Pitik menghadirkan chef Juna yang melakukan demo masak dan mencontohkan penyajian pecel pitik yang lebih menarik.

"Saya sering dengar Banyuwangi. Warganya ramah, kulinernya unik-unik. Ada ciri khas pada kuliner Banyuwangi yang tak ditemui di tempat lain, seperti pada aspek perpaduan bumbu dan bahkan perpaduan jenis makanan. Rasanya enak. Tapi rasa enak tidak cukup, harus disajikan dengan menarik," kata Juna.

Chef Juna melakukan demo masak pecel pitik. Selain memanggang ayam, dia juga membuat bumbu rempahnya yang terdiri atas bawang merah 6 butir dan bawang putih 3 siung, lalu ditambah cabe rawit warna oranye dan tiga cabai merah.

KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Chef Juna memasak pecel pitik di Festival Banyuwangi Kuliner, Rabu (12/4/2017).
Menurut Juna, kuliner pecel pitik ini olahan yang berbeda dari masakan nusantara lainnya, khususnya yang menggunakan ayam.

"Olahan pecel pitik ini khasnya pada kelapanya. Biasanya ayam dimasak dengan bumbu, tapi di Banyuwangi dimasak dengan bumbu, kelapa, dan ditambah kacang, jadi triple, dan masaknya bareng. Hasilnya pecel pitik kaya rasa dan enak. Ini kuliner nusantara yang unik," tambah Juna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com